Tribun Jateng Hari Ini
Gaji Pekerja Swasta Habis untuk Pengeluaran Harian
Akbar menyebut gajinya saat ini Rp 3,4 juta, atau sebesar UMK Semarang mengalir begitu saja untuk memenuhi kebutuhan harian bersama istrinya.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: Vito
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Tekanan biaya hidup yang terus meningkat membuat pendapatan pekerja swasta di Kota Semarang kian sulit mengimbangi laju inflasi.
Kenaikan harga pangan, transportasi, dan kebutuhan rumah tangga mendorong porsi belanja semakin membengkak. Meski gaji mengalami peningkatan setiap tahun, harga bahan pokok pun melaju lebih cepat.
Akbar Surya, seorang karyawan swasta di Kota Semarang, membeberkan gajinya saat ini di level Rp 3,4 juta, atau sebesar upah minimum kota (UMK) Semarang.
Menurut dia, jumlah itu mengalir begitu saja untuk memenuhi kebutuhan harian bersama istrinya. "Semurah-murahnya, pengeluaran harian itu Rp 100 ribu," ujarnya, Senin (24/11).
Akbar menuturkan, pengeluaran Rp 100 ribu itu untuk kebutuhan primer berupa makan dan biaya transportasi. Belum lagi jika ada kebutuhan mendesak seperti motor mogok yang perlu perawatan, atau biaya pengobatan jika sakit.
Namun, pos pengeluaran terbesar pada makan dan transportasi. "Makan sudah tidak bisa dinego. Sekali makan kisaran Rp 20.000, bisa kurang atau lebih bergantung makan apa," katanya.
"Begitu pula biaya transportasi, karena aku pekerja lapangan tiap hari muter, biaya bensin tidak bisa dihindari. Bensin seminggu minimal Rp 50.000, kebetulan motorku tergolong irit," sambungnya.
Selain itu, Akbar menuturkan, kebutuhan paling berat yang harus ditanggung adalah cicilan rumah yang menghabiskan sekira tigaperempat gaji. "Ini juga pengeluaran yang rutin tiap bulan," ucapnya.
Agar kebutuhan keluarga terpenuhi, ia mengaku memiliki pekerjaan sampingan sebagai freelancer. Sementara, istrinya juga bekerja untuk turut menopang ekonomi rumah tangga.
"Uangku sebagian besar buat cicilan rumah dan kebutuhan sehari-hari. Kalau kurang, istriku yang back up. Kalau cukup, gaji istri baru bisa ditabung atau dipakai biaya tak terduga," bebernya.
Tak berbeda jauh, Deni Wicaksono, karyawan swasta di Semarang, juga mengalami hal yang sama. Gaji yang diterima setiap bulan sangat ngepas untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Ia menyebut, gaji yang diterima setiap bulan sebesar Rp 4 juta. Jumlah itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan istri dan dua anaknya yang saat ini masih balita dan SD. Solusinya, istrinya pun turut bekerja untuk membantu ekonomi keluarga.
"Nggak cukup kalau punya dua anak. Pengeluaran paling berat ya kebutuhan sehari-hari. Susu dan popok saja paling nggak Rp 1,5 juta. Belum lagi biaya daycare Rp 1 juta," jelasnya.
Selain itu, Deni mengungkapkan, kondisi harga bahan pokok yang terus merangkak naik juga membuat pengeluarannya ikut membengkak.
Ia berujar, hampir semua kebutuhan dapur kini terasa jauh lebih berat di kantong. Harga lauk pauk tak lagi seramah dulu, sementara kebutuhan harian tak bisa dihindari. "Lauk-pauk mahal. Ayam mahal, harga telur naik terus, beras juga mahal," tukasnya. (Eka Yulianti Fajlin)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20251124_ILUSTRASI-Foto-pedagang-pasar-tradisional.jpg)