Berita Solo
Di Bawah Ribuan Payung Berwarna, Kisah Persahabatan Antarbangsa Bersemi di Taman Balekambang Solo
Festival Payung Indonesia (FESPIN) di Taman Balekambang Solo, menjadi daya tarik warga dari luar kota.
Penulis: Ardianti WS | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM - Nazhwa (20) asal Wonogiri, Jawa Tengah merasa sangat kagum dengan acara Festival Payung Indonesia (FESPIN) di Taman Balekambang Solo.
Nazhwa sejak Minggu pagi sekitar pukul 07.00 WIB sudah berangkat bersama keluarga menuju Kota Solo.
Ia sudah tidak sabar menyaksikan acara FESPIN.
Baca juga: Festival Payung Indonesia 2024 di Solo: Tiket Murah, Ornamen Unik, dan Pertunjukan Seni Spektakuler
"Sudah senang banget, kan datangnya hari terakhir, hari pertam itu sudah ingin ke sini, cuma orangtua baru bisa hari ini," ujarnya.
Nazhwa merasa sangat bersyukur bisa datang ke Solo karena acara FESPIN merupakan acara tahunan.
"Tahun lalu nggak bisa ke sini, tahun ini bisa, akhirnya keinginanku terwujud," terangnya.
Nazhwa merasa acara FESPIN di luar ekspektasinya.
"Ini bagus banget, ku kira cuma festival payung biasa, ternyata banyak banget hiburan yang bisa dinikmati," ujarnya.
Nazhwa merasa sangat senang karena biaya masuk Taman Balekambang Solo sangat murah.
"Apalagi masuk sini murah, acara acara gratis dan bagus," katanya.
Nazhwa tak menyangka jika acara FESPIN dihadiri dari mancanegara.
"Tadi ternyata banyak banget performer dari mancanegera, dari Thailand,Vietnam, Malaysia dan Myanmar," terangnya.
Ia mengatakan acara ini bisa sebagai bentuk pengenalan budaya.
"Selain bisa berswafoto, aku banyak belajar juga tentang budaya negara lain, misal lukisan payung, tiap negara punya ciri khas masing-masing," katanya.
Sementara itu, Intan (19) asal Joglo, Kota Solo merasa acara FESPIn sangat seru lantarn bisa berinterkasi langsung dengan warga asli Thailand.
"Acaranya seru banget, ada booth-booth dari berbagai negara, tadi aku bisa berinteraksi langsung dengan orang Thailand," terangnya.
Intan mengaku tidak pernah menyesal datang ke acara FESPIN, pasalnya ia bisa melukis payung secara langsung.
"Tadi aku melukis payung dan bisa dibawa pulang untuk kenang-kenangan," tandasnya.
Diketahui, Festival Payung Indonesia (FESPIN) 2025 digelar pada 5-7 September 2025 di Taman Balekambang, Solo.
Festival Payung ini merupakan penyelenggaraan ke-12.
Tahun ini, FESPIN masuk Top Ten Event Terbaik Kharisma Event Nusantara (KEN) KEMENPAR RI.
Tema FESPIN ke-12 ini adalah 'Catra Panji' (Payung Panji).
Heru Mataya, selaku ketua pelaksana FESPIN menjelaskan Catra Panji merupakan derita asli Indonesia (non-India sentris) yang berkembang pada abad ke-12 Masehi.
Cerita Panji yang berisi nilai-nilai universal, percintaan, penyamaran, dan pengembaraan, mencapai kepopuleranannya di zaman Kerajaan Majapahit pada abad ke-13 M.
Heru Mataya menceritakan, di masa berikutnya, cerita Panji menyebar di nusantara, di Pulau Jawa, Bali, Lombok , Sulawesi, Bali, Sumatra, Kalimantan dan negara-negara Asia Tenggara: Thailand, Vietnam, Malaysia, Myanmar dan Kamboja.
Heru Mataya mengatakan Cerita Panji telah dinyatakan ole UNESCO sebagai Memory of the World (Ingatan Dunia) pada 31 Oktober 2017.
Ia mengatakan FESPIN tetap setia melestarikan payung tradisional Indonesia, serta mengeksplorasi tradisi payung Indonesia hingga batas terjauhnya dengan melibatkan partisipasi beragam masyarakat.
“Keunikan tema 'Catra Panji' yaitu masih banyak masyarakat Indonesia yang belum/tidak tahu bahwa Cerita Panji telah menjadi ingatan dunia,” terangnya.
Heru Mataya mengatakan dalam perspektif kultural, seharusnya membuat bangga bangsa Indonesia karena warisan budaya lokalnya telah mendunia, namun faktanya, masih sedikit masyarakat yang mengetahuinya.
Di masa lalu penyebaran Cerita Panji di nusantara dan kawasan negara-negara Asia Tenggara mampu menggerakkan orang untuk mengunjungi ke kawasan lain yang belum dikenal dan saling kunjung antarkawasan untuk saling kenal.Ini bisa disebut peristiwa pariwisata.
Heru Mataya mengatakan konten FESPIN 2025 meliputi Parade Payung Nusantara, Pasar Festival yang menampilkan potensi ekonomi kreatif masyarakat, yaitu Pameran Produk Craft & Fashion yang dikuti oleh beragam
UMKM dan dan komunitas, serta Selasar Solo Art Market (SAM) dengan produk-produk kreatifnya.
Heru menambahkn, seni Pertunjukan di acara FESPIN diikuti oleh 75 partisipan bagai daerah di Indonesia - Bogor, DKI, Jakarta, Bekasi, Bandar Lampung, Cilacap, Pacitan,
Labuan Bajo, Kutai Kertanegara, Padang, dan daerah-daerah lainnya, dan ada 35 fashion designer berpartisipasi pada Fashion Show.
Tak ketinggalan, penyanyi pop Fanny Soegi juga pentas meramaikan FESPIN. Selain itu FESPIN juga menghadirkan Pameran Payung Tradisi (Desa
Baca juga: Ribuan Payung Tradisi Ramaikan Festival Payung Indonesia di Balaikota Solo
Payung) dan Payung Kreasi serta Rupa Payung Mixed Media. Yang unik, perjalanan historis FESPIN
(2014-2025) akan ditampilkan pada Pameran Museum FESPIN. Acara ini tidak hanya ruang seni dan kultural, melainkan juga menjadi ruang edukasi dan literasi
Diketahui, FESPIN sebagai ruang persahabatan antarbangsa, sebagai wujud hubungan sister festival antara FESPIN dengan Bo Sang Umbrella Festival (Thailand) sejak 2018, Sankamphaeng Culture Center akan berpartisipasi dalam Thai Cultural Show (Tari, Fashion Show, dan Lukis Payung). (*)
Mulai Hari Ini Status Solo Siaga Darurat Bencana Sosial Dicabut |
![]() |
---|
AWAS, Satgas Bakal Tindak Tegas Warga yang Ketahuan Merokok di Areal CFD Jalan Slamet Riyadi Solo |
![]() |
---|
5 Hari Kabur, Sopir Bank Jateng Masuk DPO, Polisi Sudah Buru ke Rumahnya di Wonogiri |
![]() |
---|
Wali Kota Respati Ardi Minta Warga yang Tak Pernah Srawung Dilaporkan ke RT, Diserbu Netizen |
![]() |
---|
Inilah Sosok AT, Sopir Bank Jateng Cabang Wonogiri yang Bawa Kabur Uang Rp10 Miliar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.