Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jawa Tengah

Tak Disangka, Sosok Mbah Min Penjual Mainan di Sukoharjo Dulunya Mata-mata TNI AD, Begini Kisahnya

Mbah Min Semprong pernah dipercaya sebagai telik sandi (mata-mata) pasukan Angkatan Darat Republik Indonesia pada periode 1948–1950.

Penulis: Dse | Editor: deni setiawan
TribunSolo.com/Anang Ma'ruf
PEDAGANG MAINAN - Mbah Min Semprong, penjual mainan anak keliling di Kabupaten Sukoharjo. Sosok lansia bernama asli Ngadimin Citro Wiyono (92) ini ternyata pernah dipercaya sebagai telik sandi (mata-mata) pasukan TNI AD pada periode 1948–1950, masa ketika Belanda kembali melancarkan agresinya pasca proklamasi. 

Karena usianya yang masih muda, dia tidak diizinkan terjun langsung ke medan perang. 

Sebaliknya, Mbah Min diberi peran penting sebagai mata-mata. 

Dia kerap menyamar menjadi orang gila agar tidak dicurigai pasukan Belanda.

Baca juga: Bupati Sukoharjo Apresiasi PLN Group Hadirkan Bantuan Paving FABA dan Instalasi Listrik

“Komandan tentara mendidik saya supaya tidak terbunuh."

"Saya tugasnya mengintai."

"Kalau melihat Belanda berjarak dua kilometer, saya segera melapor ke pimpinan tentara,” kenang Mbah Min.

Meski berjuang tanpa imbalan dan sering berhari-hari makan seadanya dari dedaunan, tekad Mbah Min tidak pernah surut. 

Dia menyadari peran kecilnya kala itu adalah bagian dari perjuangan besar bangsa merebut kemerdekaan kedua setelah Belanda menyerah pada 1950.

Namun kenangan tersebut hanya bisa dikenang Mbah Min selama dia masih hidup.

Sebab foto dokumentasinya sudah hilang tergerus zaman.

Kini di usia senja, Mbah Min memilih tetap bekerja keras. 

Dengan langkah tertatih, dia masih berjualan mainan keliling di berbagai acara. 

Baginya, hidup harus dijalani dengan semangat sebagaimana dulu dia berjuang untuk republik.

“Kalau ada even-even ramai, pasti saya datang jualan."

"Daripada diam di rumah, saya tetap berusaha mencari rezeki,” ujar Mbah Min.

Mbah Min Semprong adalah satu dari sedikit saksi hidup sejarah yang masih bisa ditemui. 

Kisahnya menjadi pengingat kemerdekaan ini tidak lepas dari keberanian para pejuang, termasuk para telik sandi yang bekerja dalam senyap. (*)

Sumber TribunSolo.com

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved