Jawa Tengah
Nilai Ekspor Nonmigas Jateng Naik, Terbesar Perlengkapan Elektrik, Pakaian Justru Turun
Nilai ekspor Jawa Tengah Juli 2025 tercatat sebesar 1.192,94 juta USD atau naik 27,17 persen.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Nilai ekspor Jawa Tengah Juli 2025 tercatat sebesar 1.192,94 juta USD atau naik 27,17 persen dibanding ekspor Juli 2024.
Ekspor nonmigas Juli 2025 mencapai 1.191,35 juta US dolar, naik 34,23 persen dibanding Juli 2024.
Sementara, nilai ekspor Jawa Tengah Januari–Juli 2025 sebesar 7.027,53 juta USD atau naik 11,02 persen dibanding periode yang sama tahun 2024.
Plt Kepala BPS Jateng, Endang Tri Wahyuningsih mengatakan, sejalan dengan total ekspor, nilai ekspor nonmigas juga naik 12,71 persen yang mencapai 6.871,28 juta USD.
Baca juga: Awal Mula Teknisi PLN Meninggal Tersengat Listrik di Brebes, Dapat Laporan Warga
Baca juga: Detik-detik Kecelakaan Maut Bus Rombongan Karyawan RSBS di Lereng Bromo, 2 Kali Warga Dengar Ledakan
Baca juga: Dari Deg-Degan hingga Fun, Cerita Peserta Ikuti Turnamen Padel Mat & Match Wellness Gathering
Namun, dari sepuluh komoditas dengan nilai ekspor nonmigas terbesar Januari–Juli 2025, komoditas pakaian dan asesorinya bukan rajutan justru mengalami penurunan.
Komoditas yang mengalami peningkatan terbesar adalah mesin atau perlengkapan elektrik mencapai sebesar 148,88 juta USD atau meningkat 63,89 persen.
Sementara, komoditas pakaian dan aksesorinya bukan rajutan turun 10,10 persen atau nilai ekspor di angka 127,39 juta USD.
"Selama periode Januari–Juli 2025, ekspor dari sepuluh golongan memberikan kontribusi 79,37 persen terhadap total ekspor nonmigas," paparnya.
Adapun 10 golongan tersebut meliputi pakaian dan asesori bukan rajutan, pakaian dan asesori rajutan, alas kaki, kayu dan barang kayu, barnag dari kulit samak, perabotan, mesin atau perlengkapan elektrik, produk kimia, mesin atau perlengkapan mekanis, dan mainan serta keperluan olahraga.
Sementara, tujuan ekspor nonmigas terbesar Jateng pada Januari–Juli 2025 ke Amerika Serikat, Jepang, dan Tiongkok dengan nilai masing-masing mencapai 3.270,18 juta USD, 552,23 juta USD, dan US290,06 juta USD.
"Ekspor ke tiga negara tersebut pada Januari–Juli 2025 memberikan porsi sebesar 59,85 persen," sebutnya.
Ketua Apindo Jawa Tengah, Frans Kongi mengakui adanya potensi penurunan kinerja ekspor pakaian.
Menurutnya, hal itu wajar terjadi mengingat pasar utama ekspor Jateng adalah Amerika Serikat.
Sementara, bea masuk atau pajak yang diterapkan cukup tinggi terhadap produk pakaian asal Indonesia.
Kebijakan tersebut dinilai menjadi salah satu faktor yang menekan daya saing industri garmen nasional di pasar global.
"Bea masuk atau pajak yang dikenakan pada pakaian kita tinggi," ucapnya, Minggu (14/9/2025).
Selain itu, Frans juga menyebut, ekonomi global belum sepenuhnya pulih. Hal itu pun membuat daya beli menurun.
"Ekonomi global belum pulih sepenuhnya. Daya beli menurun," katanya. (eyf)
Ojol di Jateng Akan Dapat Insentif Pajak, Ini Besarannya |
![]() |
---|
Warga Desa di Wonosobo Ini Bayar Pajak Dengan Sampah |
![]() |
---|
Bank Jakarta Pastikan Dana Nasabah Aman Setelah Kejati Jateng Tetapkan 3 Tersangka Kredit Fiktif |
![]() |
---|
GPIB Immanuel Gereja Tertua Jawa Tengah, Saksi Sejarah Hingga Pemugaran Rp 28 Miliar |
![]() |
---|
KemenP2MI Gandeng GP Ansor Jateng Literasi Keuangan Remitansi Pekerja Migran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.