DPRD Jateng
Wakil Ketua DPRD Jateng Ingatkan Warga Waspada Bencana Hidrometeorologi Saat Musim Hujan
Sarif Abdillah mengajak masyarakat untuk terus meningkatkan kewaspadaannya atas berbagai potensi ancaman bencana alam.
Penulis: Laili Shofiyah | Editor: M Zainal Arifin
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah Sarif Abdillah mengajak masyarakat untuk terus meningkatkan kewaspadaannya atas berbagai potensi ancaman bencana alam.
Potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang diperkirakan meningkat seiring datangnya musim penghujan.
“Perubahan cuaca ekstrem menuntut kesiapsiagaan seluruh pihak utamanya dari pemerintah daerah."
"Koordinasi menjadi kunci agar langkah pencegahan dan penanganan bencana lebih cepat dan tepat,” ungkap Sarif, Jumat (3/10/2025).
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksikan musim hujan 2025/2026 di Indonesia akan datang lebih awal dari kondisi normal.
Baca juga: Sarif Abdillah Dorong Desa Jadi Pusat Wirausaha, Solusi Atasi Kemiskinan dan Ciptakan Lapangan Kerja
Berdasarkan pemantauan iklim terkini, sebagian wilayah Indonesia mulai memasuki musim hujan sejak Agustus 2025, dan secara bertahap akan meluas ke sebagian besar wilayah pada periode September hingga November 2025.
“Dengan kondisi ini, kesiapan logistik, pos siaga bencana, dan dukungan peralatan menjadi prioritas."
"Tidak bisa lagi pemerintah hanya menunggu, semua harus segera mengambil peran,” sebut politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.
Apalagi, BMKG juga menyatakan fase perigee atau jarak terdekat bulan ke bumi maupun bulan purnama pada 7 Oktober nanti berpotensi menimbulkan banjir rob, utamanya di kawasan pesisir.
Termasuk di sejumlah daerah pesisir di Jawa Tengah seperti Semarang, Demak, Pekalongan, Brebes, Pemalang, maupun Cilacap.
“Potensi banjir pesisir ini, secara umum bisa berdampak pada aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir, seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, hingga aktivitas di pemukiman pesisir,” jelas pria yang akrab disapa Kakung ini.
Baca juga: Sarif Abdillah Dorong Kolaborasi Percepat Penuntasan Rumah Tidak Layak Huni di Jateng
Menurut Sarif, upaya preventif bisa dilakukan melalui pendekatan ilmu pengetahuan dan pemanfaatan peralatan.
Saat penanganan (kuratif), semua pihak harus tersinkronisasi agar lebih terarah.
“Adapun pascabencana atau rehabilitatif, termasuk relokasi dan pemulihan mental korban, perlu dipersiapkan dengan matang,” kata legislator dari daerah pemilihan (dapil) Banyumas dan Cilacap ini.
Sarif juga mendorong semua komponen, termasuk relawan siaga bencana, terlibat aktif dalam kerangka hexahelix.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.