Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Diresmikan Gubernur Ahmad Luthfi, Desa Tersono Batang Jadi Contoh Desa Mandiri Kelola Sampah

Desa Tersono, Kecamatan Tersono, Kabupaten Batang bisa menjadi contoh sebagai desa mandiri pengelolaan sampah.

Penulis: Laili Shofiyah | Editor: M Zainal Arifin
Istimewa
PENGOLAHAN SAMPAH: Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi meresmikan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu dan Terintegrasi (TPSTT) “Bumi Hijau”, di Desa Tersono, Kecamatan Tersono, Kabupaten Batang, Senin, 6 Oktober 2025. Luthfi mengapresiasi inovasi warga Tersono yang berhasil mengubah persoalan sampah menjadi peluang. (Dok Pemprov Jateng) 

TRIBUNJATENG.COM, BATANG - Desa Tersono, Kecamatan Tersono, Kabupaten Batang bisa menjadi contoh sebagai desa mandiri pengelolaan sampah

Hal itu setelah diresmikannya pendirian Tempat Pengolahan Sampah Terpadu dan Terintegrasi (TPSTT) “Bumi Hijau”, di desa setempat oleh Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, Senin, 6 Oktober 2025.

Sebagai informasi, TPSTT Bumi Hijau berdiri di atas lahan seluas 7.000 meter persegi dan melayani tujuh desa di Kecamatan Tersono, serta tiga pasar utama yakni Pasar Tersono, Limpung, dan Bawang.

Dalam pengelolannya, sampah organik diolah menjadi pakan maggot dan pupuk kompos dalam waktu 12–15 hari.

Sedangkan sampah plastik dihancurkan menggunakan incinerator mini berbasis teknologi hidrogen yang hemat bahan bakar.

Kepala Desa Tersono, Abdul Mukti mengatakan, program pengelolaan sampah ini sudah berjalan selama dua hingga tiga bulan.

Warga dilibatkan langsung dalam pemilahan dan pengumpulan sampah dari rumah masing-masing.

“Setiap rumah iuran Rp15.000 per bulan."

"Petugas mengambil sampah dua kali seminggu."

"Sosialisasinya dibantu mahasiswa KKN juga, jadi masyarakat mulai terbiasa memilah sampah organik dan anorganik,” ujarnya.

Baca juga: Tekan Inflasi, Gubernur Jateng Ahmad Luthfi Perkuat Kolaborasi

Sampah organik kemudian diolah menjadi pakan maggot dan pupuk alami, sementara plastik dikirim untuk didaur ulang. 

Menurut Mukti, kunci keberhasilan program ini adalah kemauan dan partisipasi warga untuk mengelola sampahnya secara mandiri.

Seorang warga Desa Tersono, Tin mengaku, menyambut antusias kehadiran TPSTT tersebut.

Sampah yang menjadi masalah kini bisa diolah dengan baik.

“Kami jadi lebih sadar pentingnya memilah sampah."

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved