Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tribunjateng Hari ini

Kecewa Harga Bawang Merah Melonjak, Gubernur Jateng: Kita Ini Sentra Produksi, Kok Mahal?

Tingginya harga bawang menjadi sorotan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Penulis: Moh Anhar | Editor: M Syofri Kurniawan
Tribunjateng/bramkusuma
Jateng Hari Ini Selasa 7 Oktober 2025 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Tingginya harga bawang menjadi sorotan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi secara tegas memerintahkan BUMD nya yakni PT Jawa Tengah Agro Berdikari (JTAB),untuk memperkuat pasokan dan penetrasi harga.

Dirinya menegaskan agar PT JATB tidak hanya mencari untung tetapi juga ikut  menstabilkan harga.

TEKAN INFLASI: Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi. Luthfi menyatakan terus memperkuat kolaborasi dengan berbagai instansi guna menekan inflasi di wilayahnya. (Dok Pemprov Jateng)
TEKAN INFLASI: Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi. Luthfi menyatakan terus memperkuat kolaborasi dengan berbagai instansi guna menekan inflasi di wilayahnya. (Dok Pemprov Jateng) (Istimewa)

“JTAB jangan hanya cari untung, tapi bantu stabilkan harga. Tambah armadanya, masuk pasar-pasar yang jadi langganan inflasi. Rugi dulu gak apa-apa, lama-lama untung,” ujar Ahmad Luthfi saat Rapat Koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jateng di Tlogo, Tuntang, Kabupaten Semarang, Senin (06/10/2025).

Luthfi tidak akan mentolerir praktik tengkulak yang melakukan mafia pangan. Dia akan menindak tegas jika praktik itu berjalan.

“Kalau ada yang sengaja menahan barang dan bikin harga naik, saya minta ditindak. Kalau tak bisa, serahkan ke Polda. Ini menyangkut hajat hidup orang banyak,” ujarnya. 

Dia menyoroti tingginya harga bawang merah. Padahal Jawa Tengah dikenal sebagai sentra produksi nasional.

“Bawang merah kita ini jagoan, tapi kok masih mahal. Pasti ada yang tersumbat. Ini yang harus diurai,” kata Ahmad Luthfi. 

Ia  menegaskan pentingnya langkah konkret dalam mengendalikan inflasi daerah, bukan hanya rapat dan laporan rutin.

“Kalau hanya rapat tiap minggu tapi harga tetap tinggi, itu artinya kebijakan kita belum nyentuh masyarakat,” tegasnya. 

Inflasi Jawa Tengah pada September 2025 tercatat sebesar 0,21 persen (month to month), naik dibanding Agustus yang mengalami deflasi -0,10 persen.

Secara tahunan (year on year), inflasi mencapai 2,65 persen, meningkat dari 2,48 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Lima komoditas yang paling berpengaruh terhadap inflasi antara lain daging ayam ras, cabai merah, bawang merah, emas perhiasan, dan telur ayam ras.

Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi di antaranya bawang putih, tarif kereta api, dan bensin.
Berdasarkan data Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jawa Tengah, inflasi Jateng pada September 2025 tercatat 2,65 persen (year on year).

Adapun secara secara bulanan (month to month) mencapai 0,21 persen. 

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved