Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Salatiga

Klaim Kepsek Tak Sesuai Kenyataan, Masih Ada Murid Yang Dirawat 5 Hari Diduga Keracunan MBG Salatiga

Lintang Adhi Prasetyo, kakak dari Deswita, siswi kelas 8C SMP Negeri 8 Salatiga, membantah semua pasien sudah pulang tidak sesuai kenyataan.

(TRIBUN JATENG/REZA GUSTAV)
AMBULANS DITERJUNKAN - Mobil ambulans berada di halaman SMP Negeri 8 Salatiga, Sidorejo Kidul, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, Senin (6/10/2025). Para tenaga medis tengah memeriksa murid yang kurang sehat saat 192 di antaranya izin sakit. 

TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA – Di tengah pernyataan pihak SMPN 8 Salatiga para murid yang sempat dirawat akibat gejala sakit massal telah pulang, satu di antara keluarga pasien memberikan keterangan berbeda.

Lintang Adhi Prasetyo, kakak dari Deswita, siswi kelas 8C SMP Negeri 8 Salatiga, menegaskan bahwa hingga Rabu sore (8/10/2025), adiknya masih menjalani perawatan intensif di RS Dr Asmir (DKT) Salatiga.

“Adik saya masih rawat inap sampai hari ini,  berarti sudah lima hari empat malam sejak masuk Minggu malam. 

Baca juga: 192 Murid SMPN 8 Salatiga Tumbang Sepulang Kemah di Gunungpati

Tadi sore baru pindah kamar,” kata Lintang ketika dihubungi Tribun Jateng.

Dia menyatakan kondisi adiknya memang sedikit membaik, tetapi belum pulih.

“Masih mencret sehari bisa lima kali, padahal tidak makan karena nafsu makan hilang,” imbuh Lintang.

Deswita bukan satu-satunya. 

Rekan satu ruangan di rumah sakit yang juga siswi SMPN 8 Salatiga pun hingga kini masih dirawat.

Sebelumnya, Kepala Sekolah SMPN 8 Salatiga, Yohana Natallina Sari, menyampaikan bahwa dua siswa yang dirawat di RS Dr. Asmir dikabarkan sudah diperbolehkan pulang per Selasa (7/10/2025).

Meskipun demikian, Lintang membenarkan bahwa guru-guru dan kepala sekolah sempat datang membesuk para siswa yang dirawat. Namun dia berharap, penyampaian informasi ke publik bisa lebih akurat.

“Yang sudah pulang itu memang ada, tapi itu yang dirawat dari hari Sabtu. 

Adik saya saat masih di rumah sakit,” jelas dia.

AMBULANS DITERJUNKAN - Mobil ambulans berada di halaman SMP Negeri 8 Salatiga, Sidorejo Kidul, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, Senin (6/10/2025). Para tenaga medis tengah memeriksa murid yang kurang sehat saat 192 di antaranya izin sakit.
AMBULANS DITERJUNKAN - Mobil ambulans berada di halaman SMP Negeri 8 Salatiga, Sidorejo Kidul, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, Senin (6/10/2025). Para tenaga medis tengah memeriksa murid yang kurang sehat saat 192 di antaranya izin sakit. (TRIBUN JATENG/REZA GUSTAV)

Dugaan Mengarah ke Makanan MBG

Sebelum dirawat, Deswita dan murid-murid lain mengikuti kegiatan kemah di kawasan Gunungpati, Semarang, bersama ratusan siswa lain pada 3–5 Oktober 2025. 

Seusai kemah, murid-murid menerima jatah makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan pemerintah.

Setelah makan MBG, ratusan siswa mengalami gejala seperti muntah, diare, sakit perut, dan lemas. 

Total 192 siswa tercatat izin tidak masuk sekolah pada Senin pagi (6/10/2025), memicu dugaan keracunan massal.

Lintang mencurigai makanan MBG sebagai penyebab, terutama setelah mendapat informasi bahwa makanan tersebut sempat dibawa pulang dan dikonsumsi anggota keluarga lain, yang kemudian anggota keluarga tersebut mengalami gejala serupa.

“Kalau cuma satu-dua anak sakit, mungkin karena faktor lain. 

Tapi ini sampai ratusan murid, dan ada yang makan di rumah juga ikut sakit,” kata Lintang.

Investigasi Keracunan Massal MBG Masih Berlangsung, Dua Dapur di Banyumas Masih Ditutup

Penyelidikan Masih Berlangsung

Pihak Dinas Pendidikan Kota Salatiga telah menyatakan masih menunggu hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan dan medis siswa. 

Kepala Dinas, Muh Nasiruddin, meminta masyarakat untuk tidak berspekulasi sebelum hasil resmi keluar.

“Biar pihak medis yang menyimpulkan karena ini masih dalam tahap pencarian fakta di lapangan,” kata Nasiruddin.

Sementara itu, distribusi program MBG masih tetap berjalan di SMPN 8 Salatiga

Pihak sekolah menyebut respon siswa terhadap program itu tetap positif. 

Namun, keluarga korban berharap evaluasi serius dilakukan sebelum kasus serupa terjadi lagi.

Lebih lanjut, Lintang hanya ingin satu hal, adiknya bisa pulih. 

Baca juga: Lintang Menduga Adiknya Masuk RS di Salatiga Akibat MBG: Dibawa Pulang, Keluarganya Keracunan

Namun, dia juga menekankan pentingnya tanggung jawab semua pihak.

“Kasihan murid-murid. 

Jangan sampai karena makanan yang seharusnya bergizi malah membuat anak-anak masuk rumah sakit,” pungkas Lintang. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved