Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tribunjateng Hari ini

Purbalingga Lahirkan Lagi Motif Batik Naga Tapa yang Telah Ada sejak 1940

Batik naga tapa khas Purbalingga, yang telah ada sejak 1940,hadir lagi dengan sentuhan modern.

Tribun Jateng
TRIBUN JATENG/TRI SUSANTO 

TRIBUNJATENG.COM, PURBALINGGA - Batik naga tapa khas Purbalingga terlahir kembali.

Motif yang telah ada sejak 1940 itu hadir lagi dengan sentuhan modern. 

Suasana malam di Alun-alun Purbalingga, pada Sabtu (25/10/2025), berhias panggung megah bernuansa tradisional untuk memperingati Hari Batik Nasional bertajuk “Symphony Batik Purbalingga 2025”.  

Nuansa tradisional pun semakin terasa dari setiap detail ornamen yang menghiasi lokasi acara. 

Kap lampu, dekorasi panggung, hingga desain area duduk dibuat menggunakan bahan bambu yang dirangkai dengan apik. 

Cahaya lampu temaram yang menembus anyaman bambu menambah kesan hangat dan kental dengan nuansa pedesaan Jawa.

Di area tempat duduk, masyarakat tampak duduk berjejer rapi.

Mereka menyaksikan dengan antusias momen istimewa yang telah lama dinantikan, yakni peluncuran batik naga tapa, batik khas Purbalingga yang telah ada sejak tahun 1940.

Motif legendaris itu kini terlahir kembali dengan sentuhan desain modern, menghadirkan perpaduan indah antara warisan budaya dan kreativitas masa kini.

Salah satu pengunjung, Imam Bukhori, mahasiswa Universitas Islam Negeri Prof KH Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto Kampus II Purbalingga, mengaku sangat terkesan pada kegiatan tersebut.

Menurut Imam, banyak anak muda saat ini yang mulai lupa akan budaya, khususnya batik.

Oleh karena itu, menurut dia, kegiatan seperti ini sangat penting untuk memperkenalkan kembali batik kepada generasi muda.

“Saya memang suka banget sama budaya, makanya tertarik datang ke sini. Kalau ada event budaya di daerah lain, saya juga pasti datang,” ujar mahasiswa asal Pemalang tersebut.

Imam mengaku, sempat melihat berbagai desain batik di setiap stan dan ruang pameran.

Namun, ia paling tertarik pada batik naga tapa.

“Apalagi yang dipakai Pak Bupati (Bupati Purbalingga, Fahmi Muhammad Hanif--Red), bagus banget,” kata Imam. 

“Kalau nanti sudah ada di pasaran, pasti saya beli. Soalnya setiap Kamis saya selalu berusaha pakai batik,” sambungnya.

Imam berharap, kegiatan seperti ini dapat menumbuhkan kecintaan terhadap batik, tidak hanya di kalangan orang tua, tetapi juga di kalangan anak muda dan remaja.

“Karena, ini penting untuk kemajuan Kabupaten Purbalingga,” tambahnya.

Strategi promosi 

Sementara itu, Bupati Purbalingga, Fahmi Muhammad Hanif menyampaikan, pihaknya akan melakukan berbagai strategi promosi agar batik naga tapa dapat dikenal luas dan tetap lestari.

“Pemerintah akan terus mendorong agar proses produksi dan promosi batik ini dapat dilakukan di berbagai sektor, mulai dari ASN, perajin, pelaku usaha, hingga masyarakat,” ujar Fahmi, pada Sabtu (25/10/2025) malam.

Fahmi menambahkan, puncak peringatan Hari Batik Nasional 2025 dikemas dengan konsep yang berbeda, yakni memadukan karya batik lokal dengan iringan musik etnik sehingga menciptakan suasana yang magis dan elegan.

Dia berharap, kegiatan ini dapat menjadi langkah awal penguatan kolaborasi lintas daerah di wilayah eks-Karesidenan Banyumas.

“Saya bermimpi, event ini menjadi pemantik bagi bangkitnya ekonomi kreatif dan pariwisata di wilayah eks-Karesidenan Banyumas,” kata Fahmi.

“Ke depan, kita bisa mensinergikan event-event budaya agar menjadi satu rangkaian destinasi wisata bersama,” sambungnya.

Ketua Dekranasda Purbalingga, Syahzani Fahmi M Hanif, mengatakan terdapat enam karya terbaik bertema “Naga Tapa” dan kreasi baru dalam lomba desain batik yang telah digelar sebelumnya sebagai rangkaian Hari Batik 2025.

“Motif-motif tersebut kemudian diwujudkan menjadi kain batik percontohan dan desain busana, yang ditampilkan dalam sesi fashion show malam ini,” kata Syahzani.

Adapun nama-nama kategori enam terbaik tersebut, yakni Ikrom Ainun, Andi Wahyudi, dan Ainur Rofik untuk kategori motif klasik, serta Karyo Gunawan, Khalia Ardarika, dan Wendro Tanjung untuk kategori motif kreasi baru. (Farah Anis Rahmawati)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved