Berita Sukoharjo
Penyebab Sianida Masuk Anggur MBG Sukoharjo: Diduga dari Penyemprotan Anti Hama di Gudang Impor
Penyebab zat kimia berbahaya sianida (CN) bisa masuk dalam buah anggur impor untuk menu MBG di Sukoharjo masih dalam penelusuran.
Penulis: Raf | Editor: raka f pujangga
Ringkasan Berita:
- Polres Sukoharjo menemukan bahwa buah anggur hijau impor yang sedianya digunakan untuk program Makanan Bergizi Gratis (MBG) terkontaminasi zat kimia berbahaya berupa sianida (CN) dengan kadar sekitar 30 miligram.
- Temuan ini didapatkan berkat prosedur pemeriksaan rutin menggunakan rapid test di SPPG, sehingga buah tersebut segera diganti jeruk.
- Dinas Pangan saat ini masih menelusuri dugaan pencemaran sianida yang kemungkinan terjadi saat proses penyemprotan anti-hama di gudang penyimpanan.
TRIBUNJATENG.COM, SUKOHARJO – Penyebab zat kimia berbahaya sianida (CN) bisa masuk dalam buah anggur impor untuk menu Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Sukoharjo masih dalam penelusuran.
Diduga pencemaran anggur yang mengandung Sianida itu terjadi karena paparan dari penyemprotan anti hama di gudang penyimpanan.
Kepala Dinas Pangan Kabupaten Sukoharjo, Endang Tien, menjelaskan sianida umumnya digunakan sebagai bahan racun tikus.
Baca juga: Buah Anggur untuk Program MBG di Sukoharjo Ditemukan Mengandung Sianida, Beruntung Belum Dikonsumsi
Namun, pihaknya masih menelusuri bagaimana zat berbahaya tersebut bisa mencemari buah anggur impor tersebut.
“Karena ini buah impor, kemungkinan bisa terjadi saat proses penanaman yang menggunakan pestisida, atau saat penyimpanan di gudang dengan penyemprotan anti-hama. Ini masih dalam tahap penelusuran dan penelitian,” terang Endang.
Sebagai tindak lanjut, Dinas Pangan akan membawa sampel buah anggur tersebut untuk diperiksa di laboratorium milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang berada di Kartasura.
“Belum tentu seluruh bagian dalam satu kilogram buah itu mengandung sianida, karena itu kami perlu uji laboratorium untuk memastikan kadar dan sebarannya,” pungkas Endang.
Temuan
Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polres Sukoharjo yang berlokasi di Telukan, Grogol, menemukan buah anggur untuk Bergizi Gratis (MBG) ternyata terkontaminasi zat kimia sianida.
Hal itu disampaikan Kapolres Sukoharjo AKBP Anggaito Hadi Prabowo, didampingi Kasi Dokkes Polres Sukoharjo Iptu Lilik dan Kepala Dinas Pangan Kabupaten Sukoharjo Endang Tien, saat memberikan keterangan di SPPG Polres Sukoharjo, Jumat (7/11/2025).
Menurut Kapolres, pada Kamis (6/11), petugas SPPG Polres Sukoharjo menemukan buah anggur hijau impor yang sedianya akan diberikan kepada siswa penerima manfaat MBG, ternyata terkontaminasi zat kimia berbahaya berupa sianida (CN).
“Pada jenis buah anggur hijau itu ditemukan kandungan CN atau sianida sekitar 30 miligram. Jumlah tersebut jika dikonsumsi tentu sangat berbahaya,” jelas AKBP Anggaito.
Kapolres menerangkan, temuan tersebut bermula dari prosedur pemeriksaan rutin terhadap setiap bahan baku yang akan disajikan di SPPG Polres Sukoharjo.
Pemeriksaan dilakukan dengan dua metode, yakni metode manual (pemeriksaan fisik dan organoleptik) serta metode kimia menggunakan alat rapid test.
“Jadi SOP di SPPG Polri, termasuk di Sukoharjo ini, setiap hari bahan baku yang akan dikonsumsi besok harus dicek terlebih dahulu. Misalnya besok menunya buah anggur, maka hari ini kita minta sampel satu kilogram dari suplier untuk diuji dengan rapid test,” papar AKBP Anggaito.
Hasil pemeriksaan rapid test tersebut kemudian dijadikan acuan untuk menentukan apakah bahan tersebut layak dikonsumsi atau tidak. Dalam kasus buah anggur hijau impor ini, hasil tes menunjukkan adanya kandungan sianida.
“Begitu hasil keluar, kami langsung laporkan ke pimpinan dan berkoordinasi dengan BPOM, Dinas Pangan, serta instansi terkait lainnya. Rekomendasinya jelas, buah anggur tersebut tidak boleh disajikan dalam menu MBG,” tegas Kapolres.
Sebagai langkah cepat, menu buah anggur kemudian diganti dengan buah jeruk yang telah melalui proses pemeriksaan dan dinyatakan aman untuk dikonsumsi.
“Yang perlu kami tekankan, buah anggur ini belum sampai dikonsumsi penerima manfaat. Karena ketatnya SOP di SPPG, kita bisa mendeteksi lebih awal bahan baku yang berbahaya,” tambah AKBP Anggaito.
Ia juga menegaskan bahwa pihaknya masih melakukan penelitian lebih lanjut terkait temuan tersebut, serta berkoordinasi dengan Mabes Polri dan instansi lainnya.
“Kalau buah itu sempat lolos dan dikonsumsi, kami belum bisa menjelaskan efeknya secara pasti. Namun yang jelas, berkat SOP yang ketat ini kita berhasil mencegah hal yang tidak diinginkan,” ujarnya.
Bawang Putih Mengandung Pestisida
Kasus bahan pangan MBG yang terkontaminasi zat pestisida juga terjadi di Kota Semarang.
Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Kota Semarang menemukan bawang putih yang dipakai untuk bahan MBG mengandung residu pestisida dalam kadar rendah.
Dishanpan memanggil belasan petugas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kantor Dishanpan jalan Ki Mangunsarkoro, Selasa (30/9/2025).
Dijelaskan, dipanggilnya para petugas SPPG di antaranya sebagai bentuk antisipasi terhadap potensi keracunan massal, menyusul maraknya kasus serupa yang terjadi di sejumlah daerah.
Kepala Dishanpan Kota Semarang, Endang Sarwiningsih mengatakan, sebanyak 14 SPPG dilatih untuk mendapatkan bimbingan teknis terkait menjaga keamanan menjaga keamanan pangan di SPPG.
Para peserta terdiri dari kepala SPPG dan ahli gizi masing-masing dapur MBG.
"Ini sebagai antisipasi, jangan sampai terjadi keracunan di Kota Semarang dalam penyelenggaraan makan bergizi gratis ini," kata Endang dihubungi Tribun Jateng.
Endang memaparkan, dalam pelatihan itu juga dilakukan pemeriksaan laboratorium masakan dan bahan baku masakan dari dapur MBG.
Menurut Endang, dari hasil pemeriksaan laboratorium, sejumlah bahan seperti bawang putih masih mengandung residu pestisida, namun dalam kadar rendah dan tidak membahayakan.
"Bumbu seperti bawang putih itu ada pestisidanya, tapi dalam batas yang low. Nah, pestisida ini bisa dinetralisir dengan cara mencuci yang bersih dengan air mengalir, kemudian juga direbus," terangnya.
Sementara itu, ia menyebut tidak ditemukan adanya zat berbahaya seperti formalin maupun rhodamin.
"Untuk tadi bahan-bahan yang dibawa sebagai sampel ini kebetulan nggih, belum ada yang sampai tingkat yang membahayakan," ucapnya.
Endang menyebutkan, sampai saat ini, Dishanpan telah melatih 39 dari total 54 SPPG yang sudah beroperasi di Kota Semarang.
Baca juga: Hoaks, Video Siswa SDN 1 Getassrabi Kudus Keracunan MBG, Polisi: Korban Kecelakaan
Sebelumnya, 25 SPPG telah dikunjungi secara langsung oleh tim Dishanpan. Namun karena pertumbuhan jumlah SPPG yang semakin cepat, pelatihan kini dilakukan dengan sistem pemanggilan untuk efisiensi waktu dan tenaga.
Endang menyebut, pemanggilan ini bukan karena adanya pelanggaran, melainkan bentuk langkah preventif dari Pemerintah Kota Semarang.
"Nah, kali ini yang baru kita panggil ada 14, sehingga per hari ini kita sudah melatih kepala SPPG dan juga ahli gizi dari SPPG ini sebanyak 39 SPPG," imbuhnya. (idy/waw)
| Polres Sukoharjo Temukan Anggur Impor Terkontaminasi Sianida di Menu MBG |
|
|---|
| Sejumlah Pengusaha Solo Kenang Momen Kebersamaan dengan Ki Anom Suroto |
|
|---|
| Ini Penyesalan Endah Laras Penyanyi Keroncong Keponakan Mendiang Dalang Kondang Ki Anom Suroto |
|
|---|
| Dalang Ki Anom Suroto Meninggal Dunia Akibat Sakit Jantung, Dimakamkan Hari Ini |
|
|---|
| Ini Hasil Visum Mayat Perempuan yang Ditemukan di Dam Colo Sukoharjo |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20251107_Kapolres-Sukoharjo-jumpers-Sianida.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.