Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tribunjateng Hari ini

Empat Siswa SMPN 1 Blora Diminta Pindah Sekolah Buntut Dugaan Bullying

Sejumlah siswa diminta untuk pindah sekolah sebagai imbas keterlibatan dalam dugaan bullying tersebut.

Tribunjateng/bramkusuma
Jateng Hari Ini Rabu 12 November 2025 

TRIBUNJATENG.COM, BLORA – Kasus dugaan bullying atau perundungan di SMPN 1 Blora berbuntut panjang.

Sejumlah siswa diminta untuk pindah sekolah sebagai imbas keterlibatan dalam dugaan bullying tersebut.

Mereka itu terdiri atas pelaku perundungan dan provokator.

Di sisi lain, kepolisian terus mengusut kasus perundungan di SMPN 1 Blora.

Setelah dipanggil dan dibina di Mapolsek Blora, Selasa (11/11/2025) kemarin, sejumlah siswa yang terlibat kasus perundungan juga dipanggil di Mapolres Blora.

Kepala SMPN 1 Blora, Ainur Rofiq mengatakan, pihak korban meminta agar pelaku dan provokator dipindah dari sekolah.

"Tuntutan dari korban itu, anak-anak yang pelaku utama dan provokator utama itu diminta untuk dipindah dari SMP 1," kata Ainur kepada Tribun Jateng, Selasa (11/11/2025).

Lebih lanjut, Rofiq, mengatakan dari para orang tua pelaku dengan kesadarannya bersedia memindahkan anak-anak dari SMPN 1 Blora.

"Orang tua pelaku itu dengan kesadaran sendiri bersedia mundur (pindah sekolah--Red)," ujarnya.

Rofiq menjelaskan, total ada empat siswa yang diminta dipindah dari SMPN 1 Blora.

Mereka terdiri atas dua siswa kelas VII dan dua siswa kelas IX.

Keempat siswa itu diduga sebagai pelaku perundungan dan provokator.

Di sisi lain, kata Rofiq, pihak sekolah tetap akan membantu yang bersangkutan agar mendapatkan haknya untuk mendapatkan pendidikan.

"Sebenarnya saya nggak bisa komentar, hanya saja sekolah tetap membantu berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan supaya anak-anak ini tetap punya hak untuk sekolah,” kata Rofiq.

“Jadi, kami tetap membantu mencarikan sekolah," sambungnya.

Sementara itu, hingga Selasa kemarin, korban yang merupakan siswa kelas VIII masih belum masuk sekolah.

"Untuk korban ini tadi masih izin untuk tidak masuk," paparnya.

Sebelumnya, Senin (10/11/2025) lalu, 33 siswa yang terlibat dalam kasus dugaan perundungan dikumpulkan di Polsek Blora untuk dilakukan pembinaan dan dimintai keterangan. 

Kasus dugaan perundungan itu terjadi di kamar mandi sekolah pada jam istirahat, Jumat (7/11/2025) pekan lalu.

Kecolongan

Di sisi lain, Rofiq mengaku kecolongan karena ada siswa yang membawa hp dan digunakan untuk merekam aksi perundungan tersebut.

“Guru-guru yang perintah bawa hp itu lupa menghitung berapa yang dikumpulkan," paparnya.

Lebih lanjut, pihaknya berkomitmen akan memperketat lagi pengawasan soal penggunaan hp di sekolah.

"Untuk sementara pembelajaran tanpa menggunakan hp," katanya.

"Tetapi kalau memang urgent baru nanti boleh bawa HP. Soalnya, dalam pembelajaran mendalam itu ada pemanfaatan digital, sehingga nanti kalau benar-benar urgent saja diperbolehkan membawa hp," tambahnya. (M Iqbal Shukri) 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved