Tribunjateng Hari ini
Tim SAR Temukan Delapan Jenazah Korban Longsor Majenang
Tim SAR gabungan menemukan delapan korban meninggal longsor Desa Cibeunying, Majenang, Cilacap, Sabtu (15/11/2025).
Penulis: Achiar M Permana | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG.COM, CILACAP - Tim SAR gabungan menemukan delapan korban meninggal longsor Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, pada hari ketiga pencarian, Sabtu (15/11/2025).
Kedelapan korban merupakan warga Dusun Cibuyut, Desa Cibeunying.
Kedelapan korban, yakni Nur Isnaeni (30), Muhamad Hafiz (6), Asmanto (74), Febriansyah (5), Rizky Pratama Ramadhan (9), Dani Setiawan (29), Rusyanto (75), dan Satini (28).
Sebelumnya, Longsor menerjang Dusun Cibuyut dan Tarukahan, Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Cilacap, pada Kamis (13/11/2025) malam.
Pada hari pertama dan kedua pencarian, Kamis dan Jumat (14/11/2025), tim SAR gabungan telah menemukan tiga jenazah.
Mereka adalah Julia Lestari (20), Maya Dwi Lestari (15), dan Wahyuni (45), ketiganya warga Dusun Tarukahan.
Dengan penemuan tambahan korban, hingga Sabtu kemarin jumlah korban meninggal dalam longsor Cibeunying mencapai 11 orang.
Pada saat yang sama, 12 orang lainnya masih dalam proses pencarian.
Tim SAR gabungan terus memperluas area operasi menyusul masih banyaknya korban yang belum ditemukan.
Upaya pencarian difokuskan pada titik-titik yang diduga menjadi lokasi tertimbunnya material longsor.
Petugas menyatakan operasi pencarian akan terus dilanjutkan hingga seluruh korban terverifikasi dan berhasil dievakuasi.
Deputi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Mayjen TNI Budi Irawan menyatakan, salah satu kendala pencarian, korban tertimbun sangat dalam.
Ketebalan material longsor di Desa Cibeunying mencapai delapan meter.
"Kita lihat bersama, korban-korban ini tertimbun sangat dalam, terutama yang di bawah (Dusun Tarukahan--Red). Itu ada kedalaman dari 2-3 meter sampai dengan 8 meter," ungkap Budi.
Dia menegaskan, pencarian dilakukan secara maksimal.
Jumlah alat berat telah ditambah dari dua menjadi tujuh unit dan ditargetkan bertambah menjadi 12 unit dalam waktu dekat.
"Penambahan alat berat diharapkan mempercepat evakuasi korban yang masih tertimbun," tutur Budi.
Pasang penanda
Sejauh ini masih ada 12 korban belum ditemukan.
Kepala Kantor Basarnas Pos SAR Cilacap, M Abdullah menyampaikan, pencarian akan dilanjutkan dengan memprioritaskan titik bambu sebagai penanda lokasi yang diyakini merupakan posisi rumah para korban.
Di tengah upaya pencarian korban longsor di Desa Cibeunying, warga mengambil langkah inisiatif untuk mempercepat proses evakuasi.
Mereka menancapkan bambu-bambu di atas timbunan material sebagai penanda titik lokasi rumah korban yang diduga masih tertimbun.
Setiap bambu diberi tanda plastik di bagian ujungnya agar mudah terlihat dari kejauhan.
Penanda tersebut dipasang berdasarkan ingatan warga mengenai lokasi rumah sebelum tertutup longsoran.
Warga setempat, Taufik Hidayat menyebut, penanda bambu menjadi panduan agar pencarian lebih terarah.
"Harapannya, hari ini tim SAR gabungan bisa melakukan evakuasi dengan petunjuk bambu-bambu yang sudah dipasang," ujar Taufik, Sabtu.
Bambu-bambu yang tertancap berjejer di area longsor kini menjadi titik fokus pencarian.
Tim SAR gabungan menyisir area di sekitar bambu tersebut, terutama titik yang berdekatan dengan alat berat ekskavator.
Di lokasi itu, pencarian terus dilakukan karena masih ada satu keluarga yang diduga tertimbun di dalam material tanah dengan kedalaman mencapai 3 sampai 8 meter.
Untuk memaksimalkan pencarian, tim SAR juga mengerahkan anjing pelacak.
Pengungsi
Sementara itu, sejak bencana menerjang, pada Kamis (13/11/2025) malam, sedikitnya 25 warga dari zona paling dekat tebing memilih mengungsi ke balai desa karena rumah mereka dinilai tidak lagi aman.
Balai Desa Cibeunying kini menjadi ruang perlindungan darurat bagi puluhan warga terdampak longsor.
Pada siang hari, sebagian warga masih nekat pulang sekadar melihat kondisi rumah dan memastikan keamanan barang-barang yang tersisa.
Namun, menjelang malam, mereka kembali lagi ke balai desa dengan rasa waswas akan longsor susulan tak pernah hilang.
Yang menarik, tak hanya warga biasa yang mengungsi.
Kepala Desa Cibeunying, Lili Warli, pun tinggal bersama warganya di balai desa karena rumahnya ikut terancam.
"Kami berusaha memenuhi kebutuhan dasar warga. Makanan perlahan terpenuhi, tapi masih ada kebutuhan penting yang belum tercukupi," ujar Lili, Sabtu.
Dia menyebut sejumlah barang yang tergolong mendesak kini mulai menipis, terutama perlengkapan untuk bertahan di kondisi cuaca ekstrem.
"Hal-hal kecil seperti jas hujan, senter, dan APD masih perlu. Termasuk kebutuhan anak seperti pampers," tambahnya.
Sebagian warga lain memilih mengungsi ke rumah saudara.
Namun pemerintah desa memastikan seluruh pengungsi baik di balai desa maupun yang menyebar ke rumah keluarga tetap masuk dalam daftar penerima bantuan.
"Tidak banyak yang bertahan di rumah. Yang masih merasa aman saja yang tetap tinggal," tandasnya. (Permata Putra Sejati/Rayka Diah)
| PB XIV Hamengkunegoro Semringah saat Kirab Jumenengan Raja Keraton Solo |
|
|---|
| Chiko Tersangka Kasus Konten Porno SMAN 11 Semarang Ditahan di Rutan Polda |
|
|---|
| Yayung Bersyukur Istri dan Dua Anaknya Selamat dari Longsor |
|
|---|
| DPU Pasang Target Akhir November Rampung, Pemkot Kebut Peremajaan Sistem Pompa untuk Tangani Banjir |
|
|---|
| Plasa Simpanglima Belum Maksimal Beri PAD Pemkot, DPRD Desak Optimalisasi Aset Pemkot |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/Jateng-Hari-Ini-Minggu-16-November-2025.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.