Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Pati

Antisipasi Cuaca Ekstrem, Para Petani di Pati Dibekali Ilmu Informasi Iklim oleh BMKG

Kondisi iklim di Jawa Tengah, tak terkecuali di Kabupaten Pati, yang dinilai ekstrem menuntut petani untuk lebih antisipatif.

Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG/Mazka Hauzan Naufal
SEKOLAH LAPANG IKLIM - Anggota Komisi V DPR RI Haryanto membuka kegiatan Sekolah Lapang Iklim (SLI) Tematik Urban Farming di New Merdeka Hotel Pati, Sabtu (22/11/2025). 

TRIBUNJATENG.COM, PATI – Kondisi iklim di Jawa Tengah, tak terkecuali di Kabupaten Pati, yang dinilai ekstrem menuntut petani untuk lebih antisipatif.


Hal itu mendorong Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk memberikan pembekalan khusus pada para petani.


Mereka mengundang para petani dari berbagai kelompok tani di Pati untuk mengikuti Sekolah Lapang Iklim (SLI) Tematik Urban Farming.


Kegiatan yang dibuka oleh Anggota Komisi V DPR RI Haryanto ini dilangsungkan di New Merdeka Hotel Pati, Sabtu (22/11/2025).


Melalui kegiatan ini, para petani perkotaan atau urban farmer diharapkan bisa memiliki bekal pengetahuan dalam membaca informasi iklim dari BMKG untuk menunjang pekerjaan mereka.


“Kegiatan ini kami laksanakan, mengundang para petani, kelompok tani, untuk hadir ke sini.

Kami sampaikan informasi iklim terkini untuk Jawa Tengah, khususnya Pati.

Intinya kami memberi pemahaman pada petani cara membaca informasi iklim BMKG, menginterpretasinya seperti apa,” kata Direktur Informasi Perubahan Iklim BMKG, Fachri Radjab.


Dia mengatakan, para petani pihaknya beri panduan khusus untuk menindaklanjuti informasi iklim tersebut dalam mengantisipasi proses pertanian.


Tujuannya, agar tercipta pertanian tangguh iklim. Jadi, dalam kondisi iklim seperti apa pun, proses pertanian tetap berjalan.


Senada, Anggota Komisi V DPR RI Haryanto menegaskan bahwa SLI ini diperlukan dalam rangka memberikan pemahaman terkait cuaca dan iklim di Pati dan sekitarnya kepada para petani.


“Sekarang cuaca ekstrem. Masyarakat kadang tidak memahami cuaca dan iklim yang ada.

Padahal pengetahuan tentang iklim penting agar biar bisa menyesuaikan apa yang harus ditanam. 

Misalnya bulan-bulan semacam ini (musim penghujan) memang pertanian padi.

Tapi kenyatannya, karena cuaca ekstrem, seperti kemarin kemarau pun kan hujan terus-menerus. Jadi perlu pemahaman khusus semacam itu,” jelas dia. (mzk)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved