RS Mata JEC CANDI Gelar Operasi Katarak Gratis untuk 34 Pasien Tak Mampu

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG –Puluhan warga lanjut usia tampak duduk berjajar di Lantai 5 Ruang Operasi RS Mata JEC CANDI @ Semarang, Sabtu (18/10/2025) pagi. 

Mereka diantar oleh sanak saudaranya, para pasien menunggu di dalam ruangan tunggu operasi sedangkan pengantar menunggu di luar.

Di dalam ruang tunggu itu, para penerima manfaat mengenakan kimono berwarna merah muda dan biru dengan mengenakan masker dan penutup rambut. Mereka terlihat duduk dengan nyaman sembari berharap untuk kembali melihat dunia dengan terang.

Rumah Sakit Mata JEC CANDI  @ Semarang menggelar bakti sosial operasi katarak gratis bagi 34 pasien tidak mampu dalam rangka World Sight Day atau Hari Penglihatan Sedunia 2025.

Dokter spesialis mata JEC CANDI, dr Lovenia Valencia, Sp.M, mengatakan kegiatan ini menyasar masyarakat dari kalangan ekonomi lemah yang dibuktikan dengan surat keterangan tidak mampu.

“Pesertanya berasal dari sekitar Semarang Barat, Kota Semarang, juga beberapa daerah lain seperti Kudus, Grobogan, dan Pemalang,” ujarnya.

Lovenia menjelaskan, katarak masih menjadi penyebab utama kebutaan yang sebenarnya bisa dicegah. 

Sekitar 80 persen kasus kebutaan di Indonesia disebabkan oleh katarak dan kabar baiknya, kondisi itu bisa dipulihkan melalui operasi.

“Tidak ada obat tetes atau pil yang bisa menyembuhkan katarak. Satu-satunya cara adalah operasi. Di sini kami menggunakan metode sayatan kecil atau teknik Fakoemulsifikasi, yang membuat proses penyembuhan lebih cepat dan nyaman bagi pasien,” jelasnya.

Usai dilakukan tindakan operasi katarak, para penerima manfaat harus melakukan medical check up selama tiga kali pertemuan dengan rentan waktu satu hari setelah operasi, satu minggu setelah operasi dan satu bulan setelah operasi.

Program operasi katarak seluruh prosesnya gratis, ini bukan yang pertama kali dilakukan JEC CANDI 

Sejak 2022, rumah sakit tersebut rutin mengadakan kegiatan serupa setiap tahun sebagai bentuk komitmen pelayanan sosial.

“Setiap tahun kami konsisten menggelar bakti sosial operasi katarak. Kami berharap bisa terus membantu masyarakat yang membutuhkan,” katanya.

Menurut dr Lovenia, katarak memang tak bisa dihindari sepenuhnya. 

Namun, gaya hidup sehat bisa memperlambat kemunculannya.

“Mulai usia 40 tahun, katarak bisa mulai terbentuk. Karena itu penting menjaga kadar gula darah, rutin berolahraga, dan memakai kacamata hitam anti-UV saat beraktivitas di luar ruangan untuk mengurangi paparan sinar ultraviolet,” katanya.

Ia menegaskan, paparan sinar matahari yang berlebihan dapat mempercepat pembentukan katarak.

“Semua orang akan mengalami katarak, tapi seberapa cepat progresnya berbeda-beda. Itu sebabnya penting untuk rutin memeriksa mata,” ujarnya.

Di antara pasien yang menjalani operasi hari itu, ada seorang ibu dari kawasan Mintojiwo, Semarang Barat. Putranya, Agung, mendampingi dengan wajah lega.

“Ibu sudah lama kesulitan membaca, bahkan baca Al-Qur’an pun sudah buram. Tahun lalu operasi di sini juga, ini yang kedua kalinya,” kata Agung.

Baginya, operasi ini seperti membuka tirai yang lama menutupi pandangan sang ibu. 

“Sebelumnya kan kayak ada yang menghalangi gitu. Setelah operasi bisa jelas lagi. Terima kasih banyak, semoga kegiatan ini terus berlanjut,” ujarnya.

Di antara senyum para pasien yang baru keluar dari ruang operasi, ada raut lega di wajah mereka.

Diantara langkah hati-hati para pasien yang baru keluar dari ruang operasi, senyum lega tetap merekah di wajah mereka. 

Mereka bisa kembali membaca, berjalan, dan melihat wajah orang tersayang tanpa kabut putih di depan mata. (Rad/adv)