Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

Badrudin Bisa Tanam Padi Tiga Kali Setahun Berkat Irigasi Bendungan Logung Kudus

Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengunjungi lahan pertanian yang dialiri air dari Bendungan Logung di Desa Hadiwarno, Kecamatan Mejobo

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG/Rifqi Gozali
BERBINCANG - Menteri PU Dody Hanggodo (baju putih) saat berbincang dengan petani di Desa Hadiwarno, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Sabtu (6/9/2025). 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS –  Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengunjungi lahan pertanian yang dialiri air dari Bendungan Logung di Desa Hadiwarno, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Sabtu 96/9/2025).

Dalam kunjungan ini, Dody memastikan bahwa keberadaan bendungan benar-benar bermanfaat untuk petani dan bisa digunakan untuk tiga kali tanam padi selama setahun.

Sebelum menemui para petani, Dody terlebih dahulu mengunjungi Bendungan Logung yang ada di Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus. Setelahnya Dody menemui para petani di Desa Hadiwarno.

Dengan santai Dody mengajak para petani berbincang di pematang sawah.

Di antara petani yang diajak berbincang yaitu Badrudin. Lelaki 45 tahun sehari-hari bekerja sebagai petani ini meminta kepada Menteri PU agar bisa membantu para petani di Kudus berupa traktor perahu.

Permintaan tersebut cukup beralasan, lantaran saat musim tanam endapan lumpur yang ada di sawah bisa sampai selutut orang dewasa.

Hal ini menyulitkan petani untuk melakukan penanaman padi.

Berhubung kewenangan alat dan mesin pertanian ada di Kementerian Pertanian, Dody tetap menyimak apa yang menjadi aspirasi para petani.

Dody pun memanggil Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertanpangan) Kudus untuk merealisasikan apa yang menjadi permintaan para petani.

“Kami akan usulkan ke Kementerian Pertanian apa yang menjadi permintaan petani,” ujar Kepala Dispertanpangan Kudus Didik Tri Prasetiyo.

Selain menyangkut persoalan teknis pertanian, Badrudin mengakui bahwa sejak tiga tahun terakhir pertanian di wilayahnya cukup menguntungkan.

Dengan adanya aliran air irigasi yang berasal dari Bendungan Logung membuat petani di Desa Hadiwarno bisa menanam padi tiga kali dalam setahun.

“Sebelumnya dua kali tanam padi, yang sekali tanam palawija.

Cuma jarang yang menanam palawija, karena palawija kalau kena air sedikit kan mati,” kata Badrudin.

Saat ini Badrudin berikut para petani di Hadiwarno bisa menanam tiga kali padi dalam setahun.

Ini lebih menguntungkan.

Apalagi saat panen dari hasil tanam ketiga, dipastikan harga gabah melonjak karena pasokan gabah rendah.

Hal itu disebabkan di beberapa wilayah lain utamanya yang mengandalkan tadah hujan tidak bisa ditanami padi.

“Kalau panen musim tanam ketiga harganya tinggi.

Di sana-sana tidak bisa tanam karena tidak ada pengairan,” kata Badrudin.

Sebelum ada Bendungan Logung, hanya di sekitar Desa Jekulo dan Hadipolo yang bisa melakukan penanaman tiga kali dalam setahun.

Namun sejak Sungai Logung dibendung, kini lahan seluas sekitar 4.600 hektare yang ada di Kudus dan sebagian di wilayah Pati bisa dilakukan penanaman padi sebanyak tiga kali dalam setahun.

Untuk di wilayah Kudus yaitu lahan pertanian di Kecamatan Jekulo, Kecamatan Mejobo, dan sebagian kecamatan Undaan.

Untuk di wilayah Pati yaitu sebagain lahan pertanian di Kecamatan Margorejo.

Sedianya Bendungan Logung ditarget bisa mengairi sekitar 5.500 hektare lahan pertanian. Untuk itu Dody meminta agar bisa dimaksimalkan dengan kembali menghidupkan lahan-lahan tidur yang saat ini masih belum tergarap.

“Namun petani juga harus koordinasi untuk tanam biar mereka tetap bisa mendapatkan air saat tanam padi, sebab kadang saat pengairan dibuka petani belum siap untuk tanam,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kudus, Harry Wibowo.

Sementara Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan, Bendungan Logung menjadi bukti bahwa keberadaannya sangat bermanfaat bagi para petani. 

Dari sistem irigasi dari Bendungan Logung yang mengalir ke lahan pertanian, petani yang semula maksimal hanya bisa menanam padi setahun dua kali, saat ini bisa menanam sampai tiga kali.

“Selain untuk irigasi pertanian, Bendungan Logung juga efektif untuk pengendalian banjir. 

Banjir di Kudus berkurang salah satunya gara-gara ada bendungan. 

Kemudian kami juga akan mengalirkan air baku untuk warga di Kudus sampai saluran rumah tangga dari bendungan ini,” kata Dody.

Kini yang juga menjadi fokus dari Kementerian PU yaitu kembali mengaktifkan saluran irigasi sekunder dan tersier. 

Presiden Prabowo, katanya, sudah memerintahkan untuk kembali mengaktifkan saluran irigasi tersebut.

Sudah berpuluh-puluh tahun saluran irigasi tidak terurus.

Terakhir kebijakan perihal saluran irigasi tersier dan sekunder ada di era Presiden Soeharto.

“Sampai detik ini belum ada rehabilitasi (irigasi) lagi. Kami diminta (presiden) untuk fokus rehabilitasi seluruh irigasi yang tidak hanya kewenangan pemerintah pusat. 

Kami pelan-pelan karena ini menyangkut seluruh Indonesia, sambil memperbaiki irigasi kami sambil mendata.

Karena irigasi yang menjadi kewenangan pemerintah daerah datanya sangat minim di pusat. Per tahun 2025 mulai merehabilitasi juga mulai mendata,” kata Dody.

Lebih lanjut keberadaan Bendungan Logung selain memberikan manfaat atas pengairan pertanian, juga memberikan manfaat di sektor pariwisata.

Menurut Dody, pariwisata merupakan efek positif dengan adanya bendungan.

Dia tidak memungkiri bendungan biasanya berada di lokasi yang cukup tinggi dengan panorama yang menawan.

Alhasil, keindahan alam inilah yang kemudian mengundang orang lain untuk berkunjung.

Di Bendungan Logung terdapat wahana wisata air yang bisa dimanfaatkan oleh wisatawan yang bertandang.

Mulai dari bermain perahu, speed boat, sampai memancing bisa dilakukan di area bendungan ini.

Bahkan bagi mereka yang ingin sekadar bersantai, di area Bendungan Logung juga banyak warung yang bisa disinggahi untuk sekadar menikmati secangkir kopi sembari memandang panorama peraian bendungan dan bukit-bukit.

“Biasanya kearifan lokal untuk memanfaatkan pariwisata ini. Kalau kalian sempat ke Bendungan Jragung, belum jadi pun sudah jadi pariwisata,” kata Dody.

Menyikapi terkait legalitas pariwisata, menurut Dody tinggal izin kepada pengelola bendungan pasti diizinkan.

Hanya saja area bendungan memiliki pembagian wilayah mana yang boleh dimanfaatkan untuk pariwisata dan mana yang tidak diizinkan.

Apalagi kaitannya dengan keberadaan air baku yang bersumber dari bendungan, dia tidak ingin dengan adanya aktivitas pariwisata atau lainnya yang ada di area bendungan justru membuat airnya tercemar. 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved