Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kudus

Siapkan Generasi Melek Digital, Puluhan Guru Dilatih Pemrograman dan Coding di Kudus

Puluhan guru SD, SMP, dan SMA dari Kudus, Demak, Jepara, dan Pati mengikuti Pelatihan Guru Computational Thinking & Unplugged Coding.

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: rival al manaf
(Foto: Diskominfo Kudus).
PELATIHAN CODING - Bupati Kudus Sam'ani Intakoris sambutan dalam pembukaan  Pelatihan Guru Computational Thinking & Unplugged Coding “Tangible” di Gedung Pusat Belajar Guru (PBG) Kudus, Minggu (5/10/2025). 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Puluhan guru SD, SMP, dan SMA dari Kudus, Demak, Jepara, dan Pati mengikuti Pelatihan Guru Computational Thinking & Unplugged Coding “Tangible” di Gedung Pusat Belajar Guru (PBG) Kudus. Pelatihan yang berlangsung sejak 5 sampai 7 Oktober 2025 tersebut mengajak guru untuk berpikir komputasional dan memahami konsep dasar pemrograman.

Pelatihan ini digagas oleh Yayasan Dharma Bakti Lestari bekerja sama dengan Yayasan Sukma dan Leva Foundation dan didukung penuh oleh Pemerintah Kabupaten Kudus. Kegiatan tersebut bertujuan memperkuat kemampuan guru dalam memahami konsep computational thinking dan unplugged coding sebagai dasar literasi digital di era kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

Bupati Kudus Sam’ani Intakoris mengapresiasi seluruh pihak yang berkolaborasi dalam menyelenggarakan kegiatan ini. Pihaknya menegaskan pentingnya penguasaan pemrograman bagi tenaga pendidik agar mampu menyiapkan peserta didik yang melek teknologi.

“Kegiatan coding ini penting bagi bapak Ibu guru sebagai bahasa pemrograman komputer yang nantinya akan diajarkan kepada anak-anak. Terima kasih kepada Yayasan Dharma Bakti Lestari dan Leva Foundation yang telah menggagas serta memberikan pelatihan ini. Di era IT dan AI seperti sekarang, mau tidak mau kita harus belajar, karena kalau tidak, kita akan tertinggal,” kata Sam'ani.

Pelatihan ini mengusung pendekatan integrasi computational thinking dan unplugged coding dengan metode pembelajaran yang menyenangkan dan mudah diterapkan. Guru diajak memahami logika berpikir pemrograman tanpa harus bergantung pada komputer. Peralatan yang digunakan pun sederhana dan nyata, cukup dengan telepon genggam dan seperangkat alat pendukung praktis.

Direktur Eksekutif Yayasan Sukma Ahmad Baidhowi AR mengatakan, metode tangible coding ini telah digunakan di lebih dari 22 negara. Kudus menjadi kota kedua di Indonesia setelah Palu yang mendapatkan kesempatan mengikuti pelatihan serupa.

“Kami sudah menyiapkan modul yang bisa digunakan untuk siswa SD hingga SMA. Bahasa yang dipakai sangat dasar, bahkan berbentuk puzzle agar anak-anak lebih fun. Metode ini disebut unplugged coding, karena fokusnya bukan pada alat, tapi pada pola pikir komputasional,” kata Baidhowi.

Dia menambahkan, pelatihan ini merupakan langkah strategis untuk menumbuhkan minat siswa terhadap dunia teknologi sejak dini, serta memperkuat kapasitas guru sebagai penggerak inovasi pendidikan di daerah.

Melalui kegiatan ini, Pemerintah Kabupaten Kudus berharap para guru bisa menjadi pionir pembelajaran digital yang kreatif dan inspiratif, sehingga lahir generasi muda Kudus dan sekitarnya yang unggul, adaptif, dan siap bersaing di era transformasi digital di ranah global. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved