Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

10 Fakta Ibu Ditemukan Tewas Tergantung Bersama 2 Anak: Rela ke Neraka daripada Lihat Anak Sengsara

10 fakta EN dan dua anaknya ditemukan tewas tergantung di rumah kontrakan. Lebih rela masuk neraka daripada lihat anak sengsara.

Editor: Awaliyah P
KOLASE/TRIBUN JABAR ADI RAMADHAN PRATAMA
RELA MASUK NERAKA - 10 fakta tragis dan ironis tentang ibu di Kabupaten Bandung yang ditemukan tewas tergantung bersama dua anaknya. Terlilit utang menjadi dugaan kuat. 

10 Fakta Ibu Ditemukan Tewas Tergantung Bersama 2 Anak: Rela ke Neraka daripada Lihat Anak Sengsara

TRIBUNJATENG.COM - Inilah rangkuman 10 fakta tragedi memilukan seorang ibu 34 tahun tewas gantung diri bersama dua anaknya.

Tragedi ini terjadi di Desa Kiangroke, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung.

Seorang ibu berinisial EN (34) ditemukan meninggal bersama dua anaknya, AA (9) dan AAP (11 bulan).

Baca juga: 3 Poin Hotman Paris Yakin Nadiem Makarim Tak Korupsi Chromebook, Tantang Gelar Perkara di Istana

Baca juga: Detik-detik Penangkapan Laras Faizati, Tersangka Provokasi Pembakaran Mabes Polri: Tangis Ibu Pecah

Peristiwa itu menggemparkan warga pada Jumat (5/9/2025) dini hari.

Berikut 10 fakta yang berhasil dihimpun:

1. Ditemukan Tewas di Kontrakan

Ketiga korban ditemukan di rumah kontrakan yang mereka tempati.

Lokasi berada di Desa Kiangroke, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung.

Peristiwa ini terjadi Jumat (5/9/2025) sekitar pukul 04.00 WIB.

2. Penemu Pertama Adalah Suami

Suami korban, YS, yang baru pulang kerja menjadi orang pertama yang mengetahui kejadian itu.

Ia mendapati rumah terkunci dari dalam.

Saat mengintip lewat ventilasi, ia melihat kaki anaknya.

YS kemudian panik.

"Dari situ suaminya coba lihat lewat ventilasi, kelihatan kaki anaknya."

"Tapi enggak ada jawaban juga."

"Akhirnya pintu didobrak warga, dan pas kebuka, istri dan anak-anaknya sudah meninggal."

"Suaminya langsung histeris," kata Yogi Ramdani, tetangga korban.

3. Kondisi Jenazah Sangat Memilukan

Kasat Reskrim Polresta Bandung, Kompol Luthfi Olot Gigantara menjelaskan kondisi para korban.

"Saat mengintip lewat ventilasi, suami korban mendapati istrinya tergantung di kusen pintu kamar dan kemudian berteriak histeris," ujarnya.

Dua anak EN juga ditemukan sudah tidak bernyawa.

Mereka meninggal dengan jeratan tali di leher.

4. Pintu dan Jendela Terkunci dari Dalam

Polisi memastikan bahwa pintu dan jendela kontrakan terkunci rapat dari dalam.

Tidak ada tanda-tanda perlawanan.

"Pintu dan jendela rumah dalam keadaan terkunci dari dalam, serta tidak ditemukan luka terbuka pada tubuh korban," kata Luthfi.

5. Ada Surat Wasiat di Lokasi

Polisi menemukan secarik kertas yang ditempel di dinding ruang tengah.

Surat itu berisi curahan hati EN.

"Kami menemukan dari hasil olah TKP, ada sebuah surat wasiat atau surat yang ditulis oleh terduga korban (EN)," kata Kompol Luthfi.

6. Isi Surat Sangat Mengharukan dan Ditulis Panjang

Isi surat itu ditulis dalam bahasa Sunda.

Berikut bunyi lengkapnya:

Teks Asli:

Mamah, bapa, ema, bapa, teteh, aa sadayana hampura abi, hampura abi ngakarkeun kieu. Abi tos cape lahir batin, abi tos teu kuat ngajalani hirup kieu, abi cape hirup ngagugulung hutang nu euweuh beresna, kalah beuki nambahan beuki dieu teh.

Bari abi te apal hutang ka saha wae, sabaraha atawa urut naon. Abi cape boga salaki gede bohong wae teh, euweuh sadarna.

Abi cape dinyerihatekeun wae teh, puguh ning ku batur geus dikucilkeun, pada ngomongkeun, pada mikangewa bari jeung teu ngarasa salah.

Boga salaki kalah hayoh we gede bohong jeung gede hutang, CAPEEEEEEEEEEEEE sugan abi jeung budak geus maot mah aya sadarna, mun henteu sadar ge keun bae nu penting teu nyangsarakeun ka budak abi.

Era karunya ngahesekeun wae lanceuk + kolot teh, abi geus eweuh mah moal ngahesekeun wae. Hampura abi teu bisa mulang tarima ka kolot jeung lanceuk-lanceuk.

Aa Alif, Dede Arlan, hampura mamahna. Jalana kudu kieu, bakat ku nyaah mamah teh, daripada ditinggalkeun ku mamah, karunya ka ema.

Mamah leuwih rido ka naraka daripada ninggal Aa + dede sangsara. Da Aa + dede mah can gaduh dosa. Keun we mamah nu nanggung dosana ka naraka, teu rido hirup dibawa susah wae ku mamah teh.

Hampura mamah teu tiasa nyumponan sagala kabutuhan Aa + dede, hampura mamah teu tiasa ngabahagiakeun Aa + dede. Hampura Aa teu jadi tari-na. Hampura Mamah. Aa + dede mah Insha Allah ka surga.

Terjemahan ke Bahasa Indonesia:

Mamah, bapak, emak, teteh, dan aa, maafkan saya. Maafkan saya melakukan hal ini.

Saya sudah lelah lahir batin, saya sudah tidak kuat menjalani hidup seperti ini.

Saya lelah hidup terus-terusan terlilit utang yang tidak ada habisnya, malah semakin hari semakin bertambah.

Padahal, saya tidak tahu utang kepada siapa saja, berapa jumlahnya, atau dari mana asalnya.

Saya lelah punya suami yang selalu bohong, tidak ada kesadarannya sama sekali.

Saya lelah terus-menerus disakiti hatinya, sudah jelas-jelas dikucilkan orang lain, diomongin, dibenci, padahal tidak merasa berbuat salah.

Punya suami malah terus-terusan berbohong dan berutang CAPEEEEEEEEEEEEE.

Saya harap, jika saya dan anak-anak sudah meninggal, dia akan sadar.

Jika tidak sadar pun tidak apa-apa, yang penting tidak menyengsarakan anak-anak saya.

Saya malu dan kasihan selalu menyusahkan kakak-kakak dan orang tua.

Jika saya sudah tidak ada, saya tidak akan menyusahkan lagi.

Maafkan saya tidak bisa membalas budi kepada orang tua dan kakak-kakak.

Kepada: Aa A*** dan Dede A****.

Aa A***, Dede A****, maafkan mamah.

Jalannya harus seperti ini, karena mamah sangat sayang.

Daripada ditinggalkan oleh mamah, kasihan pada nenek.

Mamah lebih rela ke neraka daripada melihat Aa dan Dede sengsara.

Sebab, Aa dan Dede belum punya dosa.

Biar mamah saja yang menanggung dosanya ke neraka.

Mamah tidak rela hidup terus-terusan susah.

Maafkan mamah tidak bisa memenuhi segala kebutuhan Aa dan Dede.

Maafkan mamah tidak bisa membahagiakan Aa dan Dede.

Maafkan mamah, Aa tidak jadi menari ya. Maafkan mamah.

Aa dan Dede, Insya Allah kalian akan masuk surga.

7. Dugaan Motif Karena Utang dan Masalah Rumah Tangga

Polisi menduga motif kuat adalah persoalan utang.

Hal itu diperkuat dengan keterangan saksi dan isi surat wasiat.

"Isinya menceritakan terkait permasalahan keluarga dan permintaan maaf kepada keluarga, beserta kedua anak korban yang meninggal dunia," kata Kompol Luthfi.

8. Ada Orang Asing Sering Datang Cari Suami Korban

Tetangga korban, Yogi, menyebut ada orang-orang asing yang sering datang sebelum kejadian.

"Orang asing sering ke sini, nanya ke saya. Enggak tahu mau apa, nanyain suaminya korban."

"Jadi tiba-tiba nanya ke sini aja itu orang asing, banyak lah beberapa kali ada," kata Yogi.

Hal ini membuat dugaan soal masalah utang semakin kuat.

9. Keseharian Korban Tampak Normal

Yogi juga menyebut tidak ada tanda-tanda aneh dari korban sebelumnya.

"Kesehariannya normal saja, enggak kelihatan ada masalah."

"Beberapa hari terakhir juga enggak pernah dengar ada suara ribut-ribut."

"Korban seringnya di rumah, karena punya anak yang masih bayi," ujarnya.

Bahkan, sore sebelum kejadian EN masih terlihat membeli jajanan.

10. Polisi Masih Dalami Kasus

Kasus ini masih ditangani Polresta Bandung.

Polisi sudah memeriksa sejumlah saksi dari keluarga dan tetangga.

Barang bukti seperti surat wasiat dan ponsel korban juga sudah diamankan.

Jenazah tiga korban telah dibawa ke RS Sartika Asih Bandung untuk pemeriksaan forensik.

"Kami masih terus mendalami kasus ini dengan memeriksa saksi-saksi, serta mendalami kemungkinan motif di balik peristiwa tragis tersebut," kata Kompol Luthfi.

 Itulah 10 fakta terbaru kasus ibu dan dua anak yang tewas di kontrakan Banjaran, Kabupaten Bandung.

Peristiwa ini menjadi duka mendalam bagi keluarga dan membuat geger warga sekitar.

Perlu ditegaskan, artikel ini disusun semata-mata sebagai informasi mengenai sebuah peristiwa, bukan untuk dijadikan contoh atau inspirasi tindakan bunuh diri.

Jika Anda merasa terbebani masalah, tertekan, atau tidak sanggup menghadapi kondisi hidup, segera cari pertolongan dengan berbicara kepada keluarga, teman dekat, tokoh yang dipercaya, atau tenaga profesional seperti psikolog dan layanan kesehatan jiwa.

Jangan pernah menghadapi masalah seorang diri, karena selalu ada jalan keluar dan orang-orang yang siap membantu. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved