Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Membangun Generasi Sehat secara Fisik dan Mental lewat Program MBG dan PP Tunas

Dua program besar pemerintah mencoba hadir menjawab tantangan ini, yakni Makan Bergizi Gratis (MBG) dan PP Tunas.

|
Penulis: Anniza Kemala | Editor: Content Writer
Tribunnews/Jeprima
MAKAN BERGIZI GRATIS - Dikatakan oleh Presiden Prabowo Subianto bahwa Program MBG kini sudah menjangkau 23 juta orang, termasuk ibu hamil dan balita. (Tribunnews/Jeprima) 

MBG memang bukan hanya sekadar makanan gratis. Program ini dirancang agar menjadi gerakan bersama yang menghidupkan ekosistem sosial dan ekonomi di akar rumput. Sekolah melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) menjadi pusat produksi, tempat ahli gizi memastikan kualitas pangan, sekaligus pintu masuk bagi hasil panen petani lokal, produk UMKM, serta pasokan dari BUMDes dan koperasi.

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan cara ini menghadirkan manfaat ganda, mulai dari anak-anak menerima gizi yang baik, hingga masyarakat ikut merasakan dampak positif lewat meningkatnya permintaan pangan lokal. 

Melalui program ini, ada efek domino yang dirasakan, kesehatan generasi muda lebih kuat sekaligus perekonomian di desa-desa juga ikut tumbuh karena berperan sebagai rantai pasok. 

Seperti salah satu kisah Nur Salim, seorang petani di Dusun Lampu, Kelurahan Pucang Anom, Kecamatan Serumbung, Kabupaten Magelang. Sebelum MBG hadir, sosok yang akrab disapa Pak Nur ini mengakui bahwa pasar hasil pertanian di desanya tidaklah menentu. 

"Dulu kami menjual tanpa tahu pasti berapa yang laku. Sekarang, kami produksi sesuai kebutuhan MBG, dan pendapatan jadi stabil. Bahkan tenaga kerja lokal bisa ikut terlibat," kata Pak Nur dikutip dari situs BGN.

Tak hanya Pak Nur secara individu, MBG juga membuka ekosistem baru dari lahan ke dapur yang melibatkan banyak lapisan masyarakat sekitar. Pelaku UMKM pembuatan tempe seperti milik Abdul Rozaq juga merasakan efek positif dari program MBG ini. 

Sejak 6 Januari 2025 lalu, Rozaq dapat menghabiskan satu kantong kedelai seberat 50kg karena usahanya menjadi supplier di SPPG Lanud Adi Soemarno, Jawa Tengah. Sejak itu, usaha pembuatan tempe miliknya mengalami lonjakan pesanan. 

“Kalau dihitung secara kasar, keuntungan kotor yang saya terima meningkat dari 7 juta menjadi 11 juta per minggu. Biasanya, setiap minggu saya mengirimkan tempe sebanyak 2 kali ke SPPG. Kalau ada hari libur seperti kemarin, biasanya permintaan tempe hanya sekali seminggu,” jelas Rozaq dikutip dari situs resmi BGN. 

MBG dan PP Tunas, Dua Program yang Saling Melengkapi

ADV - BGN - 01092025-2

Untuk menciptakan generasi Indonesia Emas 2045, MBG memang tidak bisa jalan sendirian. Maka itu, program MBG berjalan beriringan dengan PP Tunas yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Digital. 

PP Tunas atau Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak, yang mengatur perlindungan data pribadi anak, pengelompokan akses platform digital berdasarkan usia, filter konten berbahaya & sistem pelaporan hingga literasi digital untuk anak & orang tua. 

Maka itu, PP Tunas fokus pada perlindungan anak di ruang digital. Kemitraan bersama Kemkomdigi diharapkan mampu mengantisipasi hoaks dan misinformasi terkait jalannya program MBG.

Komitmen itu ditekankan oleh Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid yang sepakat bahwa kesehatan anak di ruang digital sama pentingnya dengan gizi yang mereka konsumsi sehari-hari

"Kita sedang berhadapan dengan konten media sosial yang seringkali tidak mengedepankan prinsip jurnalistik. Banyak informasi tentang MBG yang beredar justru misleading dan tidak sesuai fakta lapangan. Kami ingin memperkuat informasi yang paling akurat, sehingga publik mendapat gambaran utuh mengenai program (MBG) ini," tegas Meutya dalam acara Silaturahmi dengan Para Pemimpin Redaksi Media di Jakarta, Kamis (22/5/2025).

MBG diyakini dapat menjadi fondasi fisik yang menyehatkan anak-anak di fase tumbuh kembangnya, sementara PP Tunas menjaga pikiran dan mental mereka tetap terlindungi dari dampak negatif dunia digital. 

Dengan caranya masing-masing, kedua program ini punya semangat yang sama, yaitu mencetak generasi muda yang bisa diandalkan di masa depan. 

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved