Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Kisah Mengiris Hati Pasutri Palembang Jalan Kaki Bawa Jasad Bayinya dan Diusir Mertua

Kisah pasangan suami istri (pasutri) di Palembang, Sumatera Selatan jalan kaki menggendong jenazah bayinya menyita perhatian banyak orang.

Penulis: Adelia Sari | Editor: galih permadi
TRIBUN SUMSEL/RACHMAD KURNIAWAN
TUNAWISMA - Joko (42) dan Novi Yanti (29) Pasutri tunawisma yang berjalan kaki membawa jenazah bayinya setelah ditolak mertua saat dijumpai di SPKT Polda Sumsel, bersama KA Siaga AKP Sutioso, Sabtu (20/9/2025) malam. 

TRIBUNJATENG.COM - Kisah pasangan suami istri (pasutri) di Palembang, Sumatera Selatan jalan kaki menggendong jenazah bayinya menyita perhatian banyak orang.

Pasutri tersebut adalah Joko (40) dan Noviyanti.

Pasutri tunawisma ini baru saja kehilangan bayi perempuan mereka bernama Fili Saputri yang baru berusia 20 hari.

Anak mereka meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Palembang BARI setelah mendapat perawatan intensif di ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU) karena sesak nafas.

“Dari semenjak lahir dirawat di sana sudah 20 hari. Selama dirawat alhamdulillah kami urus surat-surat supaya biayanya lebih ringan,” ujar Joko saat ditemui di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Sumsel, Sabtu (20/9/2025) malam.

Joko sempat meminta pihak RSUD Palembang BARI untuk membantu memakamkan bayi mereka.

Hal itu dilakukan Joko karena ia tidak memiliki rumah dan biaya pemakaman.

Namun rumah sakit menolak dengan alasan pasien masih memiliki keluarga.

“Waktu di rumah sakit kami minta bantu dimakamkan anak saya. Tapi pihak rumah sakit tidak mau, dengan alasan kami masih ada keluarga. ‘Kok kayak gini hidup,’ kata saya,” ucap Joko.

Meskipun begitu, rumah sakit menyediakan ambulans untuk mengantarkan jenazah ke rumah duka keluarga Noviyanti di Kelurahan 10 Ilir, Kecamatan Ilir Timur III, Palembang.

Mereka lalu diantar ke rumah mertua Joko.

“Saya minta diturunkan di sana, karena mau ke tempat mertua. Dari bundaran air mancur jalan kaki ke rumah mertua,” jelas Joko.

Bukannya disambut dengan baik, Joko ditolak oleh mertuanya.

“Sampai di sana saya dimaki-maki. Dibilang bawa mayat lah, apa lah. Di situ hati saya bingung,” ungkapnya.

Joko dan Novi memilih pergi jalan kaki menuju Masjid Agung SMB Jayo Wikaramo.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved