10 Fakta Kasus Keracunan Massal Program Makan Bergizi Gratis di Ketapang, Gegara Ikan Hiu Filet?

TRIBUNJATENG.COM - Inilah 10 fakta kasus siswa keracunan MBG di Ketapang, Kalimantan Barat.

Kasus keracunan massal akibat menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali mencuat.

Kali ini menimpa puluhan siswa SDN 12 Benua Kayong, Ketapang, Kalimantan Barat, Selasa (23/9/2025).

Baca juga: Viral Kendaraan Pajak Mati Dilarang Isi BBM di SPBU, Ini Kata Pertamina

Baca juga: Cek Fakta Viral Ojol Dilarang Isi BBM Pertalite? Ini Penjelasan Resmi dari Kementerian ESDM

Inilah 10 faktanya, dihimpun dari berbagai sumber:

1. Puluhan siswa dilarikan ke RSUD Agoesdjam

Kepala Sekolah SDN 12 Benua Kayong, Dewi Hardina Febriani, mengisahkan awal mula peristiwa.

“Awalnya hanya beberapa anak yang sakit perut lalu muntah."

"Tapi makin lama makin banyak, sehingga kami segera membawa mereka ke puskesmas."

"Atas arahan medis, mereka kemudian dirujuk ke RSUD Agoesdjam,” ujarnya.

 
2. Total korban mencapai 25 orang

Kepala Dinas Kesehatan Ketapang, Feria Kowira, menyebut jumlah korban semula 17 orang.

“Namun delapan pasien tambahan masuk rumah sakit pada Selasa malam sehingga totalnya bertambah menjadi 25 orang."

"Dari jumlah tersebut, 22 sudah pulang, tiga masih dirawat intensif,” katanya.

 
3. Menu makan siang penyebab keracunan

Menu MBG saat itu berupa nasi putih, ikan hiu filet saus tomat, tahu goreng, oseng kol-wortel, dan buah melon.

Diduga, ikan hiu menjadi penyebab utama keracunan.

 
4. Kepala Regional MBG akui kelalaian

Kepala Regional MBG Kalbar, Agus Kurniawi, tidak menampik adanya kesalahan dapur SPPG Mulia Kerta.

“Soal menu ikan hiu, itu murni kesalahan dan keteledoran dari SPPG kami."

"Mereka tidak teliti memilih menu. Ikan hiu itu dibeli dari TPI Rangga Sentap, produk lokal,” ungkapnya.

 
5. Ikan hiu seharusnya tidak masuk daftar menu

Agus menegaskan, ikan hiu seharusnya tidak pernah dihidangkan untuk siswa.

“Anak-anak jarang sekali mengonsumsi ikan hiu. Bisa saja ikan ini mengandung merkuri. Itu yang sangat saya sesalkan,” katanya.

 
6. Kepala dapur SPPG dinonaktifkan

Atas kelalaian tersebut, Agus memastikan kepala dapur SPPG Mulia Kerta, M Yoga, sudah dinonaktifkan.

“Kami hentikan sementara operasional dapur tersebut, dan Kepala SPPG akan dirumahkan,” ujarnya.

 
7. Gubernur Kalbar geram

Gubernur Ria Norsan menyatakan kegeramannya karena merasa tidak pernah diajak berkoordinasi.

“Saya masih mencari siapa koordinator MBG ini. Di pemda tidak ada. Sampai saya telepon kepala MBG di pusat,” katanya.

Menurutnya, lemahnya koordinasi membuat pemda kerap disalahkan masyarakat.

 
8. Wali murid trauma, anak dilarang makan MBG

Sejumlah orangtua memilih melarang anak mereka makan dari program MBG.

“Daripada berisiko, lebih baik anak saya bawa bekal sendiri,” ujar Ratna (36), salah satu wali murid.

Hal senada disampaikan Susilo (53), salah satu wali murid, “Hari ini lebih banyak siswa tidak berani makan MBG. Risikonya lebih besar daripada manfaatnya.”

 
9. BGN sebut sesuai kearifan lokal

Wakil Kepala BGN, Nanik S. Dayang, menyebut ikan hiu sebenarnya lazim dikonsumsi warga Ketapang.

“Menu apapun itu disesuaikan dengan kearifan lokal. Di sana biasa makan ikan hiu. Menu hiu goreng baru dua kali diberikan di sekolah itu,” jelasnya.

Namun ia menegaskan, “Sekalipun banyak dan terlimpah, bahan yang teridentifikasi jadi penyebab tidak akan kami gunakan lagi.”

 
10. Pemerintah daerah tanggung biaya pengobatan

Seluruh biaya perawatan korban ditanggung penuh oleh pemerintah daerah. Dinas Kesehatan Ketapang memastikan para pasien mendapat pengawasan medis hingga benar-benar pulih. (*)