Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kakek Ocang Tewas di TKP Setelah Duel dengan King Kobra, Racun Membunuhnya dalam 15 Menit

Panji menjelaskan, bisa ular king kobra mengandung racun neurotoksik, hemotoksik, dan kardiotoksik yang mempengaruhi saraf, darah, dan jantung secara

|
Penulis: Puspita Dewi | Editor: galih permadi
THE FOREST
Ilustrasi ular king kobraSeorang petani lanjut usia bernama Abah Ocang (73) ditemukan tewas di kebun karetnya setelah berduel melawan seekor ular king kobra sepanjang 4 meter. 


Kakek Ocang Tewas di TKP Setelah Duel dengan King Kobra, Racun Membunuhnya dalam 15 Menit


TRIBUNJATENG.COM – Warga Kampung Cipetir, Desa Cidadap, Kecamatan Cidadap, Kabupaten Sukabumi, dikejutkan oleh peristiwa tragis pada Senin (6/10/2025) pagi.

Seorang petani lanjut usia bernama Abah Ocang (73) ditemukan tewas di kebun karetnya setelah berduel melawan seekor ular king kobra sepanjang 4 meter.


Jenazah Abah Ocang ditemukan oleh tetangganya, Erwanto (40), dalam posisi tergeletak di jalan setapak, hanya beberapa meter dari rumahnya. Tak jauh dari tubuh korban, ditemukan bangkai ular king kobra dengan kepala tertancap kayu. Diduga, ular itu sempat dilawan sebelum keduanya sama-sama tewas di lokasi kejadian.

KING KOBRA -
KING KOBRA - (Kompas.com)


Tewas Usai Gigitan di Kaki


Kanit Reskrim Polsek Sagaranten, Aiptu Yadi Supriyadi, membenarkan bahwa korban meninggal akibat gigitan ular berbisa.


 “Tidak jauh dari korban terdapat seekor ular kobra sepanjang empat meter yang sudah mati dan tertancap kayu, sehingga dugaan sementara korban meninggal akibat serangan gigitan dari ular tersebut,” ujarnya.

 


Yadi menambahkan, dari hasil pemeriksaan ditemukan luka gigitan di sela jempol kaki kanan korban yang berwarna kebiruan.


 “Luka bekas gigitan itu menunjukkan tanda-tanda keracunan akibat bisa ular,” katanya.

 


Korban diketahui setiap hari bekerja di kebun karet miliknya. Pagi itu, seperti biasa, Abah Ocang berangkat tanpa firasat buruk.


Namun diduga kuat, di tengah aktivitasnya menyadap pohon karet, ia bertemu secara tak sengaja dengan king kobra yang sedang bersembunyi di balik semak.


Menurut pengamat satwa liar Panji Petualang, insiden semacam ini sering dipicu oleh pertemuan tidak disengaja.


>“Kalau lihat kronologinya, sepertinya memang ada konflik pertemuan antara si Abah ini dengan ular di kebun saat beliau beraktivitas,” ujar Panji.


“King kobra sejatinya bukan ular agresif terhadap manusia, tapi mereka akan bertahan mati-matian ketika merasa terancam.”

 

Panji menduga korban sempat memukul ular dengan kayu karena panik melihat ukurannya yang besar. Serangan defensif itu membuat ular balik menggigit, menyebabkan racunnya langsung masuk ke aliran darah.


Racun Mematikan, Bekerja dalam 15 Menit


Panji menjelaskan, bisa ular king kobra mengandung racun neurotoksik, hemotoksik, dan kardiotoksik yang mempengaruhi saraf, darah, dan jantung secara bersamaan.


“Racun itu menjalar ke seluruh tubuh dengan cepat dan bisa membuat korban mengalami gagal napas dalam hitungan menit,” katanya.


Pemerhati satwa liar Boedi Setiawan (Cak Boeseth) juga menegaskan, racun king kobra termasuk yang paling mematikan di dunia.


 “Seekor gajah bisa mati hanya dalam waktu 15 menit setelah terkena bisanya,” ungkapnya.

 


Sayangnya, Indonesia belum memiliki antivenom khusus untuk king kobra. Serum penawar racun ular yang tersedia saat ini hanya efektif untuk jenis kobra jawa, welang, dan ular tanah.


“Kita di Indonesia belum punya serum anti bisa ular king kobra. Antivenom-nya masih harus impor dari Thailand,” jelas Boeseth.

 

 


(*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved