Berita Regional
Tolak Hujan dengan Bawang dan Sapu Lidi: Mengungkap Rahasia dan Praktik Pawang Hujan
Pawang hujan adalah individu yang dipercaya memiliki kemampuan spiritual atau supranatural untuk mengendalikan cuaca.
Penulis: Raf | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM - Hujan adalah berkah, tapi terkadang bisa menjadi masalah. Entah saat pesta pernikahan, acara konser di luar ruangan, atau bahkan saat pertandingan olahraga, hujan bisa memupus harapan banyak orang.
Di Indonesia, fenomena alam ini sering kali dihadapi dengan cara unik dan tradisional: meminta bantuan "pawang hujan".
Tradisi menghentikan atau memindahkan hujan adalah bagian dari kearifan lokal yang sudah ada sejak zaman dahulu.
Meski di era modern ini segala hal bisa dijelaskan secara ilmiah, kepercayaan terhadap pawang hujan tetap hidup dan dipegang teguh oleh sebagian masyarakat.
Baca juga: Kali Ini, MotoGP Mandalika 2024 Tak Libatkan Pawang Hujan, Akan Dihadiri Presiden Jokowi
Siapa Sebenarnya Pawang Hujan?
Secara harfiah, pawang hujan adalah individu yang dipercaya memiliki kemampuan spiritual atau supranatural untuk mengendalikan cuaca.
Mereka sering kali menggunakan ritual-ritual tertentu, mantera, atau benda-benda khusus untuk "memohon" agar hujan tidak turun di suatu lokasi.
Dalam praktiknya, ritual yang dilakukan pawang hujan sangat beragam.
Ada yang menggunakan sesajen berupa bunga-bunga, ada yang menancapkan lidi yang sudah dimanterai di lokasi tertentu, hingga yang paling sering terlihat adalah menaruh cabai dan bawang merah di atas sapu lidi yang diletakkan terbalik.
Tujuannya sama: agar awan mendung "pergi" ke tempat lain.
Kepercayaan dan Realitas
Kepercayaan ini tidak hanya ada di kalangan masyarakat pedesaan.
Di kota-kota besar, bahkan pada acara-acara kenegaraan atau perhelatan akbar, jasa pawang hujan sering kali digunakan.
Misalnya, saat pagelaran balap motor MotoGP di Mandalika, pawang hujan menjadi sorotan global.
Bagi mereka yang percaya, keberhasilan pawang hujan adalah bukti kekuatan spiritual yang melekat pada individu tersebut.
Sementara itu, bagi mereka yang skeptis, keberhasilan ini hanyalah kebetulan belaka yang bertepatan dengan perubahan cuaca alami.
Namun, terlepas dari perdebatan itu, pawang hujan adalah bagian tak terpisahkan dari budaya dan kepercayaan masyarakat Indonesia.
Tradisi pawang hujan juga mencerminkan hubungan erat manusia dengan alam.
Di satu sisi, ada upaya untuk mengendalikan alam, namun di sisi lain, tradisi ini juga mengandung unsur permohonan atau doa agar alam "bersahabat" dengan kegiatan manusia.
Pawang hujan dianggap sebagai perantara antara manusia dan alam, yang bertugas menyampaikan permohonan tersebut.
Baca juga: Rara Pawang Hujan Bantah Dipulangkan dari Aceh, Gubernur Keluarkan Surat: Tidak Sesuai Syariat Islam
Mengapa Tradisi Ini Bertahan?
Ada beberapa alasan mengapa tradisi ini masih bertahan hingga kini:
- Daya Tarik Budaya: Tradisi ini unik dan eksotis. Ia menarik bagi mereka yang ingin menjaga warisan leluhur.
- Solusi Praktis: Bagi sebagian orang, pawang hujan adalah solusi cepat untuk masalah yang tidak bisa dikendalikan. Ketika tidak ada yang bisa dilakukan secara ilmiah, pawang hujan menjadi pilihan.
- Keyakinan Kolektif: Kepercayaan yang sudah mengakar kuat di masyarakat, ditambah cerita turun-temurun, membuat tradisi ini sulit untuk ditinggalkan.
Pada akhirnya, tradisi menghentikan hujan bukanlah sekadar mitos.
Ia adalah cerminan dari keyakinan, harapan, dan cara unik masyarakat Indonesia dalam berinteraksi dengan alam di sekeliling mereka.
Meski teknologi terus berkembang, hubungan manusia dengan tradisi dan kepercayaan kuno tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan.
Nasib Aiptu S, Polisi Yang Beri SKCK Buronan Pembunuhan Hingga Jadi Anggota DPRD Batal Jadi Perwira |
![]() |
---|
Gara-gara Geber Motor, Pemuda Ditendang Pengendara Lain hingga Tewas |
![]() |
---|
Kerangka Manusia Ditemukan dalam Pohon Mati, Polisi: Diduga Yuda yang Pamit Merantau 2 Tahun Lalu |
![]() |
---|
Penjual Cireng Diculik dan Dianiaya 4 Orang, Warga Tak Berani Tolong karena Pelaku Ngaku Polisi |
![]() |
---|
Ruko Roboh Akibat Banjir, Jenazah Nenek 71 Tahun Ditemukan Tertimbun Reruntuhan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.