Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

10 Fakta Sahroni Sembunyi 7 Jam di Toilet, Ngaku Penjaga Saat Bertemu Penjarah Rumahnya

Fakta terbaru justru menyebut Ahmad Sahroni bersembunyi di toilet rooftop selama berjam-jam. Kesaksian Tabroni, staf pribadinya, mengungkap detail dr

Penulis: Puspita Dewi | Editor: galih permadi
Instagram/ Ahmad Sahroni
AHMAD SAHRONI- Ahmad Sahroni, Wakil Ketua Komisi III DPR RI, ternyata tidak kabur saat rumahnya dijarah massa di Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada 30 Agustus 2025.  Fakta terbaru justru menyebut ia bersembunyi di toilet rooftop selama berjam-jam. Kesaksian Tabroni, staf pribadinya, mengungkap detail dramatis momen tersebut. 

10 Fakta Sahroni Sembunyi 7 Jam di Toilet, Ngaku Penjaga Saat Bertemu Penjarah Rumahnya

TRIBUNJATENG.COM – Ahmad Sahroni, Wakil Ketua Komisi III DPR RI, ternyata tidak kabur saat rumahnya dijarah massa di Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada 30 Agustus 2025. 

Fakta terbaru justru menyebut ia bersembunyi di toilet rooftop selama berjam-jam. Kesaksian Tabroni, staf pribadinya, mengungkap detail dramatis momen tersebut.

Berikut rangkuman 10 faktanya:


1. Massa menyerang rumah Sahroni sejak sore

Menurut kesaksian Tabroni, aksi massa mulai terjadi sejak sore hari. Mereka datang sambil membawa batu dan mencoba merobohkan pagar.

“Sahroni mulai bersembunyi di toilet tersebut pada sore hari setelah massa datang. Massa mulai mencoba merobohkan pagar rumah pada sekitar pukul 15.30 WIB. Saat itu, massa juga melempari rumah dengan batu,” ungkap Tabroni.

 

2. Isu kabur ke luar negeri terbantahkan

Sempat muncul kabar bahwa Sahroni kabur ke Singapura karena ada foto seseorang mirip dirinya di bandara. Namun, Tabroni memastikan isu itu tidak benar. Ia menegaskan, bosnya berada di rumah sepanjang penjarahan berlangsung dan justru terjebak di rooftop.

 

3. Sembunyi di kamar mandi rooftop selama 7 jam

Sahroni terjebak dalam kamar mandi yang berada di lantai empat sekaligus rooftop rumahnya selama sekitar tujuh jam, dari sore hingga malam. 

Selama ia bersembunyi, massa menjarah dan merusak isi rumah di Jalan Swasembada Timur XXII, Kebon Bawang, Tanjung Priok.

 

4. Pintu toilet tidak dikunci

Meski bersembunyi di kamar mandi, Sahroni ternyata tidak mengunci pintu. 

Ia juga mengotori wajahnya dengan tanah dan debu agar tidak dikenali jika ada orang masuk. Menurut Tabroni, strategi itu terbukti menyelamatkan Sahroni saat seseorang sempat memergokinya.


5. Nyaris ketahuan orang tak dikenal

Tabroni menceritakan ada momen menegangkan ketika seseorang masuk ke toilet tempat Sahroni bersembunyi.


“Bapak (Sahroni) cerita, ada yang tiba-tiba masuk, sempat senterin dia dan tanya, ‘kamu siapa?’. Bapak jawab, ‘saya penjaga rumah’,” tutur Tabroni. Orang tersebut akhirnya pergi setelah menyuruh Sahroni tetap diam karena situasi rumah masih belum aman.

 

6. Ada delapan orang terjebak bersama Sahroni

Selain Sahroni, ada delapan orang lainnya terdiri dari staf dan tamu yang juga terjebak dalam rumah. Mereka semua lari ke rooftop untuk menyelamatkan diri.

“Namanya panik kan. Begitu sudah lempar-lemparan batu, pagar sudah digoyang-goyang, mereka naik ke atas untuk menyelamatkan diri,” ucap Tabroni.

 

7. Ada yang nekat loncat ke rumah tetangga

Menurut Tabroni, orang-orang yang terjebak di dalam rumah berupaya menyelamatkan diri dengan berbagai cara.

 “Ada yang bersembunyi maupun melompat ke rumah tetangga dari atap,” katanya. Meski begitu, warga sekitar enggan mengonfirmasi detail peristiwa itu.

 

8. Sahroni kehilangan ponsel saat penjarahan

Sahroni tidak bisa dihubungi karena tidak membawa ponsel saat bersembunyi. Tas yang berisi telepon genggamnya tertinggal di dalam rumah dan hilang saat penjarahan. Hal ini membuat keluarganya tidak tahu keberadaannya sepanjang sore hingga malam.


9. Baru memberi kabar lewat telepon tetangga

Sekitar pukul 22.00 WIB, Sahroni akhirnya bisa menghubungi istrinya, Feby Belinda, yang sedang berada di luar Jakarta. Ia meminjam telepon tetangganya setelah berhasil memanjat atap dan menyelinap ke rumah sekitar.

“Itu satu-satunya nomor handphone yang beliau ingat,” kata Tabroni.

 

10. Polisi tetapkan puluhan tersangka penjarahan

Pasca-penjarahan, polisi menetapkan 52 orang sebagai tersangka. Berbagai barang bukti mulai dari perhiasan, barang elektronik, hingga kendaraan berhasil diamankan. 

Meski begitu, kasus ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut dan menjadi salah satu peristiwa hukum terbesar di Jakarta sepanjang 2025.


(*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved