Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Musala Ponpes Ambruk

Semuanya Sakit, Haikal Santri Terjebak Reruntuhan Mushola Ponpes di Sidoarjo Merintih Kesakitan

Beredar di media sosial rintihan kesakitan dua orang santri yang terjebak di reruntuhan mushola pondok pesantren Sidoarjo

|
Editor: galih permadi
KOMPAS.com/IZZATUN NAJIBAH
Evakuasi Korban - Petugas saat mengevakuasi korban reruntuhan Ponpes Al-Khoziny Buduran, Sidoarjo, Senin (29/9/2025). 

TRIBUNJATENG.COM - Beredar di media sosial rintihan kesakitan dua orang santri yang terjebak di reruntuhan mushola pondok pesantren di Sidoarjo.

Haikal dan Yusuf sedang diupayakan dievakuasi tim penyelamat dari reruntuhan mushola.

Tim penyelamat dan santri korban reruntuhan musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur.

Baca juga: Ikut Nguli di Atas, Rizki Santri Selamat Ceritakan Kronologi Mushola Ponpes Roboh di Sidoarjo

"Silakan Maki Saya" Uya Kuya Datangi Rumahnya yang Dijarah, Astrid Sampai Tak Bisa Berkata-kata

Korban Meninggal Ambruknya Ponpes Al Khoziny Jadi 3 Orang, Ini Identitasnya

HAYKAL TERTIMPA RERUNTUHAN - Pilu percakapan santri korban ponpes ambruk di Sidoarjo selama evakuasi. Haykal mengaku semua badannya sakit tertimpa rerntuhan bangunan.
HAYKAL TERTIMPA RERUNTUHAN - Pilu percakapan santri korban ponpes ambruk di Sidoarjo selama evakuasi. Haykal mengaku semua badannya sakit tertimpa rerntuhan bangunan. (KOLASE)

Dalam rekaman suara itu, terdengar santri bernama Haykal yang merintih kesakitan saat ditanya kondisinya oleh petugas.

Percakapan bermula ketika seorang rescuer yang memperkenalkan diri sebagai Aziz dari Rescue Surabaya.

Ia mencoba menenangkan para korban yang terjebak di balik puing.

Ia pertama menanyai seorang santri berusia 16 tahun bernama Yusuf yang mengaku perutnya terjepit.

Setelah itu, ia menyapa Haykal.

"Haykal, kamu yang sakit apa nak?" tanya rescuer.

"Semuanya sakit," jawab Haykal lirih.

Petugas pun mencoba menenangkannya.

"Semuanya sakit? Oke semangat ya. Sabar, sabar ya nak ya. Aku Aziz dari Rescue Surabaya, ini usaha," katanya.

Dalam percakapan yang sama, rescuer juga menyebut ada santri lain bernama Yusuf yang terjebak tidak jauh dari posisi Haykal.

Tim sempat berkoordinasi untuk menentukan arah lokasi korban agar evakuasi bisa dilakukan lebih cepat.

3 Korban Meninggal

Korban meninggal insiden ambruknya bangunan musala Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo bertambah menjadi 3 orang.

Data ini diungkap oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa di sela pembukaan acara Job Fair Inklusif Tahun 2025 di Dyandra Convention Center, Selasa (30/9/2025).

 Khofifah memastikan sampai saat ini ada 3 santri yang meninggal dunia.

“Sampai saat ini tadi, tiga santri terkonfirmasi meninggal dunia. Ada Muhammad Saleh dari Bangka Belitung,  Maulana Alfan Ibrahimnomik yang tadi malam terkonfirmasi, Muhammaf Masdulhaq pagi ini terkonfirmasi disampaikan kepada kami,” kata Khofifah, dikutip dari Suryamalang.

Kedua santri yang meninggal adalah Mochammad Mashudulhaq (14) asal Dukuh, Pakis, Surabaya dan Muhammad Soleh (22) asal Tanjung Pandan, Bangka Belitung.

Mashudulhaq sempat mendapat perawatan di RSUD Sidoarjo.

Namun nyawa santri itu tak tertolong.

Sedangkan Muhammad Soleh mengalami luka parah karena terhimpit di bagian bawah tubuh.

Soleh meninggal dunia saat dirujuk ke RSUD Sidoarjo.

Sedangkan korban meninggal dunia pertama adalah Maulana Alvan Ibrahimavic (14)warga Kelurahan Bongkaran, Kecamatan Pabean Cantikan, Kota Surabaya. 

Proses evakuasi korban dari reruntuhan masih berjalan higga siang ini Selasa (30/9/2025).

Diperkirakan masih ada sekitar 7 korban yang berada di bawah reruntuhan.

Petugas gabungan masih terus berupaya untuk mengevakuasi korban dalam keadaan selamat. Sebab, korban diketahui masih bisa berkomunikasi dengan petugas. 

Diluar 7 orang itu, hingga siang ini, proses evakuasi sudah dilakukan terhadap 11 korban sejak peristiwa ini terjadi. 

"Kita masih melanjutkan fokus untuk pencarian penyelamatan yang terindikasi masih hidup ya kemungkinannya karena ada yang bisa komunikasi dan kita masih mengalirkan oksigen maupun minuman," kata  Sekdaprov Jatim Adhy Karyono saat dikonfirmasi di lokasi, dikutip dari Tribunjatim.

Kronologi Ambruknya Musala

Insiden ini terjadi pada Senin (29/9/2025) sore saat musala yang masih dalam tahap pembangunan tiba-tiba ambruk.

Ketika itu, sejumlah santri putra sedang melaksanakan salat Asar di dalam musala.

Berdasarkan data terakhir yang dikutip dari Tribun Jatim, ada 87 korban yang berhasil dievakuasi.

Sebanyak 86 orang selamat meski mengalami luka ringan hingga berat.

Sementara satu santri bernama Ahmad Maulana Alfian Ibrahim (13) meninggal dunia.

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Jules Abraham Abast menegaskan, tim gabungan masih fokus pada proses evakuasi korban.

"Evakuasi dan korban-korban itu menjadi hal yang utama karena kita harus mengutamakan sisi kemanusiaan," ujarnya.

Cerita Rizki Korban Sekaligus Saksi Mata 

Rizki Ramadhan (19) masih mengingat jelas momen ketika musala Pondok Pesantren Al Khoziny yang sedang dalam tahap pembangunan tiba-tiba runtuh pada Senin (29/9/2025).

Saat itu, ia bersama sejumlah santri dan pekerja tengah melakukan pengecoran di lantai lima.

Di saat bersamaan, para santri putra melaksanakan salat Asar di musala yang berada di bawahnya.

"Anak-anak di musala sedang salat Asar, tiba-tiba bangunannya ambruk," tutur Rizki ketika ditemui di RS Siti Hajar, Sidoarjo, Senin malam.

Ia sendiri mengalami luka robek di dagu, dahi, dan pipi kiri.

Namun beruntung tidak menderita cedera serius sehingga diperbolehkan menjalani pemulihan di rumah.

Berbeda dengan Rizki, seorang santri bernama Furqon masih dirawat dalam kondisi kritis.

Peristiwa ini juga menelan korban jiwa, yakni Ahmad Maulana Alfian Ibrahim (13), yang sempat dibawa ke RS Siti Hajar sebelum dipulangkan ke rumah duka di Surabaya.

Berdasarkan data hingga Selasa (30/9/2025), total ada 87 korban berhasil dievakuasi dari reruntuhan.

Sebanyak 86 di antaranya selamat dengan luka ringan hingga berat, sementara satu korban meninggal dunia.

Para korban tersebar di tiga rumah sakit: RSUD Sidoarjo (38 orang), RS Delta Surya (4 orang), dan RS Siti Hajar (45 orang).

Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Jules Abraham Abast, menegaskan bahwa fokus utama saat ini adalah evakuasi korban.

Pihak kepolisian juga mendirikan posko Disaster Victim Identification (DVI) untuk mengantisipasi kebutuhan identifikasi.

Sementara itu, Pengasuh Ponpes Al Khoziny, KH R Abdus Salam Mujib, menjelaskan bahwa pembangunan musala sudah berlangsung sekitar sembilan hingga sepuluh bulan.

Bangunan tiga lantai itu rencananya difungsikan sebagai musala di lantai bawah dan hall kegiatan santri di lantai atas.

Ia menyebut saat kejadian memang ada santri yang berjamaah di musala, namun tak bisa memastikan jumlah pastinya.

"Ini takdir dari Allah. Kami minta semua wali santri dan santri bersabar menunggu proses evakuasi. Semoga Allah mengganti dengan yang lebih baik," kata Kiai Salam.

Sejak insiden itu, kegiatan pesantren dihentikan sementara hingga kondisi dinyatakan aman.

Di RS Siti Hajar, para wali santri tampak memadati rumah sakit untuk memastikan keadaan keluarganya yang menjadi korban runtuhan bangunan tersebut. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved