Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Gempa Bumi

2 Jam Sebelum Gempa Sumenep, Gempa Besar Terjadi di Negara Ini, 69 Tewas

Sekitar dua jam sebelum gempa Sumenep Jawa Timur terjadi, ternyata gempa besar juga menerpa negara ini

Editor: galih permadi
Shutterstock/kompas.com
Ilustrasi 

TRIBUNJATENG.COM - Sekitar dua jam sebelum gempa Sumenep Jawa Timur terjadi, ternyata gempa besar juga menerpa Filipina, Selasa (30/9/2025) malam.

Gempa Filipina lebih besar dibanding Gempa Sumenep yakni M 6,9 SR, sedangkan Sumenep M 6,5 SR.

Gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 6,9 mengguncang Provinsi Cebu dan sebagian wilayah Visayas, Filipina pada Selasa (30/9/2025) sekitar pukul 21.59 waktu setempat.

31 Rumah Rusak, Dahsyatnya Gempa Besar Sumenep M 6,5 Tengah Malam

Baca juga: Gempa Terkini Rabu 1 Oktober 2025 Siang Ini, Baru Terjadi, Info Lengkap dari BMKG Klik di Sini

Baca juga: Gempa Terkini Rabu 1 Oktober 2025 Pagi Ini, Baru Terjadi, Info Lengkap dari BMKG Klik di Sini

Gempa Sumenep terjadi sekitar pukul 23.49 WIB

Dilansir dari Weather.com, Rabu (1/10/2025), Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina (Phivolcs) menyebut pusat gempa berada sekitar 17 kilometer timur laut Kota Bogo.

Kedalaman gempa dilaporkan sekitar 10 kilometer, sehingga termasuk gempa dangkal.

Dengan jenis tersebut, gempa ini menyebabkan guncangan kuat di daratan.

Phivolcs awalnya mencatat kekuatan gempa sebesar M 6,7 sebelum kemudian merevisi menjadi M 6,9.

Guncangan terasa hingga berbagai wilayah di Visayas, bahkan sebagian Mindanao dan Luzon, memicu kepanikan warga yang berlarian ke area terbuka.

Dilansir dari Aljazeera, Rabu (1/10/2025), Dewan Nasional Pengurangan dan Manajemen Risiko Bencana (NDRRMC) mengungkapkan, setidaknya 69 orang tewas akibat gempa berkekuatan M 6,9 yang mengguncang Cebu.

Asisten Sekretaris Bernardo Rafaelito R. Alejandro IV yang menjabat sebagai OIC Kantor Pertahanan Sipil (OCD), menyebut korban terbanyak berasal dari Kota Bogo dengan 30 jiwa. Di Medellin, 10 orang dilaporkan meninggal, sementara San Remigio mencatat 22 korban jiwa.

Selain itu, Kotamadya Sogod dan Tabuelan masing-masing mencatat satu korban meninggal, sedangkan Tubogon melaporkan lima orang tewas. Alejandro menekankan, jumlah tersebut masih bisa bertambah karena proses validasi data masih berlangsung.

Menurutnya, sebagian besar korban meninggal akibat tertimpa reruntuhan bangunan yang roboh saat gempa. 

Lebih dari 600 gempa susulan telah tercatat sejak Rabu (1/10/2025) pagi.

Karena hal itu, pihak berwenang memeriksa ulang kondisi struktur bangunan termasuk sekolah dan rumah sakit, untuk memastikan keamanan sebelum warga kembali menempatinya. Hingga kini, belum ada wilayah yang dinyatakan terisolasi.

"Fokus operasi penyelamatan berada di wilayah utara Cebu, terutama di Kota Bogo, San Remigio, dan sekitarnya," kata Alejandro. Ia menambahkan, belum ada pusat evakuasi resmi yang dibuka.

"Banyak warga memilih bertahan di area terbuka. Meski begitu, pemerintah tengah mengkaji kebutuhan tempat penampungan sementara bagi para penyintas," lanjut dia.

Kerusakan akibat gempa

Dikutip dari The Manila Times, Rabu (1/10/2025), di Cebu, sejumlah fasilitas umum dan infrastruktur terdampak parah.

Sebuah terowongan pertokoan di Mambaling dilaporkan runtuh, sementara gereja tua di Daanbantayan ambruk.

Beberapa restoran waralaba besar, termasuk McDonald’s di Bogo City dan Il Corso, serta Jollibee di Mango Avenue, mengalami kerusakan serius. Jembatan Lapu-Lapu bahkan dilaporkan tidak dapat dilalui akibat retakan besar. 

Selain itu, kebakaran melanda SM Consolacion, sementara kebocoran amonia terjadi di Pabrik Bir San Miguel, Mandaue.

Meski sempat menimbulkan kekhawatiran, kebocoran berhasil diatasi Biro Perlindungan Kebakaran setempat pada Selasa (30/9/2025) pukul 23.10 waktu setempat.

Pusat Medis Kota Cebu (CCMC) mengevakuasi pasien ke halaman terbuka sebagai langkah antisipasi. Wali Kota Cebu, Nestor Archival, turun langsung ke lokasi untuk memastikan kondisi pasien dan staf medis. 

Tim darurat provinsi juga telah disiagakan untuk merespons kebutuhan warga. 

Dalam bencana itu, sejumlah wilayah melaporkan getaran gempa intensitas rendah. Phivolcs mencatat getaran intensitas III dirasakan di Kota Legazpi (Albay), Kota Iriga (Camarines Sur), Donsol (Sorsogon), dan Tibiao (Antique).

Intensitas ini tergolong lemah, hanya dirasakan di dalam ruangan tanpa menimbulkan kerusakan berarti. Getaran lebih kuat tercatat pada intensitas IV di beberapa daerah, termasuk San Fernando (Cebu), Bulusan dan Bulan (Sorsogon), Kota Roxas (Capiz), Himamaylan (Negros Barat), Ubay (Bohol), hingga Catbalogan (Samar). 

Pada level ini, gempa membuat jendela bergetar dan benda ringan bergeser. Selanjutnya, intensitas V dilaporkan di Kota Lapu-Lapu, Argao (Cebu), hingga Kota Tacloban.

Warga merasakan guncangan cukup keras sehingga banyak yang memilih segera keluar rumah. Meski tidak menimbulkan kerusakan besar di lokasi tersebut, kepanikan meluas. Phivolcs juga mencatat pengukuran instrumental yang menunjukkan intensitas VI di Kota Cebu dan Villaba (Leyte).

Di wilayah ini, guncangan dirasakan sangat kuat hingga membuat warga sulit berdiri tegak, memicu evakuasi massal, dan menimbulkan kerusakan nyata pada bangunan.

Gempa Sumenep

Gempa bumi besar mengguncang Sumenep, Jawa Timur Selasa (30/9/2025) tengah malam.

Warga Pulau Sapudi, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur (Jatim), diguncang gempa bumi bermagnitudo 6,5 skala richter (SR).

Gempa yang terjadi sekitar pukul 23.49 WIB itu, membuat warga panik dan berhamburan keluar rumah.

Bahkan, getarannya terasa sangat kuat di Kecamatan Gayam dan Kecamatan Nonggunong.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumenep, Achmad Laily Maulidi, membenarkan adanya gempa bumi tersebut.

"Gempa terasa sangat kencang dan mengejutkan warga. Banyak rumah roboh, masjid rusak dan ada korban luka. Kami masih terus melakukan pendataan di lapangan," kata Layli Maulidi saat dikonfirmasi, Rabu (1/10/2025) pagi.

DAMPAK GEMPA - Dampak gempa bumi bermagnitudo 6,5 skala richter (SR) pada Selasa (30/9/2025) malam di Pulau Sapudi, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.
DAMPAK GEMPA - Dampak gempa bumi bermagnitudo 6,5 skala richter (SR) pada Selasa (30/9/2025) malam di Pulau Sapudi, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. (istimewa)

Dari hasil pendataan sementara BPBD Sumenep, lanjutnya, sedikitnya 31 rumah warga mengalami kerusakan. 

Tingkat kerusakan beragam, mulai dari rusak ringan, rusak berat hingga roboh total.

Beberapa rumah yang dilaporkan rusak antara lain milik warga di Desa Kalowang, Desa Jambuir, Desa Pancor, Desa Prambanan dan Desa Gayam.

 Selain rumah, sejumlah fasilitas umum juga terdampak di antaranya masjid di Dusun Rokkorok, Gayam (genteng merosot), Musala H Adra’e Dusun Wakduwak Desa Pancor, Masjid Toggung Desa Pancor (keramik lepas), Masjid Nurul Huda Dusun Kon Laok Desa Prambanan, Puskesmas Gayam lantai 2 bagian timur.

Bahkan, sebut Laily Maulidi, tidak hanya bangunan, gempa juga menyebabkan warga mengalami luka-luka.

Data sementara menyebutkan ada 3 korban luka yaitu Faiz Iqbal (21) warga Karang Tengah, Gayam ini terkena serpihan kaca.

Sahraye (80) warga Rokkorok Barat, Pancor, mengalami luka ringan. 

Moade (72) warga Dusun Sabung Bung, Pancor, tertimpa reruntuhan rumah.

"Korban luka langsung kami evakuasi dan mendapatkan perawatan. Alhamdulillah kondisinya mulai membaik," kata Laily Maulidi.

BPBD Sumenep bersama TNI-Polri, perangkat desa dan relawan saat ini masih melakukan asesmen di lapangan.

Warga yang rumahnya rusak berat, sementara mengungsi ke tempat aman untuk sementara.

"Data ini masih bersifat sementara. Tim terus bergerak untuk memastikan jumlah kerusakan dan korban. Perkembangan lebih lanjut akan segera kami laporkan," tegas Laily Maulidi.

5 Cara Menyelamatkan Diri dari Gempa Bumi

Dikutip dari bmkg.go.id, berikut ini cara menyelamatkan diri dari gempa bumi.

1. Berada di Dalam Ruangan

Lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja.

Hindari juga benda yang digantung sebab dapat jatuh bila terjadi guncangan.

Cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan goncangan.

Lari ke luar apabila masih dapat dilakukan.

Bila keluar bangunan memungkan maka keluar secara tertib.

Jangan menggunakan tangga berjalan (eskalator) atau lift.

Gunakan tangga biasa bila Anda dalam bangunan bersusun.

Periksa apa ada yang terluka, lalu lakukan P3K.

Telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau sekitar anda.

2. Berada di Luar Ruangan atau Area Terbuka

Hindari berdiri dekat bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, pohon dll.

Perhatikan tempat Anda berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah.

3. Sedang Mengendarai Mobil

Berhenti mengendarai mobil.

Keluar, turun, dan menjauh dari mobil.

Hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran.

Lalu lakukan poin 2.

4. Berada di Pantai

Jauhi pantai secepat mungkin tanpa harus menunggu peringatan tsunami.

5. Tinggal di Pegunungan

Apabila terjadi gempa bumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.

Mengapa Indonesia Rawan Gempa?

Indonesia tercatat sebagai negara yang paling banyak kejadian gempa bumi.

Tahukah kamu mengapa Indonesia rawan gempa?

Sebelum menjawab pertanyaan itu, mari simak dulu penyebab gempa bumi.

Penyebab gempa bumi

Dilansir dari situs NASA, gempa terjadi karena kulit bumi yang bergeser.

Lapisan permukaan bumi yang bernama litosfer, terdiri dari susunan lempeng tektonik.

Lempeng ini bergerak terus menerus sepanjang waktu.

Ada setidaknya delapan lempeng aktif di bumi yakni:

1. Lempeng Indo-Australia yang bergerak ke arah utara

2. Lempeng Pasifik yang bergerak ke arah barat

3. Lempeng Amerika Utara yang bergerak ke arah barat laut

4. Lempeng Amerika Selatan yang bergerak ke arah barat

5. Lempeng Antartika yang bergerak ke arah barat

6. Lempeng Nazca yang bergerak ke arah timur

7. Lempeng Eurasia yang bergerak ke arah tenggara

8. Lempeng Afrika yang bergerak ke arah timur

Lempeng-lempeng itu saling menjauh atau bertabrakan. (*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved