Industri Hasil Tembakau
Dari Ladang ke Pabrik, Tembakau Jadi Nadi Ekonomi
Matahari belum tinggi ketika Khoirul (29), petani asal Desa Kedunggading, Kecamatan Ringinarum.
Penulis: budi susanto | Editor: rival al manaf
Dari jumlah itu, Rp 260,67 miliar masuk ke kas Pemprov Jateng. Dana tersebut digunakan untuk program kesehatan, pendidikan, hingga perlindungan buruh pabrik dan petani tembakau.
Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI) bahkan mencatat kontribusi cukai dari IHT di Jateng menyumbang lebih dari 10 persen total penerimaan pajak nasional pada 2024.
Gubernur Jateng Ahmad Luthfi menegaskan, industri tembakau masih menjadi sektor vital dan legitim yang menopang ekonomi daerah.
“Industri hasil tembakau adalah sektor yang vital. Ia bukan hanya menyokong perekonomian daerah, tapi juga penyokong bagi petani dan pekerja yang bergantung pada industri ini,” tegasnya beberapa waktu lalu.
Ia juga menekankan pentingnya distribusi DBHCHT tepat waktu serta pemberantasan rokok ilegal, agar petani dan pekerja IHT tidak dirugikan.
Kisah petani seperti Khoirul menggambarkan bagaimana industri hasil tembakau menjadi nadi ekonomi dari hulu hingga hilir.
Dari ladang di Ringinarum, tembakau mengalir ke pabrik-pabrik di Kudus, Jepara, dan kota lainnya.
Dari situ, ribuan pekerja memperoleh nafkah, dan kas daerah pun terisi lewat cukai.
Tembakau bukan sekadar daun kering di gudang. Ia adalah cerita hidup, kerja keras, dan denyut ekonomi Jateng.
Jejak Panjang IHT: Dari Kudus ke Peta Ekonomi Nasional

IHT menempati posisi strategis dalam perekonomian Indonesia, tak terkecuali di Jateng.
Dari era kolonial hingga 2025, perannya tidak hanya terlihat dalam sektor penerimaan negara, tetapi juga dalam penyerapan tenaga kerja dan keberlangsungan petani.
Pada abad ke-19, pemerintah Hindia Belanda menerapkan Cultuurstelsel. Tembakau, bersama tebu dan kopi, dijadikan tanaman wajib.
Wilayah Jateng seperti Kendal, Temanggung, dan Vorstenlanden (Yogyakarta - Surakarta) tercatat sebagai sentra tembakau. Hal tersebut juga tercatat pada teks kolonial yang diarsipkan oleh Arsip Nasional, dalam Cultuurstelsel Jateng.
Sebagian besar hasilnya diekspor ke Eropa, sementara di pasar domestik, tembakau berkembang menjadi bahan dasar kretek yang lahir di Kudus.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.