Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kecelakaan

RSUD Dituding Cuma Pasang Infus ke Korban Kecelakaan hingga Akhirnya Meninggal Dunia

RSUD Syekh Yusuf Gowa memberikan klarifikasi terkait keluhan keluarga almarhumah Norma (38), korban kecelakaan di Jalan

Penulis: Lyz | Editor: muh radlis
IST
KECELAKAAN MAUT - Korban kecelakaan satu keluarga di Jl Poros Malino, Kecamatan Somba Opu, Gowa, Sulsel, Jumat (14/11/2025). Rumah duka terletak di Jalan Poros Malino, Baji Areng, Gowa. Dok Tribun Timur 
Ringkasan Berita:
  • RSUD Syekh Yusuf menegaskan telah menangani pasien Norma sesuai SOP sejak masuk IGD.
  • Kondisi pasien sudah kritis saat tiba, sementara rumah sakit tidak memiliki dokter bedah saraf sehingga perlu rujukan.
  • Proses rujukan dilakukan melalui aplikasi Sisrute dan 12 rumah sakit telah dihubungi untuk mendapatkan penanganan lanjutan.

 

TRIBUNJATENG.COM - RSUD Syekh Yusuf Gowa memberikan klarifikasi terkait keluhan keluarga almarhumah Norma (38), korban kecelakaan di Jalan Poros Malino, Gowa, Sulawesi Selatan, yang meninggal pada Jumat (14/11/2025).

Pihak keluarga sebelumnya menilai layanan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) berlangsung lamban.

Plt Direktur RSUD Syekh Yusuf, dr. Gaffar, menyampaikan bahwa sejak Norma tiba di IGD sekitar pukul 08.00 Wita, tim medis langsung melakukan prosedur sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk pasien kecelakaan lalu lintas.

Ia menyebutkan berbagai tindakan telah dilakukan, mulai dari triase, resusitasi, pemasangan infus, CT scan, pemeriksaan darah, pembersihan luka, stabilisasi kondisi, hingga persiapan rujukan.

“Pasien sudah dilakukan triase, resusitasi, pemasangan infus, CT scan, pemeriksaan darah, pembersihan luka, stabilisasi kondisi, serta persiapan rujukan lanjutan,” ujarnya, Sabtu (15/11/2025).

Gaffar menjelaskan bahwa kondisi Norma saat tiba sudah sangat kritis, dengan kesadaran menurun, perdarahan subarachnoid, serta sejumlah fraktur pada bagian wajah.

Karena rumah sakit belum memiliki dokter spesialis bedah saraf, proses rujukan dilakukan secepat mungkin ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.

Baca juga: Detik-detik Ayla Merah Terjun ke Dalam Jurang, Begini Kondisi Sopir dan Penumpangnya

Upaya rujukan juga dijalankan melalui aplikasi Sisrute, di mana tercatat sebanyak 12 rumah sakit dihubungi untuk mendapatkan penanganan lanjutan bagi pasien.

Data waktu pengajuan rujukan sebagai berikut:

10.29.25 – RS Wahidin


10.43.44 – RS Kemenkes RI CPI

10.47.15 – RS Labuang Baji

10.47.53 – RS Tajuddin Khalik

10.48.29 – RS Bhayangkara

11.56.11 – RS Dadi

11.59.40 – RS Bhayangkara

12.05.16 – RS Bhayangkara

13.21.09 – RS Grestelina

13.18.50 – RS Primaya

13.05.53 – RS Unhas

13.04.43 – RS Daya Makassar

Dari seluruh rumah sakit tersebut, hanya RS Bhayangkara yang memberikan respons, yakni pada pukul 12.37.54 Wita.

dr Gaffar mengatakan, proses persetujuan rujukan membutuhkan waktu karena rumah sakit tujuan perlu memastikan kesiapan tenaga, ruang perawatan, serta fasilitas operasi bedah saraf.

“Melihat kondisi ini, lamanya respons dipengaruhi sejumlah faktor dari rumah sakit tujuan. Ada masa tunggu antara pengajuan rujukan hingga rumah sakit menyatakan siap menerima,” jelasnya.

Ia menegaskan seluruh prosedur telah dilakukan secara maksimal oleh pihak RSUD Syekh Yusuf.

“Kondisi saat ini, RSUD belum memiliki dokter spesialis bedah saraf. Ada beberapa kondisi pasien yang membuat rumah sakit tujuan di Makassar menolak karena respon Sisrute belum diberikan. Sehingga kami harus menyesuaikan dengan rumah sakit lain yang lebih siap,” ujarnya.

“Atas nama manajemen RSUD Syekh Yusuf, kami menyampaikan duka mendalam atas musibah ini,” tambahnya.

“Apa yang kami lakukan selalu mengedepankan pelayanan dan keselamatan pasien. Kami butuh kritik dan saran, RSUD Syekh Yusuf akan terus berbenah.”

 Sebelumnya diberitakan, keluarga almarhumah Norma (38) mengaku kecewa terhadap penanganan medis RSUD Syekh Yusuf Gowa.

Mereka menilai tindakan yang diberikan terlalu lambat hingga Norma mengembuskan napas terakhir pada Jumat (14/11/2025).

Norma masuk ke IGD sekitar pukul 08.00 Wita setelah terlibat kecelakaan bersama suami dan anaknya.

Suaminya, Akbar Dani Saputra (41), dan anaknya, Nurhan Afkar Fadil (11), meninggal dunia lebih dahulu.

Menurut keluarga di rumah duka, selama berjam-jam Norma hanya diberikan infus dan pembersihan luka luar.

Mereka menyebut tidak ada tindakan lanjutan meski kondisinya parah.

Keluarga menyebut korban mengalami patah tulang, luka lecet, dan diduga mengalami pecah pembuluh darah sehingga membutuhkan penanganan cepat.

“Kami kecewa, cuma diinfus dan dibersihkan lukanya. Tidak ada tindakan lain,” ujar salah satu keluarga di rumah duka, Jl Poros Malino, Baji Areng, Kabupaten Gowa, Jumat malam.

Keluarga mengatakan pihak rumah sakit sempat menyampaikan rencana merujuk korban ke rumah sakit lain, tetapi proses tersebut dinilai sangat lama.

Mereka menyebut RSUD berdalih harus menunggu persetujuan rumah sakit rujukan sebelum korban dapat dibawa.

“Katanya mau dirujuk, tapi lama sekali. Kalau memang parah, kenapa tidak ditangani dulu di sini? Kenapa harus menunggu persetujuan lama begitu?” ujar salah satu anggota keluarga.

Situasi sempat memanas di IGD. Keluarga yang panik dan kecewa disebut sempat mengamuk karena merasa korban tidak ditangani optimal.

Sebelum rujukan terlaksana, kondisi Norma semakin menurun hingga ia dinyatakan meninggal dunia sebelum pukul 15.00 Wita. Jasadnya kemudian dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan.

Suasana duka kembali menyelimuti keluarga setelah sebelumnya suami dan anak Norma meninggal akibat kecelakaan yang sama.(*)

 

Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved