Astra Motor Jateng
Hujan Deras Bukan Sekadar Air, Picu Overload untuk Pengendara Motor
Instruktur Safety Riding Astra Motor Jateng memaparkan bahaya berkendara saat hujan.
Penulis: Laili Shofiyah | Editor: M Zainal Arifin
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Bagi sebagian besar pengendara sepeda motor, hujan adalah tantangan yang sering tidak bisa dihindari.
Jadwal yang padat, keharusan tiba di tempat tujuan, atau bahkan sekadar “tanggung” karena sudah dekat sehingga nekat menerobos rintik hingga guyuran deras.
Bayangkan tubuh kita layaknya sebuah mesin canggih.
Mesin ini dirancang untuk beroperasi pada suhu optimal.
Ketika air hujan dingin dan angin kencang menerpa, suhu tubuh kita akan menurun.
Ini adalah kondisi yang disebut hipotermia.
Secara alami, tubuh akan melawan penurunan suhu ini dengan sebuah mekanisme yang dikenal dengan menggigil/kontraksi otot yang tak terkendali.
Kontraksi otot ini bukan hanya terjadi pada tangan dan kaki, melainkan seluruh tubuh.
Baca juga: Penting! Visibilitas dan Kontrol Kunci Berkendara saat Hujan Melanda
Otot - otot leher dan bahu akan menegang secara refleks untuk menopang posisi, sehingga otot - otot tangan akan kaku saat memegang stang.
Ini adalah awal dari kelelahan fisik, bila kita tidak segera menyadarinya, maka akibatnya performa berkendara akan menurun drastis, dan risiko kecelakaan menjadi jauh lebih tinggi.
Ternyata berkendara di tengah hujan deras juga secara langsung memengaruhi sistem sensorik tubuh, yaitu penglihatan dan pendengaran.
Air hujan pada visor helm membuat jarak pandang berkurang drastis, pantulan cahaya dari kendaraan lain dan lampu jalan menjadi sangat menyilaukan.
Ini memaksa mata untuk bekerja lebih keras, menyebabkan kelelahan visual yang memperlambat waktu reaksi bikers.
Bisa jadi bikers tidak melihat lubang di depan, marka jalan yang buram, atau bahkan genangan air yang berpotensi menyebabkan aquaplaning.
Suara rintik hujan yang menghantam helm dan jaket adalah "kebisingan" yang menutupi suara penting dari lingkungan sekitar.
Baca juga: Jenis Jok Motor dan Perannya dalam Keselamatan Berkendara
Sangat mungkin terjadi justru kita tidak mendengar suara klakson kendaraan lain, sirene ambulans, atau bahkan suara mesin motor sendiri yang tidak normal.
Semua kondisi ini menempatkan otak kita dalam kondisi 'overload'.
Otak harus memproses informasi yang tidak jelas dengan cepat, sambil memerintahkan otot untuk menahan ketegangan.
Situasi ini memicu pelepasan hormon stress seperti kortisol dan adrenalin.
Meskipun hormon ini membantu kita fokus, paparan yang terus menerus justru dapat menyebabkan kelelahan mental dan penurunan konsentrasi yang signifikan.
Mengendarai motor saat hujan deras seperti mencoba menulis email penting sambil berada di konser musik dengan headphone yang basah.
Tangan yang lelah, tidak bisa melihat layar dengan jelas, dan tidak bisa mendengar instruksi dari bos dengan jelas.
Hasilnya, email tersebut penuh dengan kesalahan dan berpotensi menyebabkan masalah besar.
“Keselamatan bukan tentang kecepatan atau ketahanan, melainkan tentang kecerdasan dan antisipasi."
"Prioritaskan kesehatan dan keselamatan diri kita."
"Motor bisa diganti, tetapi tubuh kita tidak,” pesan Oke Desiyanto, Senior Instruktur Safety Riding Astra Motor Jateng. (Laili S/***)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.