Berita Pekalongan
Pesan Wali Kota Pekalongan Aaf : Lapas Harus Jadi Wadah Pembinaan dan Pelestarian Budaya
Wali Kota Pekalongan, Achmad Afzan Arslan Djunaid, menegaskan bahwa Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas
Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN - Wali Kota Pekalongan, Achmad Afzan Arslan Djunaid, menegaskan bahwa Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Pekalongan tidak hanya berfungsi sebagai tempat menjalani hukuman, tetapi juga harus menjadi wadah pembinaan sekaligus pelestarian budaya lokal.
Hal itu disampaikannya saat menghadiri acara pisah sambut Kepala Lapas Pekalongan, Selasa (30/9/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota yang akrab disapa Aaf itu menyampaikan, dukungannya kepada Kepala Lapas Pekalongan yang baru, Teguh Suroso.
Menurutnya, keberadaan Lapas perlu terus bersinergi dengan pemerintah daerah agar pembinaan bagi warga binaan lebih terasa manfaatnya bagi masyarakat.
"Saya berharap, Lapas Pekalongan bisa menjadi tempat pembinaan yang benar-benar mempersiapkan warga binaan kembali ke masyarakat.
"Selain itu, Lapas juga bisa berperan dalam pelestarian budaya, misalnya melalui pemakaian sarung batik khas Pekalongan setiap hari Jumat bagi pegawainya," ucap Aaf saat rilis yang diterima Tribunjateng.com, Rabu (1/10/2025).
Aaf menilai, penggunaan sarung batik bukan sekadar simbol identitas Kota Batik, tetapi juga bentuk nyata dukungan terhadap pengrajin dan UMKM lokal.
Dengan demikian, Lapas ikut serta mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat sekaligus memperkuat kebanggaan budaya daerah.
Kepala Lapas Pekalongan, Teguh Suroso, menyambut baik arahan tersebut.
Dengan pengalaman sebelumnya sebagai Kepala Lapas Kelas IIA Besi Nusakambangan, Teguh berkomitmen melanjutkan program pembinaan yang sudah berjalan, sekaligus menghadirkan inovasi baru untuk meningkatkan kemandirian warga binaan.
"Lapas harus menjadi wadah pembinaan yang bermartabat."
"Kami ingin memastikan warga binaan tidak hanya dibina, tetapi juga diberi keterampilan agar siap kembali ke masyarakat," ungkap Teguh.
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Ditjen Pemasyarakatan Jawa Tengah, Mardi Santoso, menekankan pentingnya inovasi pembinaan berbasis kemandirian.
Ia menyebut, pengembangan sentra batik bagi warga binaan dapat menjadi ciri khas Lapas Pekalongan sekaligus mendukung identitas budaya Kota Batik. (Dro)
| Diapresiasi Inggit Soraya, Ibu-Ibu PKK Pekalongan Ubah Sampah Jadi Peluang Usaha |
|
|---|
| 2 Raperda Dibahas, DPRD dan Pemkot Pekalongan Soroti Penyertaan Modal BUMD |
|
|---|
| Film Tumbal Darah Buktikan Horor Indonesia Tak Sekadar Menakuti Tapi Menyentuh Nurani |
|
|---|
| Megono dan Lopis Diakui Nasional, Wali Kota Aaf Siapkan Strategi Angkat Pamor Kuliner Pekalongan |
|
|---|
| Kolaborasi Pemkot Pekalongan dan BI Tegal Tekan Stunting: Salurkan 2,2 Ton Beras ke 442 Keluarga |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.