Pekalongan
Jaga Kualitas Pangan, Ratusan Penjamah Makanan di Pekalongan Dibekali Pelatihan Higiene Dapur
Guna menjaga kualitas pangan yang sehat dan aman dikonsumsi masyarakat, sebanyak 350 penjamah makanan.
Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN - Guna menjaga kualitas pangan yang sehat dan aman dikonsumsi masyarakat, sebanyak 350 penjamah makanan dari tujuh Satuan Pelaksana Program Pemberian Gizi (SPPG) di Kota Pekalongan mengikuti bimbingan teknis (bimtek) mengenai higiene dan sanitasi dapur.
Kegiatan ini digelar untuk meningkatkan, pengetahuan dan keterampilan para penjamah makanan agar mampu menerapkan standar kebersihan dalam setiap proses pengolahan makanan.
Ahli Gizi Puskesmas Bendan Kota Pekalongan, Selvi Asihana, menjelaskan bahwa pelatihan tersebut penting untuk memastikan setiap dapur memenuhi standar Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) sebelum beroperasi.
Menurutnya, dapur yang bersih dan pengolahan makanan yang tepat menjadi kunci dalam menjaga kesehatan penerima manfaat program gizi.
Baca juga: 38 Guru PAUD dan Kepala Sekolah dari 15 Provinsi Jajaki Pelatihan Berpikir Komputasional di Kudus
Baca juga: BREAKING NEWS: Juventus Pecat Igor Tudor Setelah 3 Kekalahan Beruntun
"Salah satu yang harus diperhatikan dari dapur adalah bagaimana proses pengolahannya dan kebersihannya."
"Karena itu, dilakukan pelatihan ini agar bisa mendapatkan sertifikat SLHS," ungkap Selvi usai memberikan pelatihan di Hotel Dafam Pekalongan, Minggu (27/10/2025).
Selvi menambahkan, materi bimtek meliputi berbagai aspek penting seperti higiene perorangan, kebersihan dapur, proses produksi pangan yang benar, hingga cara penyimpanan bahan makanan yang aman agar tidak terkontaminasi.
Selain pelatihan, pihaknya bersama Dinas Kesehatan Kota Pekalongan juga melakukan monitoring dan evaluasi (monev) secara rutin setiap minggu untuk memastikan kualitas makanan serta kebersihan dapur tetap terjaga.
"Kami monev ke dapur setiap minggu, melihat prosesnya, kebersihannya, dan melakukan tanya jawab dengan murid serta guru di sekolah penerima makanan," tambahnya.
Selvi juga mengingatkan, agar para penjamah lebih teliti dalam menerima bahan pangan, karena banyak kasus keracunan disebabkan bahan yang tidak layak konsumsi.
"Penjamah, harus tahu bahan yang diterima layak atau tidak dimasak. Kuncinya di situ. Termasuk di tahap pemorsian makanan, jangan sampai ada lalat atau tangan kotor menyentuh makanan karena bisa menyebabkan diare," ujarnya.
Sementara itu, Kepala KPPG Semarang, Hadiriajaya, menegaskan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari program Badan Gizi Nasional (BGN) yang menargetkan zero case atau nol kasus keracunan makanan di kalangan penerima manfaat.
"Tujuan bimtek ini untuk meningkatkan kompetensi penjamah makanan dari pemilihan bahan baku, pengolahan, hingga distribusi. Harapannya, mereka semakin sadar akan pentingnya keamanan pangan, higienitas, dan sanitasi," kata Hadiriajaya.
Ia menambahkan, peningkatan kompetensi penjamah makanan juga sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045, yakni menciptakan generasi sehat dan produktif melalui penyediaan makanan bergizi yang diolah secara aman dan profesional. (Dro)
| Anak Muda Pekalongan Didorong Kuasai Dunia Otomotif Lewat Program Kejuruan BLK |
|
|---|
| Digitalisasi Jadi Kunci, Pemkab Pekalongan Torehkan Prestasi Nasional |
|
|---|
| 92,5 Persen Peserta Pelatihan DBHCHT BLK Pekalongan Raih Sertifikasi Kompeten |
|
|---|
| Hari Batik Nasional 2025 Dibuka dengan Workshop Membatik 16 Meter di Kota Pekalongan |
|
|---|
| Wabup Pekalongan Sukirman Lantik 13 PPPK, Tekankan Loyalitas dan Profesionalisme |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.