Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Opini

Pelecehan Seksual di Kampus: Saat Kuasa Merenggut Rasa Aman Mahasiswa

Berikut opini Ahmad Fadil., S.Psi., M.Psi, Dosen Program Studi S1 Psikologi Universitas Harkat Negeri.

Penulis: Laili Shofiyah | Editor: M Zainal Arifin
Istimewa
Ahmad Fadil., S.Psi., M.Psi, Dosen Program Studi S1 Psikologi Universitas Harkat Negeri. (Dok) 

Oleh: Ahmad Fadil., S.Psi., M.Psi, Dosen Program Studi S1 Psikologi Universitas Harkat Negeri

KAMPUS seharusnya menjadi ruang aman untuk bertumbuh dan mengembangkan potensi. Namun, belakangan ini, kasus pelecehan seksual di lingkungan perguruan tinggi semakin sering terungkap ke publik. Baik korban maupun pelaku bisa berasal dari berbagai latar belakang, termasuk dosen, mahasiswa, bahkan staf kampus. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan besar: mengapa pelecehan seksual bisa terjadi di dunia akademik, dan bagaimana dampaknya dari sisi psikologis?

Mengapa Pelecehan Seksual Marak di Kampus?

Menurut psikologi sosial, pelecehan seksual seringkali berakar pada ketimpangan relasi kuasa (power imbalance) dan budaya patriarki. Dosen atau staf dengan otoritas tinggi bisa
memanfaatkan posisinya untuk menekan atau mengintimidasi mahasiswa. Teori "power paradox" (Keltner, 2016) menyebutkan bahwa kekuasaan tanpa kontrol diri cenderung mendorong perilaku manipulatif, termasuk pelecehan.

Selain itu, budaya tutup mulut (culture of silence) dan victim blaming di lingkungan akademik membuat korban takut melapor. Banyak korban khawatir akan reputasi, nilai, atau
karier masa depan mereka jika berani bersuara.

20250908_UHN_Opini Pelecehan seksual
PELECEHAN SEKSUAL: Ilustrasi korban pelecehan seksual. Berikut opini Ahmad Fadil., S.Psi., M.Psi, Dosen Program Studi S1 Psikologi Universitas Harkat Negeri. (Dok)

Baca juga: Rektor Universitas Harkat Negeri Sudirman Said: Guru Bukan Beban, Tapi Aset Bangsa

Dampak Psikologis Bagi Korban

Dari sudut pandang psikologi klinis, pelecehan seksual berdampak berat pada kesehatan mental korban. Penelitian Barnyard et al. (2007) menunjukkan bahwa korban rentan
mengalami:

● Trauma psikologis (PTSD)

● Depresi dan kecemasan

● Penurunan kepercayaan diri

● Gangguan hubungan sosial

● Penurunan prestasi akademik

● Keinginan mundur atau keluar dari kampus

Seringkali, luka psikologis ini berlangsung lama dan memengaruhi kualitas hidup korban hingga dewasa.

Baca juga: Universitas Harkat Negeri Dampingi Petani Kopi Cikedung Pemalang Wujudkan Ekonomi Berdaya

Dampak Sosial dan Budaya Kampus

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved