Unsoed
UNSOED Sulap Lahan Gersang Bekas Tambang Menjadi Subur dengan Pupuk Hayati
Tim peneliti dari Unsoed berhasil mengembangkan pupuk hayati berbasis konsorsium bakteri.
Penulis: Laili Shofiyah | Editor: M Zainal Arifin
"Bakteri ini kemudian saya isolasi dari tanah pasir besi hingga akhirnya toleran terhadap asam."
"Jadilah pupuk hayati, karakteristik suatu bakteri yang bersifat sebagai bio fertilizer,” jelas Prof. Oedji.
Langkah pertama dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan inokulum, yaitu bakteri yang dicampur dengan kompos dan kemudian dipadukan dengan tanah yang bersifat asam.
Tujuannya adalah agar bakteri yang diinginkan tumbuh sehingga racun pada tanah tambang menurun.
Tingkat keberhasilan dari pupuk hayati sejauh ini baru mencapai 60 persen, namun ini merupakan pencapaian yang cukup tinggi jika dilihat dari kondisi tanah bekas pertambangan di Kalimantan yang cukup esktrem.
“Tapi itu sudah termasuk cukup bagus menurut orang sana."
"Karena memang betul-betul tanah itu kalau enggak dilakukan treatment ini sangat sulit sekali untuk tumbuh,” jelas Prof Oedji.
Tidak seperti pupuk pada umumnya yang beredar di pasaran, pupuk hayati ini bukan hanya berfungsi mempercepat pertumbuhan tanaman.
Baca juga: Dorong Ekonomi Lokal, Tim Unsoed Gelar Pelatihan Digital Marketing untuk KWT Purbalingga
Lebih dari itu, ia mampu menetralkan logam berat sekaligus menurunkan tingkat keasaman tanah.
Manfaat dari adanya pupuk hayati ini nyata adanya, tanah yang awalnya kering dan gersang dengan bantuan bakteri yang diciptakan Unsoed sekarang menjadi subur dan bisa ditanami.
Hal ini tentu akan membantu pemerintah dalam mereklamasi lahan, di samping itu air yang berda disekitar lokasi pun otomatis akan ikut berkurang tingkat keasamannya karena tercampur bakteri ini.
Kedepannya pupuk hayati ini diharapkan nantinya dapat menghasilkan produk bio fertilizer yang dapat digunakan di tempat lain yang memiliki kondisi tanah yang sama serta disebarluaskan kepada Masyarakat luas.
Prof. Oedji mengatakan bahwa ia juga sedang mengembangkan lebih lanjut lagi penelitiannya dengan menggandeng mahasiswa untuk melakukan percobaan lebih banyak ke berbagai tanaman.
Prof. Oedji pun menyampaikan harapan besarnya kepada perusahaan-perusahaan tambang yang ada di Indonesia.
“Mudah-mudahan di Indonesia terutama beberapa pulau di Kalimantan dan Sumatera itu kan banyak batu bara ya perusahaan tambang."
"Nantinya dapat direklamasi dan ada yang mau kerja sama untuk menyuburkan kembali tanah itu,” pesannya. (Laili S/***)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.