UNIMMA
UNIMMA Kembangkan Mesin Pengering Ampas Tahu untuk Dukung Kemandirian Ekonomi Desa Sambak
UNIMMA terus mendukung kemandirian ekonomi masyarakat melalui pengabdian kepada masyarakat berbasis inovasi teknologi tepat guna.
Penulis: Laili Shofiyah | Editor: M Zainal Arifin
TRIBUNJATENG.COM, MAGELANG - Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) terus memperkuat komitmennya dalam mendukung kemandirian ekonomi masyarakat melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat berbasis inovasi teknologi tepat guna.
Salah satu program yang sedang dikembangkan adalah pembuatan mesin pengering ampas tahu sebagai solusi pengelolaan limbah industri rumahan yang bernilai ekonomi.
Program tersebut dilaksanakan di Desa Sambak, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang, dengan melibatkan pelaku usaha tahu dan para peternak sapi lokal sebagai mitra utama.
Tim pengabdian terdiri dari dosen lintas keilmuan, yaitu Veni Soraya Dewi, S.E., M.Si dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) serta Bagiyo Condro Purnomo, S.T., M.Eng dan Ir. Eko Muh Widodo, M.T., dari Fakultas Teknik (FT).
Adapun kegiatan didukung dengan pendanaan dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kemdiktisaintek.
Veni mengatakan, program tersebut berangkat dari permasalahan melimpahnya limbah ampas tahu basah yang cepat membusuk karena kadar air tinggi.
Baca juga: Inovasi Ramah Lingkungan: UNIMMA Olah Limbah Pampers Jadi Media Tanam dengan Teknologi Tepat Guna
Sehingga tim pengabdian merancang solusi berupa mesin pengering yang dirancang secara efisien dan ramah lingkungan.
“Mesin ini dikembangkan dengan pendekatan teknologi tepat guna yang menyesuaikan kebutuhan mitra di lapangan, baik dari segi biaya operasional maupun kemudahan perawatan,” ujarnya.
Lebih lanjut disampaikan, tim ingin menghadirkan solusi yang aplikatif, terjangkau, dan berkelanjutan bagi pelaku usaha.
“Dengan mesin pengering ini, ampas tahu yang sebelumnya menjadi limbah kini dapat diolah menjadi tepung atau ampas tahu kering, sehingga bisa digunakan juga untuk pakan ternak berkualitas tinggi dengan kandungan protein kasar hingga 25 persen,” tambahnya.
Dijelaskan, produk akhir berupa ampas tahu kering tidak hanya memiliki masa simpan yang lebih lama, tetapi juga memudahkan distribusi dan penyimpanan, sehingga memberikan nilai tambah secara ekonomi bagi peternak lokal.
Pengolahan ini diharapkan mampu mengurangi ketergantungan peternak terhadap pakan pabrikan sekaligus membuka peluang usaha baru di sektor pertanian dan peternakan.
Kepala Desa Sambak, Dahlan, menyampaikan apresiasi terhadap keterlibatan UNIMMA dalam mendorong potensi lokal melalui teknologi sederhana namun berdampak besar.
“Kami melihat ini bukan sekadar inovasi, tapi langkah konkret dalam membangun ekonomi desa dari hal yang selama ini dianggap limbah,” ungkapnya.
Baca juga: Dorong Kesadaran Hidup Sehat di Tengah Masyarakat, UNIMMA Perkenalkan Terapi Komplementer
Pengembangan mesin pengering ini menjadi bagian dari upaya UNIMMA dalam menjembatani dunia akademik dengan kebutuhan masyarakat.
Kolaborasi aktif antara dosen, pelaku usaha lokal, dan pemerintah desa menunjukkan sinergi nyata dalam mewujudkan desa mandiri berbasis inovasi.
UNIMMA terus mendorong hadirnya solusi teknologi yang menyatu dengan realitas lokal, sebagai wujud nyata dari peran perguruan tinggi dalam membangun masyarakat yang berdaya dan berkelanjutan. (Laili S/***)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.