UIN SAIZU Purwokerto
Lukman Hakim Saifuddin Kupas Moderasi Beragama dan Strategi Tangkal Ekstremisme di UIN Saizu
Mantan Menag RI Lukman Hakim bahas moderasi beragama dan strategi tangkal ekstremisme dalam kuliah umum di UIN Saizu Purwokerto
TRIBUNJATENG.COM- Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Studi Agama-Agama (SAA) UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto sukses menggelar Seminar Nasional bertema “Memperkuat Moderasi Beragama Melalui Strategi Kolaboratif untuk Menangkal Ekstremisme dan Merawat Perdamaian di Tengah Dinamika Global.”
Kegiatan berlangsung pada Senin (29/9/2025) di Auditorium Utama UIN Saizu.
Acara ini menghadirkan dua narasumber terkemuka, yaitu Dr. Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Agama RI periode 2014–2019 sekaligus putra dari Prof. K.H. Saifuddin Zuhri, dan Mln. Nizamuddin Sofa Adnan, Muballigh Daerah JAI Jawa Tengah.
Seminar dipandu oleh Halimatu Sa’diyah, Demisioner Ketua HMJ SAA 2020. Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora (FUAH) UIN Saizu Purwokerto, Dr. Hartono secara resmi membuka kegiatan ini.
Hadir pula Wakil Dekan 2 Dr. Farichatul Maftuchah dan Wakil Dekan 3 Dr. Elya Munfarida, bersama pesertad dari mahasiswa yang memenuhi auditorium.
Dalam pemaparannya, Dr. Lukman Hakim Saifuddin menekankan pentingnya memahami ajaran agama dengan menyeluruh, bukan hanya berfokus pada teks.
“Agama pasti benarnya. Beragama adalah bagaimana kita memahami dan mengamalkan ajaran. Tuhan menghendaki heterogenitas, namun juga menurunkan ajaran universal seperti menegakkan keadilan dan mewujudkan perdamaian,” jelasnya.
Lukman juga mengingatkan bahaya ekstremisme yang dapat muncul dari cara memahami teks secara sempit. “Ekstremisme bisa lahir ketika menyikapi teks hanya bertumpu pada teks dan mengabaikan konteks. Di sisi lain, menyikapi teks secara terlalu longgar juga bisa menimbulkan masalah,” tegasnya.
Sementara itu, Mln. Nizamuddin Sofa Adnan menjelaskan bahwa moderasi beragama merupakan kebutuhan bagi bangsa Indonesia yang majemuk. “NKRI berdasarkan Pancasila mengayomi seluruh bangsa. Tidak ada monopoli mayoritas. Semua memiliki hak dan kewajiban yang sama,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa moderasi beragama akan tercapai jika literasi beragama dipahami dengan benar. Dampaknya akan melahirkan keadilan, keseimbangan, toleransi, musyawarah, dan keamanan.
“Cara menyikapi perbedaan adalah dengan mencari titik persamaan, membuka ruang dialog, tidak memaksakan kehendak, dan kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah,” jelasnya sambil mengutip beberapa ayat Al-Qur’an seperti QS. Ali-Imran: 65 dan QS. An-Nisa: 82.
Seminar ini diakhiri dengan sesi tanya jawab yang interaktif. Mahasiswa antusias menggali strategi konkret penerapan moderasi beragama di tengah tantangan era digital dan meningkatnya potensi ekstremisme global.
Dengan terselenggaranya seminar ini, diharapkan mahasiswa UIN Saizu semakin memahami pentingnya moderasi beragama, siap menjadi agen perdamaian, dan mampu merawat harmoni di tengah keberagaman.
Langganan Emas, Mahasiswa FUAH UIN Saizu Targetkan Medali Platinum di SEIBA 2025 |
![]() |
---|
Lepas 31 Kontingen UIN Saizu ke SEIBA International Festival 2025, Warek III Optimis Raih Juara |
![]() |
---|
Dosen UIN Saizu Bicara di Thailand: Dorong Kolaborasi Riset Pendidikan Islam Asia Tenggara |
![]() |
---|
Adiksi Spektakuler 2025 Sukses! Creative Talk & Diskusi Literasi Bareng Khoirul Trian Jadi Sorotan |
![]() |
---|
Anjangsana HMPS TMA UIN Saizu X HIMBIO UIN SSN Cirebon, Perkuat Silaturahmi & Gagasan Inovatif |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.