Belajar Melintas Budaya: Kolaborasi UKSW dan BukSU Perkaya Kompetensi Keperawatan ASEAN

TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA - Suasana hangat menyelimuti Grha Kartini, Kampus Kartini Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) dalam acara Welcome Lunch bersama para delegasi Bukidnon State University (BukSU), Filipina, yang digelar Senin (17/11/2025). Pertemuan yang sederhana namun sarat makna ini menjadi ruang temu dua institusi yang selama ini terhubung erat melalui jejaring akademik, kolaborasi riset, dan program internasionalisasi yang terus bertumbuh.

UKSW menyambut rombongan BukSU melalui kehadiran Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Kewirausahaan, Profesor Eko Sediyono, Wakil Rektor Bidang Keuangan, Infrastruktur, dan Perencanaan Priyo Hari Adi, Ph.D., Direktur Direktorat Kerja Sama Dr. Dian Toar Sumakul, S.Pd., M.A., Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Ir. Ferry Karwur, M.Sc., Ph.D., Wakil Dekan FIK, Priska Lydia S. Pulungan, S.Pd., MM., Ph.D., Ketua Program Studi (Kaprodi) Ilmu Keperawatan, Maria Dyah Kurniasari, S.Kep., M.Si.Med., Ph.D., serta Wakil Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Ronny Prabowo, S.E., M.Com., Akt., Ph.D.

Sementara itu, delegasi BukSU terdiri atas Director of the International Affairs and Linkages Unit (IALU) Dr. Rizaa Ramos Consad, Head of Economics Department Dr. Cleopas Bette Jacutin, Clinical Instructor, College of Nursing Giovanni Jan N. Sanchez, RN, MAN., serta empat mahasiswa dari program Ekonomi dan Keperawatan.

Kolaborasi yang Terus Bertumbuh

Dalam sambutannya, Profesor Eko Sediyono menyampaikan rasa syukur atas perjumpaan yang kembali mempertemukan dua universitas sahabat. “Ini merupakan suatu kehormatan. Kehadiran Anda semua mencerminkan persahabatan yang kuat dan kolaborasi yang terus bertumbuh. Semoga kunjungan ini memberi wawasan baru, pengalaman berharga, dan percakapan bermakna,” ujarnya sembari berharap para tamu merasakan kenyamanan seperti “di rumah” selama berada di Salatiga.

Dr. Rizaa Ramos Consad menyampaikan apresiasinya dengan hangat. Ia menyebut UKSW sebagai mitra terkuat BukSU dalam jejaring kolaborasi internasional. “Kami sangat bersyukur akhirnya dapat hadir secara langsung ke UKSW. Kami berharap kerja sama ini semakin kokoh di masa mendatang, dan kami juga menantikan kehadiran UKSW di BukSU untuk merasakan hangatnya persahabatan kami,” ungkapnya.

Dari perspektif akademik, kunjungan ini merupakan bagian strategis dari penguatan internasionalisasi. Wakil Dekan FEB, Ronny Prabowo, Ph.D., menegaskan bahwa FEB terus memperluas international exposure, salah satunya melalui implementasi Collaborative Online International Learning (COIL) dengan BukSU. 

Melalui program ini, dosen dari kedua institusi mengajar lintas negara dalam topik-topik ekonomi makro, sekaligus memberi mahasiswa ASEAN pengalaman lintas budaya yang relevan dengan dinamika ekonomi global. “Saat ini dua mahasiswa dan satu dosen kami mengikuti student exchange di BukSU. Dari kegiatan ini, mahasiswa punya kesempatan mengalami paparan internasional yang nyata, sementara staf pengajar dapat terlibat dalam aktivitas akademik internasional yang memperkaya perspektif,” jelasnya.

Menajamkan Sensitivitas Budaya

Sementara itu, Kaprodi Ilmu Keperawatan, Dr. Maria Dyah Kurniasari, menekankan bahwa kunjungan mahasiswa dan dosen BukSU selama satu minggu di UKSW merupakan kelanjutan dari kolaborasi COIL pada mata kuliah Community Health Nursing. Program ini dirancang untuk memperluas praktik baik dalam keperawatan komunitas, klinis, dan pendidikan.

Para peserta mengikuti kuliah, observasi lapangan ke rumah sakit dan puskesmas, sesi skill lab, serta pertukaran budaya melalui Worship Monday, campus tour, hingga kunjungan ke Candi Borobudur. “Program singkat ini tidak hanya memperkaya kompetensi akademik, tetapi juga menumbuhkan sensitivitas budaya yang esensial dalam profesi keperawatan global,” tegasnya.

Kesan positif datang dari para mahasiswa BukSU. Therese Anne L. Mainit, mahasiswa keperawatan tahun kedua, memuji kebersihan, kenyamanan, dan keramahan civitas academica UKSW. “Sambutan yang kami dapat sangat hangat dan ramah. Dalam dua puluh empat jam pertama saja, kami sudah merasa sangat dihargai,” katanya. 

Hal senada diungkapkan John Benedict S. Rollan yang merasakan atmosfer UKSW begitu dekat dengan kampus asalnya. Baginya, kunjungan ini membuka peluang memahami budaya baru, kompetensi penting untuk memberikan pelayanan keperawatan yang humanis dan sensitif budaya. Ia dan para peserta lain dijadwalkan berada di Salatiga hingga Sabtu, 22 November 2025.

Welcome Lunch ini merupakan tanda bahwa kerja sama akademik antara UKSW dan BukSU yang mendukung Tujuan berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 4 pendidikan berkualitas, SDGs 3 kehidupan sehat dan sejahtera SDGs 17 kemitraan untuk mencapai tujuan. Inisiatif ini juga mendukung Asta Cita Presiden, terutama poin ke-4 yaitu pembangunan manusia unggul dan berkarakter, penguatan riset dan inovasi, serta penguatan diplomasi dan kerja sama internasional yang memperluas jejaring pengetahuan dan meningkatkan kualitas talenta muda Indonesia.

Sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi Unggul, UKSW telah berdiri sejak 1956 dengan 15 fakultas dan 64 program studi di jenjang D3 hingga S3 dengan 34 prodi terakreditasi Unggul dan A. Terletak di Salatiga, UKSW dikenal dengan julukan Kampus Indonesia Mini, mencerminkan keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah. Selain itu, UKSW juga dikenal sebagai “Creative Minority” yang berperan sebagai agen perubahan dan inspirasi bagi masyarakat.  Salam Satu Hati UKSW!(***)