UKSW SALATIGA
Kolaborasi UKSW dan Pemkab Kupang Perkuat Literasi Manajerial BUMDes 2025
Rektor Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Profesor Intiyas Utami bersama Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Kealumnian Profesor Yafet Wilben
Penulis: Adi Tri | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA - Rektor Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Profesor Intiyas Utami bersama Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Kealumnian Profesor Yafet Wilben Rissy dan Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Dr. Yefta Andi Kus Noegroho, SE., M.Si., Ak., hadir sebagai narasumber dalam kegiatan Sosialisasi One Village One Product (OVOP) yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Kupang, Senin (17/11/2025). Kegiatan ini digelar dalam rangka pengembangan produk berbasis potensi lokal Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tahun 2025.
Berlangsung di Kantor Bupati Kupang, kegiatan ini dihadiri langsung oleh Bupati Kabupaten Kupang Yosef Lede, S.H., para kepala desa, sekretaris desa, serta Ketua BUMDes se-Kabupaten Kupang.
Dalam sambutannya, Rektor Intiyas menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Kupang yang telah melibatkan UKSW dalam program penguatan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). UKSW disampaikannya menjadi pionir pembentukan Akademi BUMDes pertama di Indonesia, yang berfokus pada pelatihan untuk menciptakan BUMDes yang sehat, profitable, dan akuntabel. Sejumlah BUMDes telah mendapatkan pendampingan dari UKSW, khususnya tim dari FEB, antara lain BUMDes di wilayah Kabupaten Semarang, Klaten, dan daerah lainnya.
“Terima kasih karena telah menerima kami untuk berbagi pengalaman dan program penguatan BUMDes serta koperasi,” ujarnya.
Bupati Kabupaten Kupang dalam sambutannya mengungkapkan bahwa penyelenggaraan Akademi BUMDes merupakan langkah strategis untuk menciptakan BUMDes yang profesional, inovatif, dan mampu menjadi lokomotif ekonomi desa. Program ini diharapkan meningkatkan literasi manajerial dan kewirausahaan bagi pengurus BUMDes dan perangkat desa.
Dengan terselenggaranya sosialisasi ini, Pemerintah Kabupaten Kupang berharap BUMDes semakin berdaya, mandiri, dan mampu memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dalam kesempatan tersebut, Dr. Yefta Andi menyampaikan materi tentang strategi penguatan kapasitas SDM dan model pengembangan usaha desa berbasis potensi lokal.
“FEB UKSW telah membuat modul tentang bagaimana membangun SDM agar dapat mengelola BUMDES dengan baik. Modul itu akan kami berikan ke Kepala Dinas agar dapat dibagikan dan digunakan,“ kata Dekan FEB UKSW.
Sementara itu, Profesor Yafet Rissy menyoroti pentingnya tata kelola yang baik dalam pengelolaan BUMDes dalam materi berjudul “Aspek Regulasi, Perlindungan Hukum, serta Tata Kelola Kelembagaan BUMDes dalam Kerangka Pembangunan Daerah”.
Kegiatan ini sekaligus menegaskan komitmen UKSW dalam Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya SDGs No 3, yaitu kehidupan sehat dan sejahtera dan SDGs No 8 yaitu pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, serta mendukung program Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Diktisaintek) Berdampak yang selaras dengan ASTA CITA 6 yaitu pembangunan dari desa untuk pemerataan ekonomi.
Sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi Unggul, UKSW telah berdiri sejak 1956 dengan 15 fakultas dan 64 program studi di jenjang D3 hingga S3 dengan 34 prodi terakreditasi Unggul dan A. Terletak di Salatiga, UKSW dikenal dengan julukan Kampus Indonesia Mini, mencerminkan keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah. Selain itu, UKSW juga dikenal sebagai “Creative Minority” yang berperan sebagai agen perubahan dan inspirasi bagi masyarakat. Salam Satu Hati UKSW!(***)
| Capping & Pinning Perdana Ners FIK UKSW: Babak Baru Sejarah Keperawatan di Salatiga |
|
|---|
| Doktor FEB UKSW Teliti dinamika Suksesi Penerus Perempuan di Bisnis Keluarga |
|
|---|
| SWCU Voice Harumkan UKSW di Busan 2025, Teguhkan Spirit Pelayanan dan Keunggulan Internasional |
|
|---|
| Pius Rengka promosikan disertasi kepemimpinan transformasional NTT di yudisium Doktor FID UKSW |
|
|---|
| FKIP UKSW latih guru Salatiga menerapkan metode pembelajaran inovatif |
|
|---|
