Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

PLN UID Jateng & DIY

Derap Langkah Kasno dan Komunitas Mangrove, Jaga Pesisir Kota Semarang dari Gempuran Abrasi

Kasno dan Komunitas Mangrove konsisten melakukan penanaman mangrove di pesisir pantai di Kota Semarang dan sekitarnya.

Penulis: Laili Shofiyah | Editor: M Zainal Arifin
Istimewa
KOMUNITAS MANGROVE: Kasno, Penggiat Lingkungan Mangrove dari Komunitas Mangrove Semarang. Kasno dan Komunitas Mangrove Semarang konsisten melakukan penanaman mangrove di pesisir pantai di Kota Semarang dan sekitarnya. (Dok PLN) 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kasno, pria paruh baya berbadan tegap warga Wonodri Sendang, Kota Semarang ini kerap dipanggil.

Beliau adalah salah satu penggerak Komunitas Mangrove Semarang yang konsisten melakukan penanaman mangrove di pesisir pantai di Kota Semarang dan sekitarnya.

Pria pecinta alam ini awalnya berangkat dari kecintaannya pada aktivitas mendaki gunung.

Melalui kegiatan tersebut dia sadar betapa pentingnya alam yang menjadi sandaran hidup manusia dan seluruh makhluk Tuhan.

Ketika kemudian turun dan menjelajah wilayah pesisir, dia sadar ternyata pesisir pantai di wilayah Semarang ini telah rusak oleh sampah dan gempuran abrasi.

Garis pantai lambat laun makin mendesak daratan dan makin menggerus wilayah daratan.

Dari situlah sejak tahun 2019 hatinya terketuk untuk secara total terjun menanam mangrove bersama Komunitas Semarang Mangrove.

"Awalnya saya lihat biasa-biasa saja, ternyata hutan mangrove ini salah satu penghasil oksigen yang sangat besar."

"Sebanyak 40 persen hutan mangrove ini menyumbang oksigen ke daratan maka saya fokus sekali untuk mengembangkan mangrove ini", ungkapnya.

Baca juga: PLN UID Jateng dan DIY Wujudkan "Pelanggan Hebat, Energi Bersahabat" di Hari Pelanggan Nasional 2025

Dalam upayanya untuk menggalakkan mangrove ini tentunya tidak semulus yang Kasno kira.

Tantangan terbesarnya adalah sampah dan kesadaran warga yang menurutnya masih kurang.

Mangrove tidak bisa hidup dalam tumpukan sampah karena sampah dapat merusak dan mematikan mangrove melalui beberapa cara.

Sampah menghambat pernafasan akar (pneumatofora) dan fotosintetis, menghambat sirkulasi air dan udara, serta mencemari tanah dan air sehingga membahayakan kehidupan mangrove secara fisik dan kimia. 

Selain itu menurut Kasno, kesadaran warga masih sangatlah kurang.

"Kami sering menanam mangrove di wilayah Pantai Tirang ini, namun selama ini upaya yang kami lakukan dampaknya belum terasa, bahkan dari masyarakat sekitar pun banyak yang belum tergerak untuk berpartisipasi", pungkasnya.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved