10 Fakta Helwa Bachmid Dinikahi Habib Bahar, Curhat Mahar Hanya Cincin 2 Gram

“Selama aku menikah, dinafkahin hanya seingatnya dia. Semau-maunya, tidak menjamin seutuhnya.”

8. Hamil Tanpa Didampingi Suami

Tak lama setelah menikah, Helwa hamil. Namun dukungan dari suami justru minim.

“Dari awal aku hamil dia nggak pernah ada di rumah atau menemaiku saat aku mengandung. Dan lahiran dia nggak pernah menemani aku sama sekali. Cuma mama aku yang selalu dampingin aku.”

Bahkan untuk kebutuhan fisik sehari-hari, perhatian sangat minim:

 “Bahkan buat bikin sayuran saja hanya sekali.”

Saat ibunya mengabarkan soal kehamilan, Habib Bahar disebut tak merespons.

 “Mama aku ngechat dia diam-diam. Tapi tidak ada respon.”

Kehadiran suami hanya terjadi setelah melihat bukti kehamilan:

“Kalau aku nggak lihat hasil testpack ini, aku nggak akan datang ke rumah sampai berbulan-bulan.” (ucapan Habib Bahar versi Helwa)

9. Mengaku Mental Hancur Setelah Tahu Suami Tidak Jadi Cerai dan Istri Lain Juga Hamil

Pukulan besar terjadi setelah menikah. Habib Bahar mengaku tidak jadi bercerai dengan istrinya yang lama.

Setelah itu, ia kembali mendapat kabar mengejutkan:

 “Di saat kandunganku 7 bulan aku berulang tahun dan dia datang ngasih surprise dengan mengatakan bahwa istrinya yang di Kalimantan hamil enam bulan. Itu bikin mental aku hancur.”

Informasi itu membuat kondisi emosional Helwa makin runtuh.

10. Merasa Tertekan dan Akhirnya Muncul ke Publik untuk Bicara

Selama satu tahun, Helwa mengaku memendam semuanya hingga kondisi mentalnya semakin terpuruk. Itu sebabnya ia akhirnya memilih untuk berbicara.

“Aku berani memposting ini bukan karna ingin menjelek-jelekanmu. Tapi kejelekan mu sudah tidak bisa ku toleren lagi, karna sesakit dan sesulit itu untuk aku berkomunikasi denganmu. By istri cadangan yang kau telantarkan.”

Ia menegaskan bahwa dirinya terpaksa bersuara karena merasa ditinggalkan secara lahir batin, dan demi masa depan anaknya.

“Bukan hanya dikecewakan tentang janji pernikahan tapi juga aku memikirkan keadaan anakku yang tidak punya sosok bapak bertanggung jawab untuknya.”

(*)