Berita Semarang
Event Seni di Semarang Dijanjikan Bakal Diperbanyak Tahun 2026
Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti menjanjikan event seni dan budaya akan diperbanyak di Kota Semarang.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Event seni dan budaya di Kota Semarang dijanjikan akan diperbanyak.
Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti mengungkapkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang berkomitmen untuk memperbanyak event guna melestarikan nilai-nilai kearifan lokal sekaligus mendorong pertumbuhan dan perputaran ekonomi masyarakat.
Baca juga: Hasil Babak I Skor 0-3 PSIS Semarang vs PSS Sleman, Tocantins Masih Punya 45 Menit Lagi
“Saya minta kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata nanti berikutnya lomba bisa diadakan berkala. Mungkin dari kecamatan masing-masing agar diorkestrasi pada satu bulan yang sama. Sehingga nanti ada semacam festival payung setiap kecamatan semuanya punya, menampilkan. Dan itu adalah hasil dari karya warga masyarakat,” kata Agustina dalam keterangannya.
Hal itu disampaikannya usai menutup lomba Melukis Payung dan Kipas 2025 yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang di Uptown Mall BSB Semarang, Minggu (19/10).
Dia mengatakan, percaya event kreatif semacam ini tidak hanya akan menggairahkan masyarakat kembali tetapi juga membawa dampak positif terhadap ekonomi lokal.
Ia menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Kota Semarang telah menunjukkan peningkatan pesat, dan berharap dapat mendekati 8 persen pada akhir tahun, sehingga kegiatan berbasis komunitas seperti ini menjadi penunjang penting.
"Otomatis kalau akan memamerkan karya (ada lomba di tingkat kecamatan), warga akan bersih-bersih juga. Ekonomi di situ akan mulai bergerak, dari UMKM dan lain sebagainya karena ada keramaian," ujarnya.
“Dan saya bersyukur karena masyarakat itu gibras. Artinya Pemkot Semarang melemparkan ide untuk pariwisata, disukai banyak orang. Kita melempar ide untuk membangkitkan kebersihan misalnya, semuanya respon,” lanjutnya.
Lomba Melukis Payung dan Kipas 2025 diikuti sekitar 400 peserta untuk lomba melukis kipas pada Sabtu (18/10) dan lomba melukis payung pada Minggu (19/10).
Lomba ini mengusung tema “Warak Ngendog” — Simbol Harmoni Budaya Jawa, Arab, dan Tionghoa, bertujuan untuk melestarikan budaya lokal secara kreatif, menanamkan semangat toleransi sejak dini, dan menghidupkan ruang publik dengan aktivitas seni yang inklusif.
Baca juga: Daftar Susunan Pemain PSIS Semarang vs PSS Sleman, Ivanovic vs Tocantins
Agustina berpendapat, kegiatan ini menunjukkan bahwa Warak Ngendog, ikon kebanggaan Kota Semarang, tidak hanya dirayakan melalui festival atau arak-arakan, tetapi juga dipromosikan lewat media seni yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, yaitu payung dan kipas.
Cara ini dinilai memiliki potensi ekonomi kreatif, seperti pengembangan motif Warak Ngendog menjadi suvenir khas Semarang.
“Yang paling membahagiakan yaitu berkumpulnya para seniman mulai dari yang (masih) belajar, yang kecil, remaja, anak muda, sampai yang sudah expert. Mereka berkumpul jadi satu kemudian hasilnya itu bisa saling melirik kan. Saya yakin nanti di periode lomba berikutnya mereka akan terpacu untuk membuat yang lebih bagus lagi,” imbuhnya. (*)
| Bukan Sekadar Lomba Lukis, Warak Ngendog Dalam Payung Kertas Hidupkan Kembali Semangat Pesisir |
|
|---|
| Komisi C DPRD Kota Semarang Dukung Optimalisasi PAD: Asal Tak Bebani Layanan Publik |
|
|---|
| Namira Dapat Cuan Hasil Tukar Minyak Jelantah di SPBU Sultan Agung Semarang, Begini Caranya |
|
|---|
| SMPN 1 Semarang Sabet Medali Emas Lomba Paduan Suara Internasional di Bandung |
|
|---|
| TKD Dipangkas, Pemkot Semarang Bakal Gali Potensi PAD |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.