Berita Semarang
Lukman Langsung Healing ke Pantai Setelah Bunuh Ika Bos Gadai Semarang, Motif Pembunuhan Terungkap
Lukman Listianto (30) langsung healing ke pantai Cipta, Bandarharjo, Semarang Utara setelah membunuh Ika Rahmawati (43)
TRIBUNJATENG.COM - Lukman Listianto (30) langsung healing ke pantai Cipta, Bandarharjo, Semarang Utara setelah membunuh Ika Rahmawati (43).
Ika adalah bos gadai mandiri yang ditemukan meninggal dunia beberapa waktu lalu.
Polisi akgirnya menangkap Lukman sebagai pelaku pembunuhan.
Motif perbuatan jahat Lukman pun terungkap.
Ia tega menghabisi nyawa Ika Rahmawati (43), karena pembayarannya yang kurang Rp 400 ribu ditolak.
Baca juga: Ayah Tewas Dibunuh dan Ibu Jadi Tersangka, 2 Putri Brigadir Esco Dapat Pendampingan Psikologi
Sesuai kesepakatan, Lukman Listianto seharusnya membayar Rp 6 juta untuk menebus BPKB motornya.
Namun pelaku hanya membayar Rp 5,6 juta, lebih kecil dari kesepakatan awal.
Lukman pada awalnya mengadaikan motor Beat hitam pelat H3905PQ seharga Rp 6 juta dengan tenor gadai 1 Minggu.
Belum ada 1 Minggu, tersangka mendatangi rumah korban untuk menebus motornya di Perumahan Banjardowo, Karangroto, Genuk, Kamis (18/9/2025) sekitar pukul 13.30 WIB.
Namun, tersangka hendak menebus motornya dengan angka Rp 5,6 juta bukan Rp 6 juta sesuai kesepakatan awal.
Mendapatkan tawaran itu, korban sontak menolak hingga berujung pembunuhan.
"Saya mencekik korban selama kurang lebih 5 menit hingga korban meninggal dunia," ujar tersangka Lukman di Mapolrestabes Semarang, Kamis (25/9/2025).
Selepas memberikan pernyataan itu, tersangka enggan menjawab pertanyaan lainnya yang diajukan Tribun.
Ia hanya melengos saat digiring polisi ke ruang tahanan.
Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal (Wakasatreskrim) Polrestabes Semarang, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Agung Joko Haryono menyebut, pembunuhan tersebut dilakukan tersangka selepas tawarannya untuk menebus gadai buntu.
Tersangka muncul niat jahatnya selepas adu mulut dengan korban.
Ketika itu, tersangka langsung merencanakan niat jahatnya dengan berdalih menumpang ke kamar mandi.
Korban yang tak curiga lantas mempersilahkannya.
Sesudah dari kamar mandi, tersangka lantas memiting korban dari arah belakang.
"Tersangka memiting leher korban dari arah belakang dengan tangan kanan. Tangan kirinya digunakan untuk menarik tangan kanan agar pitingan semakin kuat," katanya.
Korban dalam kejadian itu sempat melawan dengan menggunakan tangannya.
Hasil visum menunjukkan ada luka lecet dan memar di leher korban.
"Ada resapan darah di otot leher dan tenggorokan korban, dia mati lemas," papar Agung.
Tipu Teman
Lukman selepas melakukan pembunuhan tersebut lalu mengambil dua kalung milik korban.
Ia kemudian memanggil temannya Fadli Wahyu Kurniawan yang sedari awal menunggu tersangka di luar rumah.
"Tersangka kepada temannya mengaku korban pingsan setelah jatuh di kamar mandi saat wudhu," ungkap Agung.
Teman korban tersebut tanpa curiga lantas membantu tersangka Lukman mengangkat tubuh korban ke atas tempat tidur.
Mereka lalu meninggalkan lokasi tersebut dengan membawa dua kalung dan motor tersangka.
AKP Agung menyebut, teman tersangka sejauh ini statusnya masih saksi.
"Kami belum menemukan keterlibatan dalam tindak pidananya. Namun, kami masih melakukan penyelidikan lebih mendalam," ungkapnya.
Healing ke Pantai
Lukman dan Fadli sesudah dari rumah korban langsung menuju ke pantai Cipta, Bandarharjo, Semarang Utara.
Menurut AKP Agung, tersangka menuju ke tempat itu karena ingin menenangkan diri.
"Mereka berdua panik jadi ingin menenangkan diri di pantai," ucapnya.
Sehabis menenangkan diri di pantai, mereka berdua kembali ke kediamannya masing-masing.
Tersangka Lukman saat itu kembali ke rumah mertuanya di kawasan Candi Penataran, Kalipancur, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang.
Ia juga beraktivitas seperti biasa dengan bekerja sebagai pegawai swasta di satu perusahaan di Puri Anjasmoro.
Tiga hari berselang, polisi menjemput tersangka di rumah mertuanya, Sabtu (20/9/2025).
Agung menambahkan, tersangka dijerat dua pasal sekaligus meliputi pasal 365 ayat 3 KUHP dan pasal 338 KUHP.
"Ancaman maksimal 15 tahun penjara," imbuhnya.
Kronologi
Kasus pembunuhan itu ramai di jagad media sosial pada Sabtu, (20/9/2025).
Ika Rahmawati (43), seorang perempuan yang dikenal warga sebagai pengusaha gadai mandiri, ditemukan meninggal dengan luka mencurigakan di bagian lehernya pada Kamis (18/9/2025) malam.
Hingga kini, rasa kaget dan duka masih menyelimuti para tetangga.
Giyanto (64), warga sekitar, masih mengingat jelas bagaimana kabar kematian Ika pertama kali diketahui.
“Adiknya pulang habis magrib, dari cerita adiknya, biasanya Mbak Ika kalau tidur itu pintunya dikunci. Tapi malam itu pintunya terbuka sedikit,” tuturnya kepada Tribunjateng.com, Senin (22/9/2025).
Menurutnya, adik korban sempat mengira kakaknya sedang tidur.
“Adiknya habis nyapu, dia nengok kamar, dilihat mungkin dikira tidur. Baru dibangunin ternyata sudah pingsan. Tetangga yang kerja sebagai perawat ngecek nadi, eh ternyata sudah meninggal,” ujarnya.
Giyanto menambahkan, suasana sempat gaduh ketika warga mendapati ada kejanggalan di leher korban.
“Lah setelah itu terus di leher itu ada yang janggal, kayak jeratan apa cekikan gitu loh. Akhirnya warga kumpul, jerit-jerit, Pak RT datang, Pak RW datang, terus lapor ke polsek,” kenangnya.
Hari itu, kata Giyanto, kondisi lingkungan memang tidak seperti biasanya.
Sejak pagi hingga pukul 16.00 WIB, aliran listrik padam di kawasan tersebut.
“Mati lampu sehari full. Dari jam 9 pagi sampai jam 4 sore baru nyala, mungkin lagi pemadaman,” ujarnya.
Sehingga kondisi tersebut menyebabkan CCTV yang di rumah korban tidak bisa merekam langsung kejadian yang menimpa korban.
Ika sendiri dikenal warga sebagai sosok yang ramah. Sehari-harinya ia tinggal di rumah itu, melayani warga sekitar ataupun luar yang ingin menggadaikan barang, mulai dari sepeda motor, televisi, hingga mobil.
“Usaha gadainya sudah jalan sekitar dua tahun, semenjak dia keluar dari BPR. Ramai, lumayan, sampai sekarang aja masih ada beberapa motor sama mobil yang digadaikan di rumah itu,” jelas Giyanto.
Namun, di balik aktivitas usahanya, peristiwa Kamis malam membuat warga sekitar geger.
Dari informasi yang berkembang, sejumlah barang gadai seperti, sepeda motor Beat dan satu televisi hilang.
Kini, empat hari setelah kejadian, rumah korban masih tampak sepi.
Portal gang tetap tertutup rapat, hanya sesekali dibuka bila ada warga yang melintas.
Lampu dalam rumah menyala terus, seakan menjadi penanda bahwa rumah itu masih menyimpan tanda tanya besar.
“Sejak Kamis malam itu, portal enggak pernah dibuka lagi. Kalau warga keluar masuk ya dibuka, habis itu ditutup lagi,” kata Giyanto pelan.
Jenazah Ika telah dimakamkan di Brebes pada Jumat pagi (19/9/2025). (Iwn)
| Prakiraan Cuaca Kota Semarang Minggu 9 November 2025, Diprediksi Akan Hujan Ringan |
|
|---|
| Kota Semarang Gelar Kejuaraan Woodball Piala Wali Kota ke-8, Diikuti 195 Atlet se-Jawa Tengah |
|
|---|
| Tipu Teman Bikin Lagu Pakai AI, Fasal Warga Jakarta Jadi Buronan Polisi |
|
|---|
| Kisah Muarifin, Mantan Pengamen Jadi Penjahit Langganan Pejabat di Semarang |
|
|---|
| Eks Perwira Penerbangan TNI AD Pimpin Bandara Ahmad Yani Semarang |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20250925_pembunuhan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.