Harga Bahan Pokok
Disdag Sebut Harga Telur dan Daging Ayam Masih Rentang Normal di Bawah HET
Pantauan di lapangan, harga daging ayam potong saat ini berkisar pada Rp 38.000/kilogram hingga Rp 40.000/kilogram.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Harga daging ayam potong dan telur masih bertahan di level tinggi sejak September.
Pantauan di lapangan, harga daging ayam potong saat ini berkisar pada Rp 38.000/kilogram hingga Rp 40.000/kilogram.
Sedangkan, harga telur kini tembus di kisaran Rp29.500/kilogram - Rp 30.000/kilogram.
Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan dan Stabilisasi Harga Dinas Perdagangan Kota Semarang, Siti Arkunah mengatakan, harga ayam dan telur masih pada rentang harga normal.
Baca juga: Kesan Atlet Asal Papua Selama Tinggal di Kudus: Masyarakatnya Ramah dan Sopan
Baca juga: Tanggapan Kepala SPPG Kebumen Soal Menu Viral MBG: Nasi, Sayur Tempe, Timun, Selada dan Jeruk
Rata-rata harga daging ayam potong di 26 pasar tradisional di ibu kota Jawa Tengah sebesar Rp 37.400/kilogram. Sementara, rata-rata harga telur Rp 28.900/kilogram.
"Harganya masih rentang normal karena masih di bawah harga eceran tertinggi (HET). HET daging ayam Rp 40.000/kilogram. HET telur Rp 30.000/kilogram," kata Arie, sapaannya, Selasa (21/10/2025).
Menanggapi adanya kenaikan permintaan karena adanya program makan bergizi gratis (MBG), menurut Arie, bisa saja menjadi penyebab terjadinya kenaikan. Namun, dia menilai, hal itu bukan satu-satunya faktor penyebab kenaikan pada komoditi daging ayam dan telur.
Hasil rapat koordinasi dengan Kementerian Pertanian, kenaikan komoditi tersebut masih dinilai wajar lantaran sebelumnya peternak sempat mengalami penurunan harga.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Kota Semarang, Endang Sarwiningsih menambahkan, saat ini program makan bergizi gratis (MBG) di Kota Semarang memang bertambah. Ada 60 satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) di kota lunpia.
Tidak dipungkiri, hal itu membawa dampak terhadap permintaan bahan baku untuk suplai program MBG.
"Hukum ekonomi, permintana banyak, penawaran terbatas, pasti ada kenaikan. Tapi, kenaikan ini, kalau kami pantau dari harga pasar dan panel harga masih dalam kondisi yang aman, belum perlu intervensi," jelasnya.
Jika diperlukan intervensi, Dishanpan pun siap melakukan gerakan pangan murah, seperti komoditi beras yang sempat terjadi beberapa waktu lalu.
Pihaknya terus menjaga ketersediaan barang. Sejauh ini, ketersediaan barang untuk kebutuhan masyarakat tercukupi.
Diakuinya, lahan pertanian dan peternakan di ibu kota Jawa Tengah tidak banyak. Kota Semarang hanya bisa memberikan kontribusi pangan sebanyak 11 persen. Sisanya, kebutuhan pangan dipenuhi dari kabupaten/kota lain.
"Semarang menjadi sentra barang masuk dari kabupaten kota lain, sehingga ketersediaan barang cukup aman," tambahnya. (eyf)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.