Semarang
Musim Hujan, Ini Antisipasi Pangan Dishanpan Semarang
Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Kota Semarang menyebut telah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Kota Semarang menyebut telah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi untuk menjaga ketersediaan dan stabilitas harga bahan pangan saat musim hujan.
Kepala Dishanpan Kota Semarang, Endang Sarwiningsih menjelaskan, pihaknya melakukan koordinasi dengan berbagai instansi terkait, termasuk Organisasi Perangkat Daerah (OPD) seperti Dinas Pertanian dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), untuk memastikan ketersediaan bahan pangan di masyarakat tetap terjaga.
“Kalau kita itu selalu koordinasi dengan OPD terkait, misalnya dengan pertanian dan juga dengan gabungan kelompok tani (gapoktan). Kita petakan potensi dan kekurangannya, lalu kita dorong melakukan KAD (kerja sama antar daerah),” kata Endang dihubungi Tribun Jateng, Minggu (26/10/2025).
Ia menambahkan, lahan pertanian di Kota Semarang hanya sekitar 6 persen dari total luas wilayah. Adapun produksi pangan lokal baru mampu memenuhi sekitar 11 persen kebutuhan masyarakat. Karena itu, lanjutnya, kerja sama antar daerah menjadi langkah penting untuk mendatangkan pasokan bahan pangan dari luar wilayah.
Selain itu, ia menyebut Dishanpan bersama Disperindag dan Satgas Pangan juga melakukan pemantauan harga di lapangan. Jika ditemukan kenaikan harga yang signifikan, tim akan turun untuk memeriksa distributor serta mendorong percepatan distribusi stok pangan agar harga tetap stabil.
"Kalau memang ada kenaikan harga yang signifikan, kita turun, kita cek distributor-distributor yang menjual barang yang ada kenaikan yang signifikan itu bersama Satgas Pangan, untuk segera kita menggelontorkan barang-barang yang menjadi persediaan mereka," terangnya.
Sementara itu, jelasnya, wilayah pertanian di Kota Semarang umumnya berada di Kecamatan Mijen, Tembalang, sebagian Banyumanik, Ngaliyan, dan Mangkang. Tanaman seperti pisang dinilai tidak terlalu terdampak musim hujan, sementara komoditas yang rentan seperti cabai dan bawang saat ini masih terpantau aman.
"Alhamdulillah cabai masih stabil harganya, termasuk aman saat ini. Kemudian ada kenaikan biasanya brambang (bawang merah), bawang (putih), tapi ini masih kondisi yang cukup aman," sebutnya.
Sementara itu, dia menyebutkan, berdasarkan hasil pemantauan neraca pangan per 24–25 Oktober 2025, kondisi bahan pokok di Kota Semarang saat ini masih mencukupi meski beberapa mengalami kenaikan harga.
Harga beras premium, rata-rata tercatat Rp12.893/Kg, turun sekitar 4,5 persen dari harga eceran tertinggi (HET) Rp13.500. Sementara beras premium mengalami kenaikan sekitar 3,07 persen, dengan harga pasar mencapai Rp15.357/Kg dari HET Rp14.900.
Dia menyebutkan, komoditas lain seperti minyak goreng dengan merek dagang Minyakita juga mengalami kenaikan namun masih terpantau aman, dengan harga rata-rata Rp16.571/liter dari HET Rp15.700.
"Untuk stoknya ini juga masih bagus ya, karena di gudang-gudang Bulog ini juga masih tersedia. Kemudian untuk komoditi beras dan berbagai komoditi lain ini juga tergolong aman, karena di Kota Semarang ini para pedagang dari luar kota mengirim barangnya di Kota Semarang. Nah kebutuhan Kota Semarang itu berapa, kemudian mereka baru mendistribusikan ke luar (Semarang)," terangnya. (idy)
| Kota Semarang Dominasi Babak Kualifikasi Sepatu Roda Porprov Jateng 2025 |
|
|---|
| Hadapi Krisis Iklim dan Kesehatan, Konsep "15-Minute City" Diusulkan di Semarang |
|
|---|
| Sidang Vonis 5 Mahasiswa Terdakwa Kerusuhan May Day Semarang Ditunda, Hakim : Masih Disusun |
|
|---|
| Semarang Panas Ekstrim, Waspada Flu Tropis Picu Lonjakan ISPA, Dehidrasi, dan Heat Stroke |
|
|---|
| Kota Semarang Siapkan Diri Jadi Pusat Ekonomi, Soroti Pentingnya Data |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.