Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Semarang

Operasi Save Rawa Pening Kabupaten Semarang, Relawan Bersihkan Danau dari Eceng Gondok

Di bawah terik matahari siang menjelang sore, suara mesin alat berat bergemuruh di tepian Danau Rawa Pening.

Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: rival al manaf
(TRIBUN JATENG/REZA GUSTAV)
BERSIHKAN DANAU - Relawan gabungan TNI-Polri, Forkom Relinko, dan masyarakat baik manual atau menggunakan alat, membersihkan Danau Rawa Pening dari eceng gondok di kawasan Bukit Cinta, Banyubiru, Kabupaten Semarang, Minggu (9/11/2025). Kegiatan bertajuk Save Rawa Pening tersebut bertujuan menjaga ekosistem danau, memulihkan fungsi perairan, serta mendukung keberlangsungan mata pencaharian nelayan setempat. 

TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN — Di bawah terik matahari siang menjelang sore, suara mesin alat berat bergemuruh di tepian Danau Rawa Pening, dekat dermaga Bukit Cinta, Banyubiru, Kabupaten Semarang, Minggu (9/11/2025). 

Di antara riak air dan semilir angin pegunungan, perahu relawan tampak sibuk mendorong hamparan eceng gondok ke tepian danau.

Satu per satu, gulma air yang menutupi permukaan danau itu diangkat menggunakan backhoe dan dimasukkan ke bak truk. 

Hal itu merupakan aksi gotong royong seribuan orang dalam kegiatan “Save Rawa Pening #7”, gerakan peduli lingkungan yang kini menjadi agenda rutin bagi masyarakat sekitar dan unsur TNI/Polri.

Rawa Pening merupakan danau alami seluas sekitar 2.670 hektare di yang berada di empat kecamatan di Kabupaten Semarang. 

Danau itu juga diapit oleh tiga gunung besar, yakni Telomoyo, Ungaran, dan Merbabu, dan menjadi sumber kehidupan ribuan warga di sekitarnya.

Selain sebagai sumber air irigasi dan mata pencaharian nelayan, Rawa Pening juga dikenal sebagai ikon wisata alam sekaligus paru-paru ekologis kawasan Ambarawa dan sekitarnya.

Namun, Rawa Pening menghadapi masalah yang sama setiap tahunnya, yakni ledakan pertumbuhan eceng gondok.

Koordinator Lapangan kegiatan Save Rawa Pening #7 sekaligus anggota Forkom Relinko dan Damkar Kabupaten Semarang, Sugiyarto mengatakan, eceng gondok tumbuh sangat cepat.

Dalam waktu sepekan, satu tunas bisa berkembang menjadi tujuh tunas baru. 

Jika dibiarkan, eceng gondok berpotensi menutupi seluruh permukaan air dan menghambat cahaya matahari, menurunkan oksigen, dan membahayakan nelayan.

“Kalau angin besar datang, tumpukan eceng gondok bisa menghimpit perahu nelayan. Mereka bisa terjebak di tengah danau,” kata Sugiyarto.

Menurut dia, kegiatan pembersihan danau dari eceng gondok harus intens dilakukan.

Para relawan memfokuskan pembersihan di kawasan Desa Kebondowo, seluas sekitar 4–5 hektare, tepat di sisi barat dermaga Bukit Cinta. 

“Eceng gondok yang sudah terkumpul kemudian kami angkut ke lahan milik PTPN untuk diolah menjadi pupuk kompos tanaman kopi, sebagian lagi dibawa ke TPA Blondo Bawen,” jelas Sugiyarto.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved