Berita Semarang
Agus Ingin Banjir Segera Teratasi, Progres Kolam Retensi Terboyo dan Sriwulan Terkendala Lahan
Banjir yang melanda pesisir Semarang dan Demak diyakini akan teratasi apabila kolam retensi di Terboyo dan Sriwulan rampung
Penulis: faisal affan | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Banjir yang melanda pesisir Semarang dan Demak diyakini akan teratasi apabila kolam retensi di Terboyo dan Sriwulan rampung.
Hal itu sangat diharapkan oleh Agus Subiyono, satu di antara warga yang kerap melintasi jalur pantura Demak-Semarang.
Saat musim hujan seperti ini, Agus selalu khawatir akan kondisi jalan yang dilaluinya saat berangkat kerja ke Kawasan Industri Terboyo.
Baca juga: BMKG Peringatkan Potensi Banjir Rob di Demak, Warga Nantikan Janji Tanggul Laut
"Kalau sudah banjir, ya terpaksa cari jalan lain. Belum lagi jalan ke pabrik juga ikut banjir. Mau tak mau harus cari tumpangan ke sana dan motor dititipin di tempat yang enggak banjir," terangnya, Senin (17/11/2025).
Oleh sebab itu Agus ingin janji pembangunan kolam retensi sebagai solusi mengatasi banjir pesisir segera terealisasi.
"Saya dengar ada kolam retensi di dekat tol buat mengatasi banjir. Ya pengennya cepet jadi aja. Biar sini enggak banjir lagi," tegasnya.
Namun sayang, keinginan Agus dan masyarakat lain itu harus tertunda karena kondisi proyek kolam retensi yang terkendala pembebasan lahan.
PPK Pembangunan Jalan Tol Semarang–Demak 3, Dadang Ismu Hardiyanto, memaparkan perkembangan pembangunan kolam retensi Terboyo dan Sriwulan yang menjadi bagian sistem pengendalian banjir terpadu di kawasan pesisir Semarang–Demak.
Kolam retensi Terboyo memiliki luas 189 hektare, sedangkan kolam Sriwulan seluas 28 hektare. Keduanya dilengkapi rumah pompa dan inlet channel yang berfungsi menampung aliran air dari Sungai Tenggang, Sringin, Sriwulan, Kaidin, dan Menyong.
Dadang menjelaskan, sistem pengendalian banjir ini dirancang agar aliran air dapat menuju kolam retensi melalui gravitasi tanpa pompa, kemudian dibuang ke muara Sungai Babon melalui rumah pompa yang telah disiapkan.
Namun, proses pembangunan masih menghadapi kendala pembebasan lahan. Dari total kebutuhan lahan, sekitar 32 hektare atau 11 persen belum terbebaskan akibat penyesuaian desain dan penambahan penetapan lokasi (penlok).
“Kendala utama kami saat ini adalah lahan. Sekitar 32 hektar masih dalam proses pengadaan tanah oleh BPN. Targetnya Januari 2026 lahan sudah bebas,” ujar Dadang.
Selain pembebasan lahan, pekerjaan pengerukan kolam retensi juga terus berjalan menggunakan kapal keruk. Total volume material pengerukan diperkirakan mencapai 6,7 juta meter kubik. Lumpur hasil pengerukan dimanfaatkan untuk meningkatkan elevasi lahan basah di sekitar pesisir yang sebelumnya tidak produktif.
Dengan selesainya pembangunan Seksi 1 Paket A, B, dan C secara bertahap, Jalan Tol Semarang–Demak diharapkan tidak hanya meningkatkan konektivitas wilayah pesisir Jawa Tengah, tetapi juga menjadi solusi permanen dalam mengatasi banjir di kawasan Kaligawe–Genuk–Demak.(afn)
| Unnes–Unisfat Kolaborasi dalam Program Kosabangsa di Kampung Tahu Desa Babalanlor Pekalongan |
|
|---|
| Prakiraan Cuaca Kota Semarang Hari Ini Senin 17 November 2025: Hujan Petir di Sejumlah Wilayah |
|
|---|
| Dari Rp15 Juta ke Rp20 Juta: Henry Susanto, Juara Anturium Jemani di Kontes Tanaman Hias Semarang |
|
|---|
| Wali Kota Semarang: Pameran Tanaman Hias Semarang Hidupkan Ekonomi Kreatif |
|
|---|
| KICC 7th Hadirkan 96 Penampilan, Antusiasme Penonton ikut Melonjak |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20251117_demak.jpg)