Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

NSMIS 2025 Fokus Transformasi Digital dan Maritim Hijau

Industri pelayaran Indonesia sedang melangkah lebih serius menuju praktik green shipping, mengikuti tuntutan global untuk menekan emisi

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: muslimah
Tribun Jateng/Rezanda Akbar
Penyelenggaraan National Seminar on Maritime and Interdisciplinary Studies (NSMIS) 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Industri pelayaran Indonesia sedang melangkah lebih serius menuju praktik green shipping, mengikuti tuntutan global untuk menekan emisi.

Hal ini dijelaskan oleh Direktur Politeknik Bumi Akpelni, Capt. Cahya Fajar Budi Hartanto, menyampaikan bahwa perusahaan pelayaran tak punya banyak opsi selain menyesuaikan diri dengan regulasi International Maritime Organization (IMO).

“Karena aturan internasional mengikat, Indonesia wajib menerapkan teknologi ramah lingkungan di sektor pelayaran,” ujar Capt. Cahya, dikutip Tribunjateng Sabtu (22/11/2025).

Ia menambahkan sejumlah perusahaan mulai bertransisi dengan menekan emisi, beralih ke bahan bakar sulfur rendah, biodiesel, hingga gas. Beberapa kapal juga telah memasang scrubber untuk menyaring gas buang.

Perubahan tidak hanya dilakukan di kapal, tetapi juga di pelabuhan. 

Beberapa smart port kini menyediakan pasokan listrik untuk kapal berstandar internasional, sehingga kapal tak perlu memakai generator sendiri saat bersandar. Praktik ini diyakini memangkas penggunaan energi sekaligus polusi.

Meski begitu, Capt. Cahya mengakui transformasi menuju industri hijau masih dibayangi tantangan besar. 

Investasi untuk memodifikasi peralatan kapal tetap tinggi, sementara bahan bakar rendah sulfur masih mahal karena tanpa subsidi. 

Indonesia juga masih memerlukan alih teknologi karena belum semua inovasi bisa dikembangkan mandiri.

“Tetap harus jalan, supaya kemajuan teknologi tidak mengorbankan lingkungan,” tegasnya.

Di sisi lain, Ketua Panitia National Seminar on Maritime and Interdisciplinary Studies (NSMIS) 2025, Haryani, menilai gelaran tahun ini menjadi tonggak penting bagi Akpelni. 

Untuk pertama kalinya, seminar nasional yang rutin digelar tujuh tahun terakhir naik kelas menjadi seminar internasional.

“Pada 2025 kami pertama kali menghadirkan seminar bertaraf internasional yang digabung dengan seminar nasional. Kami mengundang pembicara dari Vietnam, Singapura, dan Jerman,” ujarnya.

Seminar dikemas dalam konsep call for paper dengan dua sesi. Ada sesi plenary untuk pemaparan empat pembicara internasional dan nasional, serta sesi paralel di enam ruang terpisah bagi para peneliti yang mempresentasikan riset mereka selama 10 menit.

Tema tahun ini menyoroti transformasi digital dan pengembangan industri maritim yang lebih ramah lingkungan. 

“Isu go green lagi naik daun di sektor maritim. Karena itu kami mengangkat topik tentang digitalisasi dan formulasi industri hijau untuk transportasi berkelanjutan,” kata Haryani.

Delapan sekolah vokasi maritim menjadi co-host dalam acara ini, dengan peserta dari Sabang hingga Merauke serta beberapa dari luar negeri. Panitia menyiapkan ruang Zoom untuk 1.000 peserta.

Institusi yang terlibat di antaranya Universitas Hang Tuah Surabaya (UHT), Universitas Ivet Semarang, Politeknik Negeri Samarinda (POLNES), Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang, Politeknik Adiguna Maritim Indonesia (AMI) Medan, Akademi Maritim (AKMI) Suaka Bahari Cirebon, Akademi Maritim Nusantara (AMN) Cilacap, dan Akademi Maritim Belawan (AMB) Medan.

Kegiatan berdurasi satu hari ini menjadi ruang bertemunya akademisi, praktisi, peneliti, dan mahasiswa untuk mendiskusikan masa depan industri pelayaran Indonesia yang lebih hijau serta sejalan dengan standar global. (Rad)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved