Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Solo

MBG di Solo Ayam Diganti Keripik Tempe, Yayasan Ziyadatul Iman At Tamamiyah Salahkan Pasokan Telat

Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) kembali menuai sorotan setelah muncul keluhan dari Johan Wahyu terkait menu yang disajikan

Penulis: Lyz | Editor: muh radlis
TRIBUN JATENG/ISTIMEWA
KELUHAN MBG - Johan Wahyu mengeluhkan adanya Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Tipes 2 dari Yayasan Ziyadatul Iman At Tamamiyah, selaku penyedia MBG, belum menyajikan menu sesuai standar gizi. Johan Wahyu membuat laporan disertai foto menu yang hanya berisi keripik tempe dan gorengan telur dari tepung dengan porsi yang sedikit. (TRIBUN JATENG/ISTIMEWA) 

TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) kembali menuai sorotan setelah muncul keluhan dari Johan Wahyu terkait menu yang disajikan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Tipes 2 di bawah Yayasan Ziyadatul Iman At Tamamiyah.

Dalam laporan yang disampaikan melalui aplikasi ULAS, Johan menilai menu yang diberikan kepada siswa tidak sesuai dengan standar gizi yang ditetapkan pemerintah.

Ia juga menyertakan foto hidangan yang hanya berisi keripik tempe dan gorengan telur tepung dengan porsi sangat minim.

"Mohon ditindaklanjuti untuk SPPG Tipe 2 dan sekolah-sekolah terkait.

Katanya ada keterlambatan bahan baku, tapi kan nggak masuk akal," tulis Johan dalam laporannya di ULAS.

Menanggapi laporan tersebut, Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) Solo turun tangan.

Koordinator SPPI Solo, Priyo Widyastoko, mengungkapkan bahwa pihaknya bersama Wakil Wali Kota Solo telah meninjau langsung dapur SPPG yang diduga menyajikan menu tidak sesuai standar.

Menurut Priyo, pihak penyedia berdalih menu sederhana itu disebabkan kendala pasokan bahan baku.

Meski demikian, SPPI menegaskan agar seluruh dapur penyedia makanan bergizi di Solo tetap menjaga kualitas dan keseimbangan gizi menu MBG.

Ia menyarankan agar tidak memberi menu instant dalam MBG.

Priyo juga meminta dapur SPPG tidak memberikan menu instant.

“Sudah-sudah saya (wanti-wanti) jangan pakai yang kayak gitu. Kalau mau keripik tempe diolah sendiri. 

Kalau (menu yang dikeluhkan) itu pabrikan kan," katanya saat dihubungi, Sabtu (4/10/2025).

Lebih lanjut, pihaknya akan terus mengawasi semua dapur SPPG di Solo agar menjaga kualitas menu agar tidak terjadi keracunan.

“Ini juga sebagai antisipasi agar tidak ada kasus keracunan MBG. "Pengawasan (dapur).

SPPI kan di dapur disediakan mess, memang harus stand by di situ sampai memang benar-benar autopilot," tambahnya.

Sementara itu, Pengurus Yayasan Ziyadatul Iman At Tamamiyah yang merupakan penyedia MBG Tipes 2 mengakui hal tersebut.

Kukuh Waskito, pengurus Yayasan Ziyadatul Iman At Tamamiyah menjelaskan bahwa kekurangan standar gizi menu MBG terjadi karena keterlambatan suplai daging ayam. 

Menurut Kukuh, SPPG terpaksa mengganti menu dengan bahan yang tersedia untuk mencegah risiko keracunan akibat bakteri salmonella.

 "Hari ini sebenarnya menunya ayam.

Tapi karena suplai ada permasalahan, daging fresh yang dikirim begitu sampai di depot sudah bau semua.

Jadi kita ganti semuanya," kata Kukuh.

Kukuh mengatakan ada 300 kilogram daging yang terpaksa dibuang karena distributor utama mengalami keterlambatan.

Sehingga pihaknya mencari alternatif dari UMKM daging ayam. 

Namun, Kukuh menduga proses penyembelihan tidak sesuai standar sehingga daging cepat busuk.

Akhirnya ia memilih untuk memakian telur dan gorengan crispy.

"Setelah disembelih, pengirimannya tidak pakai pendingin.

Jadi sekitar tiga jam ayam sudah bau. 

Meskipun dimasak tetap bau," jelasnya.

"Kita batalkan (menu ayam) lalu akhirnya diganti telur (gorengan krispi porsi minim yang ada di foto).

Ya gimana caranya bisa tetap mengirimkan, akhirnya menunya jadi kurang maksimal," tandasnya. (waw)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved