Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

PSIS Semarang

"Ini Menyakitkan" Pihak David Glenn Kecewa PSIS Batalkan Kesepakatan Meski Harga Sudah Deal

Pihak David Glenn bos Malut United yang mencoba membeli PSIS Semarang merasa dibohongi dalam proses negosiasi.

Penulis: Val | Editor: rival al manaf
TRIBUN JATENG/REZANDA AKBAR
KEPUTUSAN SEPIHAK - Asghar Saleh, Asisten Manajer Malut United. Pihak Malut United hingga saat ini mempertanyakan alasan PSIS batal diakuisisi, dan itu keputusan sepihak dari PT Mahesa Jenar Semarang. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Pihak David Glenn bos Malut United yang mencoba membeli PSIS Semarang merasa dibohongi dalam proses negosiasi.

Hal itu diungkapkan oleh Asghar Saleh, Asisten Manajer Malut United pada Minggu (16/11/2025).

Ia bahkan terkejut dengan kabar pembatalan itu datang melalui media sosial, bukan dari manajemen PSIS Semarang yang datang secara langsung.

Baca juga: Joni Sebut Ada Calon Investor Baru PSIS, Pengusaha Wanita Asal Semarang, Siapakah Dia?

Baca juga: Akuisisi PSIS Tiba-tiba Batal, Asisten Manajer Malut United: Kami Merasa Dibohongi

DAVID GLENN - David Glenn (kiri) pengusaha di sektor tambang, seorang manajer PT Mineral Trobos Group yang sudah akuisisi saham PSIS Semarang dari Yoyok Sukawi.
DAVID GLENN - David Glenn (kiri) pengusaha di sektor tambang, seorang manajer PT Mineral Trobos Group yang sudah akuisisi saham PSIS Semarang dari Yoyok Sukawi. (kolase Tribun Timur/Tribun Kaltar)

Asghar Saleh, Asisten Manajer Malut United, menyampaikan bahwa proses yang selama ini berjalan intensif bersama PT Mahesa Jenar Semarang pemegang saham PSIS dibatalkan secara sepihak tanpa penjelasan resmi apa pun.

Menurut Asghar, seluruh negosiasi yang sudah dilakukan hampir mencapai garis akhir.

Ia mengaku baru mengetahui pembatalan itu pada Sabtu (15/11/2025) pagi melalui unggahan di media sosial berisi pers rilis pembatalan rencana penjualan saham PT MJS–PSIS Semarang.

Asghar menuturkan tidak ada pertemuan, tidak ada pemberitahuan formal, bahkan komunikasi dengan pihak Mahesa Jenar terputus dalam tiga hari terakhir sebelum kabar itu muncul.

“Kami diberitahu proses itu batal tanpa penjelasan. Tidak ada pertemuan resmi sebagaimana saat memulai negosiasi. Sampai hari ini kami tidak tahu alasannya,” kata Asghar, Minggu (16/11/2025).

Ia menjelaskan bahwa negosiasi selama beberapa pekan terakhir berjalan baik.

Kedua pihak beberapa kali bertemu dan bersikap terbuka. 

Kesepakatan penting mengenai harga saham bahkan telah dicapai.

Yang tersisa hanyalah detail teknis tentang mekanisme pembayaran, apakah dilakukan sekaligus atau bertahap.

“Secara prinsip sudah tidak ada masalah. Harga sudah deal. Yang tersisa hanya teknis pembayaran,” ujarnya.

Asghar menyebut draf perjanjian sudah disiapkan oleh notaris yang ditunjuk pihak Mahesa Jenar.

Pihaknya tinggal menunggu penandatanganan untuk meresmikan pemindahan saham.

Namun tiga hari sebelum pembatalan, komunikasi mulai sulit.

Asghar mengaku berkali-kali mencoba menghubungi jajaran Mahesa Jenar, tetapi tidak mendapat respons jelas.

Hingga akhirnya pesan pembatalan disampaikan melalui staf, disusul rilis publik yang ditandatangani Joni Kurnianto selaku juru bicara PT Mahesa Jenar Semarang.

Dalam rilis itu, disebutkan bahwa pembatalan dilakukan karena tidak tercapainya titik temu pada beberapa aspek material.

“Membaca rilis itu, kami menduga ada proses lain yang juga berjalan. Seperti Mahesa Jenar bernegosiasi dengan pihak lain. Rangkaiannya terlihat dari puzzle yang kami temukan belakangan,” ujar Asghar.

Ia menilai sikap itu tidak sejalan dengan komitmen awal ketika pihak Malut United datang ke Semarang untuk membicarakan akuisisi.

Asghar menegaskan pihaknya tidak membawa agenda bisnis ataupun politik tertentu. 

Hubungan Malut United dan PSIS, ujarnya, dibangun dari kedekatan emosional sejak persaingan di Liga 2 beberapa tahun lalu.

“Ini menyakitkan. Kami merasa dibohongi. Pertemuan sudah beberapa kali, harga sudah sepakat, hal-hal teknis pun tinggal dirapikan,” ujarnya.

Selama proses negosiasi, Asghar mengatakan pihaknya sempat ikut menalangi kebutuhan operasional PSIS, mulai dari gaji pemain, pelatih, staf, biaya tandang, hingga persiapan pertandingan. Totalnya sekira Rp700 juta.

“Dana itu sudah kami minta kembali dan telah dikembalikan, karena ternyata proses ini tidak dilanjutkan,” katanya.

Ia menambahkan bahwa struktur tim sudah mereka siapkan mengikuti rencana awal akuisisi.

Tim pelatih dibentuk, jadwal latihan disusun, hingga koordinasi dengan kepolisian terkait izin pertandingan telah dilakukan.

“Semua sudah on the track, lalu mendadak dibatalkan. Kami tidak siap menerima keputusan ini,” ujar Asghar.

Hingga berita ini diturunkan, Asghar menyebut pihaknya belum menerima surat resmi apa pun dari Mahesa Jenar terkait pembatalan negosiasi.

Seluruh informasi yang ia terima bersumber dari pesan pribadi, komunikasi informal, dan unggahan resmi di media sosial.

Asghar mengatakan Malut United membutuhkan waktu satu hingga dua hari untuk memetakan ulang situasi dan menentukan langkah selanjutnya.

“Kami reset ulang dulu. Kami perlu memahami apa yang sebenarnya terjadi,” katanya.

Sementara itu, hingga berita ini diterbitkan, Mahesa Jenar belum memberikan pernyataan resmi tambahan mengenai alasan pembatalan akuisisi tersebut. (Rad)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved