Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Persijap Jepara

"Persijap Tak Pantas Main di Super League" Mario Lemos Sambat Kualitas Anak Asuhnya di Bawah Level

Setelah Persijap Jepara kembali tumbang dari Semen Padang FC, pelatih Mario Lemos menyampaikan evaluasi

Penulis: Lyz | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG/Tito Isna Utama
PERSIJAP JEPARA - Sosok Pelatih Persijap Jepara, Mario Lemos saat ditemui di Stadiom Gelora Bumi Kartini (GBK) Kabupaten Jepara. 
Ringkasan Berita:
  • Mario Lemos menilai sejumlah pemain Persijap Jepara belum siap bersaing di level kompetisi saat ini.
  • Persijap kembali menelan kekalahan 1-2 dari Semen Padang FC setelah bermain dengan 10 pemain.
  • Lemos menyoroti kesalahan mendasar dan kualitas individu pemain sebagai akar persoalan tim.

 

TRIBUNJATENG.COM, JEPARA – Setelah Persijap Jepara kembali tumbang dari Semen Padang FC, pelatih Mario Lemos menyampaikan evaluasi tegas mengenai performa para pemainnya.

Menurutnya, sejumlah pemain belum memiliki kesiapan yang cukup untuk bersaing di kompetisi kasta tertinggi musim ini.

Dalam laga pekan ke-13 Super League 2025–2026 yang berlangsung di Stadion Gelora Bumi Kartini, Persijap harus tampil dengan 10 pemain dan akhirnya kalah 1-2.

Meski demikian, Lemos menilai persoalan yang dihadapi timnya bukan sekadar kartu merah, melainkan kualitas individu pemain yang belum mampu memenuhi tuntutan pertandingan.

Lemos menyebut kesalahan teknis sederhana kerap berulang dan memengaruhi hasil di setiap laga.

Ia juga mengungkapkan rasa prihatin terhadap beberapa pemain muda yang sebenarnya belum siap berlaga di level profesional, tetapi terpaksa harus beradaptasi cepat karena kebutuhan skuad.

“Masalah sebenarnya salah satunya adalah kualitas.

Kami tidak bisa memaksakan pemain untuk naik ke level yang berbeda.

Kesalahan mendasar itu terjadi terus di pertandingan,” kata Lemos kepada Tribunjateng, Kamis (20/11/2025).

Baca juga: Sosok Jafri Sastra Kandidat Kuat Pelatih Baru PSIS Semarang


Lemos mengaku kasihan terhadap beberapa pemain yang sebetulnya belum siap tampil di level liga profesional tetapi harus dipaksa beradaptasi cepat demi kebutuhan tim.


“Berat untuk mereka. Pelatih juga kasihan karena harus memaksa mereka naik level, padahal beberapa dari mereka belum bisa di level ini,” jelasnya.


Menurutnya, bahkan jika Persijap memiliki kualitas lebih baik sekalipun, bermain dengan 10 pemain tetap menjadi tantangan berat dan kondisi semakin sulit ketika pemain yang kualitasnya masih berkembang harus berduel dengan lawan yang lebih matang.


“Ketika kami punya kualitas pun, bermain 10 orang itu sangat sulit.

Apalagi dengan kualitas yang masih kurang dan kehilangan satu pemain, masalah jadi double,” ujarnya.


Mario Lemos menilai perbedaan kualitas antar tim sangat terlihat pada efektivitas penyelesaian akhir. 


Semen Padang hanya memiliki dua tembakan tepat sasaran namun semuanya berbuah gol. 


Sementara Persijap menciptakan banyak peluang, tetapi tidak satu pun yang dapat dikonversi menjadi gol tambahan.


“Lawan kami punya shot on target cuma dua tapi bisa gol. Kami punya banyak peluang tapi tidak ada yang masuk,” ucapnya.


Evaluasi keras ini menunjukkan bahwa Persijap tidak hanya menghadapi problem kedisiplinan dan mental, tetapi juga menghadapi persoalan fundamental dalam kualitas skuat. 


Banyaknya kesalahan individu, buruknya penyelesaian akhir, dan ketidaksiapan pemain tampil di level tinggi menjadi pekerjaan besar bagi tim.


Kekalahan ini memperpanjang catatan negatif Persijap yang telah mengalami tujuh kekalahan beruntun. 


Ke depan, Persijap dituntut melakukan pembenahan serius jika ingin keluar dari tren buruk dan kembali bersaing di kompetisi. (Ito)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved