Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Teknologi

Kecerdasan Buatan Sora 2: Batas Baru antara Imajinasi dan Realitas Digital

Sejak pertama kali muncul, Kecerdasan Buatan atau artificial intelegence (AI) generatif telah mengubah cara kita bekerja dan berkreasi.

Penulis: Raf | Editor: raka f pujangga
KOMPAS.COM/ISTIMEWA
ILUSTRASI AI: Ilustrasi artificial intelligence. (Kompas.com/Sharda University) 

Ini berarti dialog, efek suara lingkungan, dan backsound tidak perlu lagi ditambahkan secara terpisah, melainkan terintegrasi secara alami sejak awal.

Konsistensi Multi-Shot: Pengguna dapat membuat cerita yang lebih panjang.

Sora 2 diklaim mampu mempertahankan konsistensi karakter dan latar belakang meskipun ada pergantian adegan (multi-shot) dalam satu prompt.

Fitur Cameo: Ini adalah salah satu fitur paling revolusioner.

Pengguna dapat merekam wajah dan suara mereka, kemudian menggunakan AI untuk menyisipkan diri mereka (cameo) sebagai karakter dalam skenario video buatan AI.

Dampak Jangka Panjang AI Video Generatif

Kehadiran teknologi sekuat Sora 2 tidak hanya memengaruhi industri perfilman atau media sosial, tetapi juga menimbulkan pertanyaan fundamental tentang kreativitas, otentisitas, dan keamanan digital.

1. Demokratisasi Kreativitas

Sora 2 secara radikal mendemokratisasi pembuatan konten video. Biaya dan waktu untuk memproduksi visual berkualitas tinggi—seperti iklan sinematik, film pendek, atau materi edukasi—akan menurun drastis.

Kreator individu dengan ide brilian dapat menghasilkan video setara produksi studio hanya dari sebuah prompt teks.

2. Tantangan Etika dan Keamanan

Dengan kemampuan menghasilkan video super-realistis, batas antara konten asli dan buatan AI semakin kabur.

Hal ini memicu kekhawatiran serius:

Deepfake dan Penyalahgunaan: Fitur Cameo, meskipun revolusioner, berpotensi disalahgunakan untuk membuat deepfake yang menyesatkan atau merusak reputasi.
Hak Cipta (Copyright): Konten apa yang dilatih oleh Sora 2? Bagaimana memastikan video yang dihasilkan tidak melanggar hak cipta karya asli?

Disinformasi: Video berita atau laporan palsu yang terlihat 100 persen otentik dapat menyebar dengan mudah, menantang kepercayaan publik terhadap media visual.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved