Wonosobo Hebat

Rumah Kemasan Wonosobo Makin Ramai, Pelaku IKM Tak Perlu Lagi ke Luar Kota

TRIBUN JATENG/IMAH MASITOH
PRODUKSI KEMASAN - Suasana di ruang produksi Rumah Kemasan Wonosobo, Minggu (2/11/2025). Para operator melakukan proses pembuatan produk kemasan milik industri kecil menengah (IKM) di Wonosobo. 

TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Setelah sekian lama bergantung ke luar kota, kini pelaku industri kecil menengah (IKM) di Wonosobo bisa membuat kemasan produk sendiri.

Setelah lama menunggu, kini Kabupaten Wonosobo memiliki Rumah Kemasan sendiri. 

Layanan di bawah Disnakerintrans Kabupaten Wonosobo ini sudah beroperasi sekira setahun lalu.

Baca juga: TKD Turun Rp64 Miliar, Kepala BPPKAD Wonosobo: Kami Berupaya Jaga Keseimbangan

Rumah Kemasan ini menjadi wadah baru bagi pelaku industri kecil menengah (IKM) dalam mengembangkan desain dan produksi kemasan secara mandiri.

Iman Andi Prasetya, pengelola Rumah Kemasan Wonosobo mengatakan, sejak dilaunching fasilitas ini semakin ramai dimanfaatkan para pelaku IKM, sebagian dari luar kota.

Seperti yang terlihat pada Minggu (2/11/2025). Pagi hari, Rumah Kemasan tampak sibuk.

Suara mesin potong, laminasi, dan offset bergantian terdengar di seluruh ruangan, menandakan aktivitas produksi sedang berjalan. 

Ruang kerja dipenuhi mesin-mesin besar yang rapi berjajar, siap digunakan untuk memproses berbagai jenis kemasan. 

Operator yang berada di depan mesin tampak fokus menjalankan peralatan, memastikan setiap proses berjalan lancar.

“Sejak launching, Alhamdulillah sudah melayani banyak kemasan. Karena kami memang melayani untuk kemasan bagi para IKM,” ujarnya, Minggu (2/11/2025).

Rumah Kemasan ini menjadi salah satu inovasi baru dari Disnakerintrans untuk membantu pelaku usaha kecil di Wonosobo. 

Selama ini, banyak pelaku IKM terpaksa pergi ke luar kota hanya untuk membuat kemasan yang layak jual. 

Yogyakarta dan Semarang menjadi tujuan utama, dengan biaya yang tak sedikit. Kini semua itu bisa dilakukan di Wonosobo.

“Teman-teman IKM misalkan mau membuat kemasan, desainnya seperti apa, kemasannya mau berapa, kami akan berikan gambarannya."

"Ketika mereka sewa alat di sini, bisa diatur, karena memang sudah diatur biaya per jamnya berapa,” jelas Iman sambil menunjukkan ruang kerja yang berisi beberapa mesin besar.

Di ruangan itu, berbagai alat berjejer rapi. Ada mesin laminasi, mesin pon, offset, mesin potong, hingga alat penyegel kemasan. 

20251102 _ Suasana Produksi Rumah Kemasan Wonosobo
PRODUKSI KEMASAN - Suasana di ruang produksi Rumah Kemasan Wonosobo, Minggu (2/11/2025). Para operator melakukan proses pembuatan produk kemasan milik industri kecil menengah (IKM) di Wonosobo.

Baca juga: Diimbau Waspada, 200 KK Dua Dusun di Wonosobo Hadapi Risiko Tanah Bergerak Saat Musim Hujan

Menurut Iman, ada sekira sepuluh alat produksi yang bisa digunakan para IKM. 

Semua alat tersebut bisa dioperasikan oleh operator yang telah disediakan pengelola.

“Di sini hanya sewa alat. Nah, kami sediakan operator yang mereka memang bisa mengoperasikan alat-alat ini. Nanti bayarnya, biaya operator itu teman-teman IKM,” katanya.

Para pelaku IKM yang datang biasanya membawa bahan sendiri, setelah mendapat rekomendasi jenis dan tempat pembelian dari pihak Rumah Kemasan.

“Rata-rata IKM ke sini bilang, saya ingin desain seperti ini. Nanti kami buatkan."

"Setelah itu kami beri referensi bahan, bahan ini beli di sini. Biasanya mereka bawa sendiri. Jadi kami hanya merekomendasikan untuk pembelian bahan,” tutur Iman.

Salah satu produk yang kini tengah digarap adalah kemasan kopi Wonosobo.

“Kami ingin bikin brand Kopi Wonosobo. Kami sudah ambil kopi arabica dari Bismo dan Wadaslintang."

"Jadi mereka pakai kemasan ini dan kami sediakan juga kemasan macam-macam,” ujarnya.

Menurut Iman, biaya produksi di Rumah Kemasan relatif lebih murah dibanding mencetak ke luar kota.

“Daripada mereka harus ke Yogyakarta, di sini lebih murah kalau dibandingkan dengan mereka cetak sendiri ke sana,” lanjutnya.

Hingga saat ini, Rumah Kemasan telah melayani berbagai jenis produk mulai dari kemasan rokok, stiker, cotton bud, hingga kemasan tersier untuk dus besar.

Beberapa IKM bahkan rutin memesan ulang setiap bulan.

“Kayak rokok itu ada empat perusahaan. Itu rata-rata per bulan mereka repeat order,” jelasnya.

Baca juga: Kisah Awal Mula Nama Mie Ongklok Wonosobo Yang Kini Jadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia

Menariknya, Rumah Kemasan juga menjadi tempat belajar dan berkumpul bagi pelaku industri kreatif di Wonosobo.

Di lantai dua tersedia ruang podcast, co-working space, serta ruang digital marketing yang bisa digunakan untuk promosi produk.

“Ada ruang podcast, ruang untuk fasilitasi mereka digital marketing, ada ruang pertemuan, dan co-working space. Di atas juga ada kafe akan mulai beroperasi," kata Iman.

Selain layanan kemasan, Rumah Kemasan Wonosobo juga aktif menggelar kegiatan seperti pelatihan BLK, lomba e-sport, hingga event kopi setiap akhir pekan. 

Tujuannya, agar masyarakat tahu bahwa tempat ini bukan hanya untuk kemasan, tapi juga ruang kreatif terbuka untuk siapa saja yang ingin belajar usaha.

Potensi IKM di Wonosobo cukup besar. Sekira 79 persen di antaranya bergerak di bidang makanan dan minuman, sektor yang sangat bergantung pada tampilan kemasan untuk menarik pasar.

“IKM Wonosobo itu sangat potensial, karena tipikal orang sini konsumtif. Industri makanan dan minuman itu paling berkembang,” jelas Iman.

Karena itu, keberadaan Rumah Kemasan Wonosobo dianggap sangat membantu pelaku usaha lokal.

“Insya Allah sangat membantu. Karena kami bisa fasilitasi desain, kasih rekomendasi bahan."

"Kalau di sini nggak bisa dikerjakan, kami rekomendasikan ke luar,” ujarnya.

Meski fasilitas sudah cukup lengkap, Iman berharap Rumah Kemasan terus berkembang. Salah satunya dengan menambah alat untuk standing pouch dan memperkuat layanan digital.

“Harapan kami , industri kecil bisa memanfaatkan Rumah Kemasan semaksimal mungkin dengan fasilitas yang ada."

"Karena berdirinya Rumah Kemasan Wonosobo ini untuk memfasilitasi teman-teman industri kecil,” tandasnya. (*)